Rabu, 24 November 2010

Pesona Ancol untuk Indonesia dan Dunia

Empat puluh lima tahun yang lalu area ini masih berupa lahan tidak terurus seperti tempat jin buang anak. Seiring berjalannya waktu, area ini berkembang secara bertahap dan berkesinambungan menjadi area wisata kelima terbesar di Asia. Semua warga Indonesia, baik anak-anak, orang dewasa bahkan manula pasti mengenalnya. “Ancol, kapankah pesonamu juga bertebaran ke seluruh penjuru dunia?”


Berawal dari visi Presiden pertama RI, Bung Karno yang tercetus pada tahun 1965 untuk membuat tempat wisata terpadu diatas tanah bekas rumah peristiratan Jenderal Hindia Belanda, Adriaan Valckenier di tepi pantai utara Jakarta yang kondisinya sudah tidak terawat, kotor, kumuh, dipenuhi lumpur dan air sungai ciliwung, dibangunlah Ancol pada tahun 1966, pada masa Gubernur Ali Sadikin. Pembangunan dilakukan bekerjasama dengan begawan bisnis property Indonesia, Ir. Ciputra yang saat itu masih memulai kariernya.


Kerjasama yang baik antara pemerintah dan swasta ditambah dengan kepiawaian Ir. Ciputra yang mahir merubah daerah yang tidak pernah dilirik orang menjadi daerah yang berkembang, terciptalah kawasan wisata terpadu Ancol seluas 552 ha.


Sejak awal berdiri, Ancol menjadi tempat wisata utama di Jakarta. Saya sebagai warga Jakarta mengenal Ancol sejak kecil. Sekitar tiga puluhan tahun yang lalu, saat saya masih anak-anak, Ancol masih sederhana dan terkenal dengan pantai dan atraksi lumba-lumbanya. Saya juga beberapa kali mengunjungi area reklamasi pantai yang sekarang sudah menjadi area wisata.






















Ancol di tahun 1980 - foto di area pantai dan area reklamasi pantai (sumber : dokumen pribadi).











Saya tidak pernah bosan minta kepada papa untuk jalan-jalan ke Ancol, menonton atraksi lumba-lumba atau sekedar bermain di tepi pantai dengan menyewa tenda. Kenangan tentang Ancol di masa kanak-kanak melekat bukan hanya dalam diri saya tapi juga anak-anak Indonesia lainnya yang saat ini sudah dewasa.














Ancol di tahun 2000 - foto di gelanggang samudera, atraksi tinju simpanse dan atraksi singa laut (sumber : dokumen pribadi).












Selama berjalannya waktu, manajemen Ancol terlihat tidak berdiam diri. Ibarat pepatah sedikit demi sedikit menjadi bukit, Ancol secara berkesinambungan menambah jenis rekreasi dan juga memperbaharui rekreasi yang ada.


Saat ini di Ancol sudah tersedia tempat-tempat wisata sebagai berikut pantai dan taman (Pantai Festival, Indah, Elok, Ria, Carnival Beach Club) dan Danau Impian, sepanjang kurang lebih 5 km, dengan promenade sepanjang 4 km, Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, Ocean Dream Samudera/Gelanggang Samudera, Seaworld, Putri Duyung Cottages, Padang Golf Ancol, Marina (dermaga kapar pesiar), Pasar Seni, Pulau Bidadari, Kios Retail, Hailai Executive Club, Kereta Gantung, Bowling, Wisata Kuriner. Selain itu di kawasan Ancol juga terdapat hotel dan real estate.




Ancol juga melakukan pembaharuan pada beberapa area, Gelanggang Samudra belum lama ini dirubah menjadi Ocean Dream Samudera dengan konsep yang lebih modern, mengkombinasikan atraksi lumba-lumba dengan stuntman show “Scorpian Pirates”.
Dalam perkembangannya, Ancol tetap berjalan sesuai visi awal pendirian, tidak meniru-niru konsep negara lain dan tidak tertarik membangun tempat judi. Kekayaan budaya nusantara juga terpelihara di Ancol melalui Pasar Seni yang juga banyak memberi sarana bagi seniman Indonesia untuk berkreasi.











Ancol saat ini - foto area pantai dengan


pemandangan kereta gantung dan panggung maksima dunia fantasi (sumber : wikipedia).
















Pengunjung Ancol dapat dikatakan ramai terutama pada hari libur. Headline berita selalu membicarakan membludaknya pengunjung Ancol pada saat liburan, mereka datang dari sekitar Jakarta maupun luar kota. Beberapa warga luar kota yang berlibur ke Jakarta merasa tidak lengkap jika tidak mengunjungi Ancol.
Namun, apakah pesona Ancol sebenarnya sudah tercuri oleh merebaknya mal-mal di Jakarta yang selain menyuguhi tempat berbelanja juga area bermain, hiburan dan bahkan fitness center, serta semaraknya promosi ”SALE”.


