Liburan di low season memang asyik, harga tiket dapat murah, bandara tidak penuh sesak.... kali ini kami dapat tiket pp Airasia Jakarta-Kuala Lumpur hanya Rp 388 ribu (belum termasuk airport tax Jakarta). Malaysia trip kali ini, 3-6 Oktober 2012, kami mengunjungi Genting, Melaka dan Kuala Lumpur (Lake Garden, KLCC Tower dan Batu Caves).
Mendarat di LCCT, kami langsung mencari loket tiket aerobus untuk membeli tiket perjalanan dari LCCT ke First World Plaza, Genting harganya RM 35. Kami memilih bis ini dan tidak memilih jalur LCCT-KL Sentral-terminal genting-skyway karena mau mengejar waktu. Sesampainya di First World Hotel kami melakukan check in kiosk setelah mengambil nomor di counter.
Beruntung jalan di weekday dan low season, kalau tidak antrian check-in nya panjang karena hotel ini punya ribuan kamar. Kami juga beruntung karena dapat harga kamar standard yang promo cuma RM 38 per malam. Ukuran kamar hotel kecil tapi cukup untuk tempat istirahat setelah berkeliling Genting. Desain kamar kecil dan kamar mandi terpisah, tidak seperti hotel lain yg biasanya digabung, jadi kalau berdua bisa gantian....cuma karena sangat kecilnya ruang mandi, di dalamnya tidak ada gantungan baju karena kalau digantung di dalam bisa basah.
Selama di Genting kami ke Snow World dan nonton 4D.
Snow World belum lama selesai di renovasi, disana tidak boleh membawa kamera tapi banyak orang yang mencoba-coba mengambil foto dengan kamera sendiri. Pihak Snow World menyediakan jasa foto, menurut saya lebih efisien jika kita minta difoto sebanyak-banyaknya dan kita membeli softcopy nya, kami beli 15 softcopy foto seharga RM 125....harganya hampir 3x harga kamar promo First World Hotel yang kami dapat, tapi ini lebih murah daripada membeli foto yang dicetak.
Setelah itu kami nonton 4D, film yang diputar malam itu adalah Haunted Mine....agak membuat jantungan tapi seru, ceritanya kita diajak ke area bekas penambangan, sebelum masuk aja kita sudah dikejutkan dengan beberapa adegan, yang paling mengagetkan dipatok ular....adegan berikutnya adalah seolah-olah kita lagi naik kereta pertambangan yang jalannya seperti roller coaster ditambah beberapa adegan mengejutkan.......kalau kita inget itu cuma film kita tidak takut tapi kalau sudah terbawa suasana, sekali-kali kaget juga sampai sempat memejamkan mata....ha...ha... Harga nonton ini relatif murah hanya RM 8 tapi cuma sebentar, paling 10 menit...yah cukuplah 10 menit untuk melatih jantung... Tiket di First World Plaza bisa dibeli per ride di counter-counter yang letaknya tidak jauh dari tempat permainan jadi kami tidak membeli paketnya.
KUALA LUMPUR
Keesokan harinya, kami ke Kuala Lumpur dengan rute skyway-terminal genting-KL Sentral-Bukit Bintang. Oh ya ada satu hal yang unik, check out di First World Hotel hanya memasukkan kartu kunci kamar di mesin check-out kiosk....sistem saling percaya banget, mereka tidak ngecek kamar dan kita juga tidak diberikan slip tanda terima sudah check-out, hanya ada tulisan thank you saja di layar mesin.
Setelah kami sampai di Bukit Bintang untuk check in Hotel Season View di Jalan Alor dekat Bukit Bintang, kami jalan ke dekat mall lot 10 bukit bintang untuk naik bus Hop on Hop off (website www.myhoponhopoff.com) harga tiket RM 38 bisa dipakai sepuasnya sepanjang hari. Kami mulai naik bis ini sudah jam 2 sore jadi hanya sempat keliling separuh rutenya.... Bis ini cukup membantu untuk keliling Kuala Lumpur, namun ketepatan waktu tidak sebaik bus Hop Hop di Singapore. Kami sempat stop di lake garden dan menurut kami masih bagusan kebun raya Bogor, lalu lanjut ke KLCC untuk foto...dengan segala trik sampai ada yang duduk setengah tiduran di trotoar, akhirnya didapatlah foto yang keren ini. Setelah itu kami naik LRT dan monorail ke Bukit Bintang untuk shopping.
MELAKA
Hari ketiga kami ke Melaka dengan transportasi umum. Kami naik monorail dari Bukit Bintang menuju stasiun Hang Tuah lalu berganti koneksi ke LRT menuju stasiun Bandar Tasik Selatan. Disini terkoneksi LRT, KTM, LRT KLIA Transit dan terminal bus Bersepadu Selatan yang melayani rute domestik wilayah selatan dan antar negara, Singapura. Terminal bus Bersepadu Selatan rapih dan bersih, suasana seperti di airport dan bahkan menurut saya suasananya terkesan lebih rapih dari LCCT tapi toko-toko lebih lengkap di LCCT.
