Senin, 11 November 2019

Liburan Singkat ke Yogyakarta & Solo

Yogyakarta cukup dekat dari Jakarta dan biayanya relatif tidak mahal jadi cocok untuk jalan-jalan iseng. Yang terpenting, Yogyakarta memiliki banyak wisata baru yang walau sederhana tapi cukup ok untuk dikunjungi, fasilitas jalanan ke lokasi wisata sudah mulus tapi sarana di fasilitas wisata banyak yang masih sederhana.
Saya terakhir tahun lalu ke Yogyakarta dan kali ini kesini lagi...hhmm kemana yah.
Kami menyusun itinerary hari Sabtu ke Solo lalu balik Yogya ke candi Boko dan dinner di Prambanan. Hari Minggu tadinya mau main di area kaki merapi tapi karena berita merapi sedang mengeluarkan asap maka kami paginya kami ubah ke Kalibiru dan sorenya setelah melihat berita aman baru ke area kaki merapi yaitu ke Lost Word Castle dan Stonehenge Cangkringan.o

Jumat, 8 November 2019
Kami tiba di Yogyakarta jam 21.30 malam. Pesawat GA terbang tepat waktu dari Terminal 3 yang gate keberangkatannya lumayan jauh. Makanan di pesawat lumayan ok, dapat donut KrispyCream tapi tempat duduk terasa sempit sekali terutama pada jarak antar bangku ditambah penumpang "tidak berperasaan" yang duduk di depan saya, sandaran bangku dia turunkan maksimal. Pramugari saya bilangin saat makan agar bilangin penumpang depan, kayaknya belaga lupa karena takut padahal tuh orang tampaknya sudah tidak tidur.
Kami di bandara dijemput driver yang sudah kami book, kenalan rekan kerja kami, lalu kami langsung diantar ke Ibis Malioboro dan langsung istirahat.

Sabtu, 9 November 2019
Hari hari raya Maulid Nabi, jalanan dimana-mana ramai terutama malam harinya di Malioboro....asli penuh manusia! Mereka tampaknya cuma sekedar jalan-jalan kesana kemari aja....tidak tampak belanja apalagj nongkrong di angkringan.
Acara pagi ini kami awali dengan pergi ke Solo. Perjalanan cukup lumayan, 2 jam dari Yogya. Tujuan pertama kami Toko Orient untuk beli bolo Mandarijn. Lalu ke kampung batik Laweyan. Makan siang kami tergusur sampai hampir jam 3 sore...untung ngak ada yang pingsan, kayaknya laparnya bisa terganjal dengan “makan” belanjaan batik Solo.

Candi Ratu Boko
Dari Solo kami balik ke arah Yogya menuju Candi Boko untuk menikmati sunset. Karcis masuk kesini masih sama dengan harga tahun lalu, Rp 40.000/orang.
Pengunjung tampak jauh lebih padat dibanding setahun lalu saya kemari, sepertinya karena hari ini hari libur.

Dinner di Prambanan
Dinner di Rama Shinta Garden Resto dengan latar candi Prambanan memberi kesan tersendiri. Fotonya memberi kesan tak biasa, dimana candi Prambanan tampak gemerlap dan cantik, melatari foto.
Harga makanan buffee disini Rp 145.000/orang. Kami beruntung tidak reservasi bisa dapat bangku yang menghadap Prambanan.
Jika hanya mau dinner tanpa menonton Rama Shinta Ballet, sebaiknya reserve dan jika mau agak sepian reserve untuk jam 7 malam saat pertunjukan sudah mau mulai.
Kami nongkrong disini sampai jam 20.30 sehingga tinggal meja kami satu saja yang ada di area ini he...he...

Dari sini kami menikmati macet yang parah buanget di area sekitar malioboro. Pemandangan padat manusia sepanjang malioboro seperti yang saya ungkapkan h awal cerita lumayan bikin shock dan jadilah nginep di Malioboro tapi tidak jalan-jalan kaki di Malioboro.

Minggu, 10 November 2019
Acara pagi diawali dengan kunjungan ke RS Betesda. Ngapain? He..he..bukan acara wisata tapi nemenin Mery ganti perban. Tapi saya dan eva cuma nunggu di mobil (tapi nanti senin sore, giliran si eva yang nemenin mery ke igd di Jakarta), serem ke igd karena suka banyak yang lagi cengap-cengap. Si fery aja yang nemenin, tapi katanya nunggu diluar, kagak jadi di-video-in....

