Kamis, 19 Januari 2017

Menengok Salju di Jepang


Jepang yang sebenarnya relatif dekat dari Indonesia belum pernah saya kunjungi, padahal negara lain yang lebih jauh sudah saya kunjungi. Seringnya gempa adalah alasan sReering mengurungkan niat pergi ke negara yang berstatus mantan penjajah Indonesia ini.
Dengan bermodal tiket promo SQ yang saya beli saat travel fair dengan cash back dari CIMB Niaga, mulailah saya rencanakan perjalanan ke Jepang. Tiket yang saya beli pp Jakarta-Osaka dengan durasi perjalanan yang pendek, hanya 3 malam di Jepangnya. Rencana saya saat itu ke kota Osaka dan Kyoto, tapi setelah berpikir lagi. Saya merasa kalau pergi 11-15 Januari 2017 itu bagusnya menikmati salju di Hokkaido. Ada teman yang bilang saljunya lembut banget. Saya akhirnya putuskan trip pendek ini harus dibuat quality time hunting salju di Hokaido. Pilihan kotanya Sapporo dimana penerbangan lokal umumnya mendarat dan ke kota Otaru yang tidak terlalu jauh dari Sapporo.
Tiket promo Osaka-Sapporo juga berhasil saya dapat dari kedua maskapai besar Jepang, berangkat saya naik JAL dan baliknya naik ANA.


Hari 1 dan 2, Perjalanan dari Jakarta ke Sapporo via Singapore dan Osaka

Saya berangkat dengan pesawat jam 20.30 dari Jakarta dan transit di Singapore. Tidak banyak yang saya lakukan di Changi, hanya mengambil voucher changi dari SQ karena transit. Voucher yang saya dapat lumayan selain s$ 20 per orang yang dijanjikan, saya dapat s$ 20 lagi per orang tapi hanya khusus untuk beli kosmetik, rokok dan wine. Lumayan total kami berdua punya s$ 80.
Tengah malam pesawat terbang ke Osaka dan penumpangnya tidak terlalu penuh. Sesampainya di Osaka yang saya kagumi letak bandara Kansai yang di tengah laut. Dan saya happy banget di udara yang lumayan dingin klosetnya hangat ha...ha... dan seperti banyak yang tahu kloset disini canggih, air untuk bersihkan bagian tubuh aja bisa 2-3 macam belum lagi adanya musik biar yang lagi berhajat ngak malu.
Saya transit di Osaka cukup lama, 5 jam. Saya sengaja buat seperti ini karena penerbangannya beda maskapai sehingga jika delay bisa repot. Ngapain 5 jam, saya lihat di web Kansai Airport dan kita bisa ke Obervation Hall dan Rinku Factory Outlet.

Observation Hall
Bus Shuttle gratis untuk ke tempat ini ada di halte no 1 yang terletak di area Passenger Terminal di lantai 1. Di tempat ini sebenarnya ngak terlalu wah, hanya saja kita bisa lebih jelas melihat pesawat take off dan landing di runway yang terletak  di samping laut. Sayapun berfoto disini, di area balkon terbuka ditemani suhu yang lumayan dingin dan angin lumayan kencang.

Rinku Factory Outlet
Dari Observation Hall ada pilihan shuttle bus ke airport terminal atau ke Rinku. Jadi rute  shuttle bus airport terminal-Observation Hall-Rinku Factory Outlet tapi yang rute Observation Hall-Rinku bayar, ngak mahal sih 200 yen. Kalau uang kita 1000 an ada mesin tukar uang di bis tapi kalau 10.000 an ngak ada. Untung saya bawa 1000 an.
Factory outlet disini mirip seperti FO di Johor tapi disini jauh lebih sepi pengunjungnya. Baju winter yang diskon lagi banyak tapi saya ngak beli karena ngak ada yang ditaksir he..he... saya malah beli 1 baju dress buat kerja, modelnya Japanese style, sehingga ngak tahan saya kalau ngak membelinya...diskon 50% pula.
Setelah 5 jam berlalu terbanglah saya dengan JAL ke Sapporo. Sebelum mendarat terlihatlah hamparan salju di semua area dimana mata memandang....hadeh...gile bener...bisa bertahan hidup kagak yah 2 malam disini? Betul-betul seperti pemandangan film Frozen...tinggal putar lagu Let It Go aja ha...ha...
Setelah mendarat, orang-orang Jepang yang di pesawat bikin saya parno. Banyak yang pakai double sweeter plus jaket tebal..plus topi dan kaos tangan. Tapi untungnya saat turun pesawat dan perjalanan ke hotel dinginnya masih ok buat saya yang bermodal pakai long john bahan serat bambu dan jaket bahkan bulu angsa yang light, tentunya plus syal, kaos tangan dan topi.
Airport di Sapporo cukup jauh ke kota. Naik kereta JR butuh waktu 40 menit. Tiket sekali jalan 1500 yen jika yang reserve seat. Pemandangan selama naik kereta adalah salju dan salju. Sesampainya di Sapporo Station, saya agak susah mencari shuttle bus nya hotel Mercure yang katanya di North Gate. Tepatnya shuttle akan berhentinya di tempat taxi (saya tahu besoknya saat pagi naik shuttle dari hotel ke station). Malam itu saya ke hotel naik taxi dengan modal bahasa tarzan tapi untungnya ngerti tuh...ha..ha.. dan biayannya masih ok lah jika dihitung jumlah uang tapi kalau per km mah mahal bangetttt, yen 1100.
Hari ini check in di Mercure dikasih sekantong kue, biasanya saya dapat welcome drink karena member. Dari tampangnya kue nya agak mencurikan kesannya seperti kue sagu biasa....wuihh ternyata enak banget, ada beberapa macam dan hampir semuanya kue kering, hanya satu yang seperti bolu gulung tapi tengahnya bolong....belakangan saya baru tahu bolu ini adalah bolu khasnya Hokkaido.