Suasana dan jenis wisata yang ditawarkan Ancol, sangatlah berbeda dengan yang ditawarkan mal-mal di Jakarta. Ancol tidak sekedar menawarkan sarana rekreasi tapi rekreasi yang dikemas dalam unsur alam yaitu pantai, flora dan juga fauna, sedangkan di mal tidak ada nuansa alam yang disediakan. Sebaliknya keberadaan mal-mal di Jakarta dapat berkalaborasi dengan Ancol untuk menarik wisatawan dengan melakukan program promosi bersama.
Saat ini, faktor yang mempengaruhi datangnya pengunjung adalah transportasi mencakup kemudahan akses, baik kendaraan umum yang tersedia maupun kelancaran lalu lintas, serta faktor harga tiket.
Manajemen Ancol terlihat sudah menyikapi kedua kendala ini dengan memberikan harga tiket masuk lebih murah bagi pengguna kereta dan busway yang selain mengatasi masalah transportasi juga usaha mengurangi polusi di Jakarta serta variasi dan promosi harga tiket.



Tiket masuk Ancol terbagi dalam beberapa kelompok yaitu tiket masuk, tiket masing-masing area wisata dan paket beberapa area wisata, memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memilih sesuai kemampuannya. Harga tiket masuk yang relatif terjangkau, membuat semua kalangan dapat masuk ke area Ancol. Pengunjung yang hanya membeli tiket masuk sudah dapat menikmati pantai Ancol dan beberapa area umum lainnya.
Beberapa kalangan masyarakat terlihat belum dapat menikmati semua area wisata Ancol karena harga tiket yang cukup mahal, misalnya harga tiket dunia fantasi pada akhir pekan sebesar Rp 163.000/ orang, setara dengan biaya makan sekeluarga selama seminggu untuk sebagian warga. Harga tiket dunia fantasi memang tidak mungkin dijual murah karena investasi peralatan dan biaya pemeliharaan yang tinggi. Harga tersebut jika dibagi dengan puluhan permainan yang dapat dinikmanti, sebenarnya relatif tidak mahal, namun harga tiket tersebut tetaplah mahal untuk beberapa kalangan. Disisi lain berekreasi ke dunia fantasi adalah impian semua anak Indonesia, beberapa masyarakat yang menyadari hal ini mencoba berbagi kasih anak-anak yang belum dapat berekreasi ke dunia fantasi, misalnya pada tanggal 18 Desember 2010 GBI Puri berbagi kasih dengan mengadakan Natal bersama untuk empat ribuan anak panti asuhan dan anak jalanan di PRJ dan dilanjutkan dengan bermain di dunia fantasi.


Manajemen Ancol juga beberapa kali memberikan diskon agar semakin banyak kalangan masyarakat dapat menikmati area-area wisata dengan harga tiket normal yang tidak murah, misalnya pada ulang tahun Ancol ke-25, tiket masuk dunia fantasi dan atlantis periode 10 Agustus - 7 September 2010 diberikan diskon 50%.
Saat ini semangat Ancol untuk berkembang masih sama dulu, kita dapat melihat Ancol sedang mengembangkan ecopark yang sangat luas, seluas 35 ha, atau setara dengan seperlima area pemukiman perumahan yang cukup besar.


Konsep Ancol yang membaurkan unsur budaya Indonesia, alam dan modernisasi yang sejalan dengan budaya Indonesia, positif menjadi salah satu ikon pariwisata kota Jakarta yang merupakan gerbang kedua terbesar masuknya wisatawan asing setelah Bali, dan Ancol positif untuk maju bersaing dengan tempat wisata sejenis di dunia yaitu Disneyland dan Universal Studio.


Paket-paket wisata Disneyland dan Universal Studio merebak ditawarkan perusahaan tour & travel, termasuk di Indonesia seperti "Paket wisata 4 hari – Hong Kong Disneyland", "Paket wisata 3 hari - Singapore termasuk Tiket masuk Universal Studio".
Perjuangan manajemen Ancol, dukungan pemerintah dan masyarakat dinantikan agar paket wisata dengan ikon Ancol merebak bagaikan jamur ditawarkan oleh travel di luar negeri seperti "Paket liburan hemat 3 hari - Wisata Ancol Jakarta termasuk menginap di Putri Duyung Cottages, "Paket wisata 12 hari - Jakarta (ancol, monas, kota tua), Yogyakarta (borobudur, prambanan, malioboro), Bali (kuta, sanur)".


Oleh, Kumala Sukasari Budiyanto
Artikel ini ditulis untuk diikutsertakan pada Lomba Jurnalistik Ancol 2010

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.