Kalibiru
Dari tempat ini kami ke Kalibiru, jalanan sudah diaspal rapih tapi jalanan di dekat lokasi lumayan curam dan menukik. Harus pakai mobil yang kuat dan supirnya kudu canggih.
Dari area parkiran, kita harus jalan kali menjaak sejauh 200m atau jika mau naik ojek juga bisa, hanya bayar Rp 5000. Saya pilih jalan kaki aja, takut kalo naik motor nanjak.
Di Kalibiru banyak spot foto yang instragamable dan banyak yang agak ekstrim tapi dari pengelola sudah berusaha menyediakan fasilitas pengaman tapi kelihatannya dipakaikan tali di badannya.
Saya di tempat ini hanya berfoto di area sofa karena ini yang paling gampang, hanya melalui beberapa anak tangga untuk menuju ke spot foto ini.
2 teman kami yang saat datang naik ojek saat keatas tapi hanya 1 aja yang balik naik ojek lagi. Kali ini yang jemput cewe agak muda naik motor bebek...haduh stress saya sih. Mendingan jalan kaki.

Stonehenge Cangkringan
Setelah makan siang di mang engking, perjalanan kami beralih kembali ke itinerary awal, mengunjungi tempat wisata di kaki gunung merapi karena kami cari berita tentang asap Merapi dan tampak sudah aman.
Stonohenge letaknya satu area dengan Lost Word Castle, hanya sekitar 200 dari sino lalu belok kanan. Karcis masuk Rp 15.000 orang dan parkir mobil Rp 5000. Sayang saat kami datang lagi hujan gerimis jadi fotonya tidak bisa lama-lama.
Stonehenge ini bukan asli seperti yang di Inggris yah yang peninggalan di masa lalu. Ini buatan masa kini yang terinspirasi dari aslinya dan katanya dibuat dari bebatuan yang ada saat erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu dan diresmikan tahun 2016.

Lost Word Castle
Tempat yang berlokasi di kaki gunung Merapi yang katanya termasuk zona rawan bencanaini, memiliki tempat wisata yang unik. Tempatnya tidak terlalu besar tapi cocok untuk yang mau foto-foto dengan berbagai gaya seperti naik balon terbang, naik tangga surga, motor terbang. Tiket masuknya Rp 30.000/orang.
Foto lokasi ini bagusnya turun ke bawah tapi karena saat itu hujan, jadi kami hanya berfoto-foto di area atas.

Dari tempat ini kami balik ke arah Yogya, mampir sementar ke Batik Rumah yang kualitas nya tampak baik dan harganya cukup terjangkau. Baju terusan wanita rata-rata sekitar Rp 200 ribuan saja.
Dari sini kami makan mie yogya mbah gito, tapi sekarang harganya tidak semurah dulu lagi, sekarang Rp 30.000/porsi!
Lalu kami lanjut mau nyoba sate klatak nya pak Pong...turun dari mobil, bau embe nya udah bikin mabok. Kami hanya pesan seporsi tapi ternyata asin...ha..ha...sate klatak tuh ternyata daging kambing muda nya digarami sebelum dibakar lalu dimakan dengan bumbu kuah...pantas asin.
Malam ini pengalaman makannya jauh banget tidak keren dibanding sabtu kemarin, bukan di rasa makanannya tapi fasilitas tempatnya yang kurang keren.
Kami balik ke hotel dan malioboro tampak tidak terlalu ramai. Kami langsung masuk kamar. Hhmm, kami 3 cewe menginap di malioboro tapi sama sekali kagak jalan-jalan di sepanjang malioboro.

Senin, 11 November 2019
Hari ini acaranya hanya naik kereta dari jam 9 pagi sampai setengah 5 sore.
Gerbongnya luxury sih...tapi nyampe stasiun Gambir lebih lama beberapa detik dari gerbong eksekutif he..he...karena gerbong luxury paling belakang.
Cukup lama perjalanan dan nulis artikel ini ampe selesai aja masih bisa sambil tidur, ngobrol dan bengong-bengong.

Oleh Kumala Sukasari Budiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.