Tiket bus dari terminal Bersepadu Selatan ke Melaka Sentral hanya RM 12.5, bus yang kami pilih bus Transnational, busnya bersih dan nyaman. Sesampainya kami di Melaka Sentral kami mencari bus Panorama Melaka, harganya super murah buat keliling Melaka RM 1.5, tapi busnya lebih kagak jelas datangnya daripada bus hop on hop off di KL, jadi akhirnya memilih jalan kaki tapi jadi tidak bisa ke tempat yang jauh....jika punya waktu banyak,jika sudah dapat naik bus itu diikuti saja semua rutenya sampai puas baru setelah itu berhenti di Dutch Square disana ada Christ Church, Clock Tower, Stadhyus (dulunya balai kota, disini ada patung Ceng Ho dan tentang sejarah Melaka), bukit St Paul (harus menaiki anak tangga lumayan banyak).....lalu kami jalan sedikit, menyebrang mengikuti jembatan ke Jongker Street.
Di jalan sebelah Jongker Street ada museum Baba Nyonya, tiket masuk RM 10 (ini harga diskon karena bagian atas museum tidak bisa dilihat, sedang renovasi). Museum ini dikelola swasta, dimiliki oleh generasi ke 4 dari pemilik rumah...sayang disini tidak boleh foto padahal banyak furniture antik dari China...saya paling suka lukisan dari sulaman tangan yang halus sekali, katanya lukisan sulaman ini dibuat selama 4 tahun dan bahkan yang ukuran lebih besar dibuat selama 6 tahun.
Kemudian kami balik lagi ke daerah Dutch Square, dari sana bisa jalan ke arah Formosa dan Sultane Palace tapi kagak jelas berapa jauhnya, oleh karena itu kami memilih berjalan kaki ke arah sungai menuju Museum Maritime.
Dalam perjalanan ke Museum Maritime kami berfoto di benteng yang meriam nya menghadap ke perumahan....aneh kan....masa mau membom rumah-rumah....ini kenyataan....letaknya seperti itu karena rumah-rumah itu adalah daerah reklamasi...saya baca di buku dan juga sudah melihat sendiri bahwa kota tua Melaka adanya di tengah kota dan pinggir kota adalah area modern yang merupakan reklamasi. Setelah sampai di Musium Maritime kami foto di depan musium tapi tidak masuk ke dalam musium yang berbentuk kapal ini. Di dekat musium ini ada counter Melaka Cruise.
Jalan-jalan di Melaka akan banyak berjalan kaki dan berpanas-panasan, kita bisa juga gunakan becak berhias untuk keliling tapi buat saya agak ribet kalau mau stop lama di suatu tempat. Kami balik ke Kuala Lumpur dengan bus Transnational, tapi kali ini bus terlambat datang, tiket bus pulang kami beli pp saat membeli tiket berangkat.
Perjalanan dari kota tua Melaka, Dutch Square ke Melaka Sentral agak ketat kalau cuma disisakan waktu 1 jam, baiknya 1.5 jam karena di jam-jam tertentu macet. Sebaiknya juga tidak mengandalkan bus panorama melaka, kami naik taxi dari Dutch Square ke Melaka Sentral.
Bagi pencinta shopping, souvenir di Melaka banyak dijual di kios-kios disamping Stadhuys dan di Jongker Street...kami paling suka dengan sumpit bertuliskan marga china dalam huruf mandarin, kami beli sumpit bertuliskan marga kami 谢, harganya RM 10 untuk 3 pasang sumpit.
BATU CAVES
Hari terakhir, kami masih punya waktu sampai jam 11 siang sebelum berangkat ke airport....agak riskan jalan jauh-jauh apalagi naik transportasi umum, tapi setelah bertanya-tanya kalau tidak macet naik taxi hanya 30 menit ke Batu Caves ditambah hari itu adalah sabtu maka kami putuskan pergi ke Batu Caves. Kami berangkat dari hotel jam 7.30 dan sampai di Batu Caves jam 8 pagi. Datang pagi lebih nyaman, pengunjung belum ramai jadi lebih mudah foto-foto dan monyet-monyet sepertinya masih tidur...jam 9 kurang mereka baru muncul di tangga-tangga, di bawah patung, dan tempat-tempat lainnya di tepi Batu Caves.
Di pintu paling depan saat memasuki area, kami disambut oleh sekerumunan burung dara. Saat genderang bunyi semua burung dara terbang-terbang di ketinggian 1-3 meter area di depan patung, kompak banget mereka....dan mereka jago, kami yang berdiri di tengah-tengah mereka tidak ditabrak dan jadilah foto yang indah berdiri di depan patung dengan dikelilingi burung dara terbang. Setelah itu kami menaiki anak tangga yang lumayan banyak sebelum sampai ke gua. Guanya tinggi dan luas, didalamnya ternyata ada toko-toko souvenir.
Di tempat ini tiap thnnya menjadi pusat festival Thaipusan (digelar oleh suku India Tamil yang tinggal di Malaysia) yang bisa diikuti 1 juta orang. Tekstur gua cukup antik tapi tidak seantik Tien Cung Cave di Halongbay.
Setelah ke batu caves, kami masih ada waktu 1.5 jam sebelum jam 11 siang, jadi kami disarankan pak supir taksi melihat daerah Macik Indah, daerah India Square, tidak jauh dari daerah bukit bintang, disana kami membeli asesoris gelang yang murah meriah tapi cantik...lalu lanjut makan di kwetiau penang dan beli kue pia loong kee di jalan alor.
Kami ke bandara LCCT, awalnya ingin naik bus dari KL Sentral tapi akhirnya memilih naik taxi RM 80. Pesawat kami sempat delay beberapa menit.
Di pesawat kami bertemu seorang mba asal Lampung yang kerja di Malaysia sudah 4 tahun dan baru kali ini balik Indonesia....dan si mba ini logatnya sudah berubah jadi logat Malaysia...saya sampai tidak percaya kalau dia asal dari Lampung....
The End.... See you in our next article.