Senin, 28 Desember 2015

Eropa Trip, Jerman & Swiss - Bagian 1 Persiapan

"Ich habe eine Traum, Urlaub mit Weihnachten verschneite Atmosphäre.
Saya memiliki sebuah mimpi, liburan dengan suasana Natal yang bersalju."
Itulah impian saya yang membuat saya memutuskan jalan-jalan ke Eropa. Saya memilih negara Jerman yang pasar natalnya banyak dimana-mana dan juga negara bersalju saat winter. Saya juga memilih Swiss untuk melihat salju abadi di pegunungannya. Negara Belanda juga akan saya kunjungi saat transit.
Untuk meraih mimpi perlu usaha. Menabung uang, nenabung saldo cuti dan tentunya berburu sarana transportasi dan akomodasi yang worthed...maksudnya apa yang kita dapat sebanding dengan uang yang kita keluarkan. Belajar bahasa Jerman, juga saya masukkan dalam daftar to do list sebelum wisata kali ini...walau saat berangkat baru kelas A1.2 di Goethe, ok lah bisa ngomong Jerman dikit-dikit...
Pada artikel bagian ini saya mau cerita bagaimana usaha saya meraih mimpi ini....

Berburu Visa Schengen
Visa Schengen adalah modal utama kita, warga Indonesia yang mau jalan-jalan ke Eropa. Saya memilih mengajukan visa melalui kedutaan besar Jerman karena negara utama yang saya kunjungi dalam trip ini adalah Jerman dan kantornya buka paling pagi jam 07.30 jadi saya ngak perlu cuti.
Jadwal penyerahan aplikasi harus dipesan jauh-jauh hari di web kedutaan https://service2.diplo.de/rktermin/extern/choose_realmList.do?locationCode=jaka&request_locale=en, saya memilih jam 07.30 di tanggal 3 bulan sebelum keberangkatan supaya saya masih banyak waktu untuk berburu tiket pesawat dan kereta.
Saya tiba di kedutaan Jerman yang terletak persis di sebelah hotel Mandarin Oriental, Thamrin, jam 7 pagi. Gerbang masih ditutup dan kita tidak bisa parkir mobil di dalamnya...Untung saya naik taxi.
Saat saya datang sudah ada 2 orang yang datang, belakangan muncul banyak orang...entah mereka kepagian atau bagaimana karena di setiap slot saya lihat hanya 5 orang tiap 30 menit...mungkin juga beberapa dari meteka yang daftar kelompok yang ada slot sendiri.
Menjelang jam 7.30 akhirnya pak satpam akhirnya membuka gerbang, kami yang berdiri di depan pintu dan ngak berdiri minggir di dekat gerbang disuruh baris bareng mereka...rada-radanya disuruh antri ke belakang. Saya protes, ahh dari tadi ngak ada petunjuknya dan saya dan 2 orang ini yang duluan datang loh dan di list booking an yang dibawa pak satpam tertera nama saya dan adik saya di no 1 dan 2... Pak satpam pasrah dan bilang untuk rapih aja berdirinya.
Pengecekan cukup ketat dan lama, tas dibuka-buka dan hp dititip di loker...untung saya tadi ngak pasrah disuruh antri ke belakang...bisa abis waktu ngak jelas.
Proses penyerahan berkas ngak lama dan karena saya isi fotm nya manual, petugasnya jadi yang ngetikin deh. Saat dia ngetik, kita disuruh duduk...di depan loket posisinya kita berdiri seperti beli karcis bioskop. Setelah selesai diketik, kita disuruh tanda tangan, dan scan 10 jari. Kalau foto mereka pakai foto yang kita bawa, beda dengan UK melakukan foto ulang.
Setelah selesai, saya diberkan 1 kertas tanda terima berisi nama saya dan adik saya serta 1 kertas nomor untuk pengambilam paspor dan visa kita. Kertas nomor jangan sampai hilang, karena nomornya sebagai petunjuk bagi petugas untuk mengambil paspor saat pengambilan. Saat saya ambil paspor, ada 1 bapak yang ditolak karena ngak bawa kertas nomornya. Petugas bilang kalau tidak ada nomor maka dia harus bukain paspor yang ada di box satu-satu untuk liat namanya.
Saat yang dinantikan tiba, pengambilam visa...prosesnya cepat, ngak sampai 5 menit...saya ambil paspor saya dan sata lihat visa tertempel. Langsung mata saya melihat ke arah masa berlakunya angka 11...ini 11 hari atau 11 bulan yah? Halah...11 hari...bener-bener pas ditanggal yang saya buat di itinerary. Yah...ngak apa-apa sih tapi kalau dikasih multiple 1 tahun kan lebih enak andai mau jalan-jalam lagi tinggal beli tiket saat promo seperti kalau saya mau je Aussie karena visanya dikasih multiple 3 tahun. Jerman sepertinya memang lagi ketat, mungkin karena saat ini lagi kebanjiran pengungsi.
Syarat dan penjelasan tentang aplikasi visa dapat dilihat di web kedutaan.
http://m.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/01_20Visa_20idn/02schengen/0-schengenvisa.html

Berburu Tiket Pesawat
Sebelum visa keluar, saya sudah berburu melihat web beberapa airline. Pilihan saya adalah KLM karena harga masih terjangkau. Ada juga airline lain yang lebih murah tapi bukan preferensi saya. Ada yang unik dari KLM, harganya turun naik untuk tanggal yang sama, entah dasarnya apa.
Saya sempat syok melihat harga tiket Jakarta-Amsterdam-Berlin dan Amsterdam-Jakarta seharga USD 1245, tapi untungnya saat Jumat sore (Senin siang visa saya keluar) harga tiket turun menjadi USD 1120 dan ada pilihan book usd 20 per tiket untuk harga tersebut. Pergumulan juga...akhirnya saya berdoa deh kalau saya book sore sambil saya makan di satu restaurant di puri mall yang biasanya sinyal jelek bisa lancar maka saya akan book. Eh tumben bisa....dan ngak nyesal deh karena visa keluar dan juga harga ngak ada yang segitu lagi.

Berburu Tiket Kereta
Perjalanan antar negara di Eropa bisa menggunakan pesawat maupun kereta. Saya memilih kereta karena berharap dapat melihat pemandangan.
Untuk naik kereta di Eropa ada tersedia pass tapi kalau naik keretanya tidak banyak maka akan lebih murah beli single tiket. Untuk perjalanan ke dan dari Jerman bisa beli di websitenya DB Bahn www.bahn.de dan belilah 3 bulan dimuka karena harga naik bisa 2 kali lipat kalau beli sudah dekat hari H nya.
Pilihan ada 1st dan 2nd class, saya pilih 1st class karena kalau beli jauh-jauh hari harga tidak terlalu beda.
Jerman terkenal dengan ICE nya tapi sayang trip pertama gagal naik ICE..tripnya yang lama pula, hari setelahnya baru dapat coba. Ada construction work kereta pertama saya diganti IC....hhmmm padahal waktu book sudah cari sebanyak-banyaknya pakai ICE.
Ok...demikian cerita persiapan perjalanan. Oh ya ada satu lagi, untuk transport di dalam kota, Zurich Pass bisa beli online tapi Berlin Welcome Card untuk beberapa warga negara termasuk Indonesia tidak bisa beli online, harus di ticket office.

Oleh Kumala Sukasari Budiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.