Seperti tahun lalu, bulan April ini adalah jadwal nya ceng beng an ke Cilacap namun kali ini berbarengan dengan libur panjang Idul Fitri.
Kereta api Purwojaya yang menjadi andalan kami kalau ke Cilacap saat ini ada 2 trip tambahan...he..he..tapi tiket balik nya laku keras. Untung kami sudah membelinya sebulan sebelum keberangkatan jadi masih dapat yang tanggal 4 pas sesuai jadwal (saat itu yang tanggal 5 sudah habis) dan seminggu setelahnya saya lihat beneran sudah habis.
Jadwal yang kami pilih kali ini sebenarnya kurang nyaman karena 2 malam tidur di kereta, berangjat tanggal 3 malam dan tiba subuh jam 2 30 di Cilacap, lalu balik tanggal 4 malam dan tiba subuh jam 2 di Jakarta. Soalnya kalau pilih pulang yang lebih siang kali ini jam 2 siang, tidak seperti jadwal tanpa kereta tambahan jam 3 siang....agak rawan pilih jam 2 siang karena terburu-buru.
Kami tiba di stasiun Gambir lebih awal sehingga sempat nikmati Starbuck dulu dan kami daftar scan wajah buat masuk gate.
Wihh canggih juga, cukup hadapkan wajah ke kamera dan pintu terbuka. Katanya penumpang 3 jam sebelum keberangkatan yang bisa masuk lewat gate ini.
Kami naik keatas peron jam 8.30 malam dan kereta Purwojaya baru sampai dan sedang dibersihkan.
Kereta kami berangkat jam 9 malam melewati stasiun Jatinegara, Bekasi, Cirebon, Purwokerto, Kroya, Gumilir, Maos dan terakhir stasiun Cilacap yang merupakan tujuan kami.
Kereta berangkat tidak penuh penumpangnya dan kereta ngebut super kencang setelah stasiun jatinegara sampai Cirebon dan lanjut ngebut lagi sampai Purwokerto....lalu di stasiun Kroya lokomotif dipindah ke belakang karena arah kereta yang terbalik untuk menuju ke stasiun Cilacap.
Di kereta kami sempat makan Bakso Enak dan rasanya beneran enak cuma micin nya lumayan berasa aja, boleh dibeli lagi nanti tapi sayangnya kalau makan ini harus naik kereta he..he.. si bakso ini ngak bisa di foto karena makannya jam 10 malam saat lampu kereta diredupkan.
Kami tiba di Cilacap jam 2.35 pagi dan disuguhi pemandangan kereta ketel Pertamina.
Ini ketel isinya apa yah....pas cari tahu ternyata avtur akan dibawa ke bandara Solo dan Semarang. Avtur ini di produksi Pertamina Cilacap yang merupakan kilang terbesar nya Pertamina yang memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% BBM pulau Jawa.
Kami lalu dijemput oleh driver mobil rental dan telat, ngak tahu kenapa bisa-bisanya dia telat. Lalu kami check in di Hotel Dafam.
Kami berangkat lagi jam 9 pagi setelah sarapan di hotel ke rumah saudara dan lanjut bareng ke bong Kali Angin untuk ziarah ke kuburan engkong. Kuburan disini di bukit sehingga makin tinggi makin susah dijangkau tapi yang tinggi katanya yang bagus.
Walau agak bawah saya merasa sudah susah naiknya jadi dua tahun lalu saya buatkan jalanan kecil.
Setelah ke bong kami makan di restaurant Prapatan yang lumayan enak jika dibanding jaman saya kecil yang saya merasa enak banget...mungkin memang rasanya sudah berubah atau lidah saya yang mulai rewel he...he...
Karena pulangnya masih malam nanti, maka diajaklah kami oleh family disana jalan-jalan ke pantai Kemiren yang lagi viral.
Pantainya bagus dengan pemandangan pulau Nusa Kambangan.
He..he..kok sepi ya pantai nya, katanya lagi viral.
Sepi karena kami jalan sampai ujung kalau agak depan rame banget.
Pantai ini baru buka menjelang libur nataru tahun lalu. Ciri khas pantai ini memiliki deretan pohon cemara dan tanggul yang panjangnya 6 km dan lebar 5m.
Kami lanjut balik ke rumah family dan baru tahu tadi ada gempa loh....dan jam nya persis pas kami lagi di pantai.
Gempa nya berpusat di laut 79 km tenggara Cilacap di kedalaman 64 km pada jam 13.59 dengan magnitue 4.9.
Untung tidak besar dan tanpa tsunami...
Kami balik hotel dan lumayan istirahat dulu 2 jam an tapi ngak berani tidur...karena ketinggalan kereta ini ngak tahu bisa balik nya kapan karena tiket kereta habis sampai beberapa hari kedepan.
Kami sampai stasiun Cilacap jam 7 malam dan kereta kami akan jam 8 malam. Disini belum pakai face gate tapi baru bisa pakai e boarding pass aja.
Inilah penampakan kereta apai Purwojaya dari Jakarta yang tiba di stasiun Cilacap dan selanjutnya kereta ini yang akan membawa kami ke Jakarta.
Ada satu kebiasaan yang dilakukan petugas kereta yang baru saya tahu, nomor gerbong diubah nih di stasiun Cilacap yang awalnya tiba di depan kereta no 9 diubah jadi no 1 sehingga sampai di Jakarta yang di depan kereta no 1.
Kereta full penumpang tanpa bangku kosong saat di Purwokerto. Untung ngak ada penumpang yang ajaib dan kali ini kami bebar-benar pulas walau kereta melaju sangat kencang.
Kami tiba di Jakarta jam 2 pagi dan beli di bungkus CFC yang sudah lama tidak kami coba....sampai rumah beres-beres dan makan sebelum lanjut tidur sampai siang.
Oleh Kumala Sukasari Budiyanto