Hari ke 3 – “Makan” Salju di Otaru

Saat bangun saya lihat bekas hujan salju turun di malam atau dinihari tapi saat pagi ini ngak ada salju turun. Adanya gundukan salju di sepanjang jalan seperti pemandangan kemarin malam saat tiba di hotel. Wah...mimpi saya bisa menikmati hujan salju yang menetes langsung kepala bisa kesampaian tidak yah...?
Hari ini saya akan ikut day tour ke Otaru, kota pelabuhan ketiga terbesar di Jepang yang letaknya sekitar 1 jam berkendara dari Sapporo.
Saya join Chuo Bus Tour www.teikan.chuo-bus.co.jp yang tour nya sudah saya pesan sebulan yang lalu tapi pembayarannya mereka tidak minta di bayar dimuka. Jadi sebelum mulai tour harus ke counter mereka yang letaknya membuat saya agak keder...di Esta Building bus terminal. Hhmm, ternyata sebenarnya gampang cari tempat ini. Di Sapporo Station mengarah ke pintu selatan, lalu ikuti petunjul ke Esta lalu cari tangga manual ke lantai 2. Kalau perberhentian bus nya termasuk bus tournya ada di lantai 1.
Setelah membayar dan menunggu sebentar. Petugas membawa plank 2 bahasa tapi kalau bicara bahasa Jepang terus, mengajak turun ke lantai 1. Sesampainya disana saya berharap guide nya bisa dikit-dikit bahasa inggris tapi wadowww dia nyerocos terus pakai bahasa jepang. Memberi tahu suruh pakai headphone aja pakai bahasa tarzan. Jadilah kami tebak-tebak no berapa yang bahasa inggris. Guide tak lama kemudian juga mengedarkan kertas tulisan dalam 3 bahasa yang isinya tentang tata krama selama tour dan juga rute nya.
Saya lumayan takjub juga melihat guide ini. Bisa loh tetap ngomong bahasa jepang plus gerakan tangan mimpin kami. Setiap mau turun di suatu tempat  dia tulis di papan tulis kecil jam kumpul kembali. Lalu bagaimana menerangkan tempat wisatanya? Sepanjang perjalanan dari audio 3 bahasa, diterangkanlah dari rekaman audio, daerah yang dilewati juga tempat-tempat wisatanya. Nah nomor berapa yang bahasa inggris? Dia tahu kita bingung langsung dia ke tempat kita dan diputarin no nya. No 1 ternyata yang bahasa inggris.

Otaru Wine Shop
Disinilah tempat bersejarah buat saya karena pertama kali merasakan dihujani salju langsung dari langit....sebelumnya di negara lain baru merasakan yang sudah jatuh di tanah, ngak seru banget.
Saat kami keluar setelah mencoba wine buatan kota Otaru yang menurut rasanya kurang berat tapi cukup hangat di badan, hujan salju turun rintik-rintik dan tidak lama lagi agak lebat.

Otaru Canal
Selanjutnya kami berhenti di suatu tempat seperti terminal kecil dimana mobil bisa parkir dan ada toko ice cream dan kue keju khas Otaru. Disini guide lucu kami mau menerangkam kita harus jalan ke canal....dia bergaya jalan ditempat sambil nyebut canal ha...ha...
Saat tiba di canal yang pada awal abad 20 merupakan pelabuhan kecil yang aktif, hujan salju sangat lebat banget dan suhu -5C. Yes, mimpi benar-benar menjadi kenyataan karena kali ini lebatnya lebih mantap daripada saat di depan toko wine. Sayapun terpikir buat mencoba menjilat salju yang beberapa kali menerpa muka.
Kapan lagi kan kalau ngak mau coba. Buset....ini salju rassa garam banget. Nanti saya mau coba “makan“ salju di negara lain ahhh....mau tahu asinan mana ama yang di Jepang ini.
Canal ini sih kalau dipikir-pikir yah kali. Tapi asli cakep sih kalau dihiasi salju. Btw, Otaru ini kotanya rada gaya ke eropa-eropa an karena pada tahun 1899 menjadi pelabuhan terbuka untuk perdagangan UK dan USA, jadi banyak bangunan gaya eropa dan saat ini canal dijadikan obyek wisata.
Setelah “makan” salju, ngak mantap kalo ngak makan es krim nya Otaru yang katanya enak banget. Jadi abis hujan-hujanan salju makan es krim....kalo zaman masih kecil pasti diomelin ama mama ha...ha.. tapi ok loh ngak flu ampe sekarang dan es krimnya memang enak. Cuma ada tragedi dikit ama si guide lucu, karena saya belum habis makan pas jam ngumpul, dia suruh bawa aja saat saya mau tinggal. Saya mau bilang ini gelas beling juga dia bakalan ngak ngerti. Pas di bis donk...dia ketok2 tuh gelas trus ngomong apaaan dah saya ngak tahu (di akhir tour kami lewat toko ini lagi dan bis berhenti dan si guide lucu ini ambil tuh gelas balikin ke toko es}. Ha..ha..baik sih dia tapi karena seperti ayam ama bebek, beneran susah mau ngobrol ama dia...pahahal saya kan biasa demen nanya-nanya.
So far, orang Jepang yang saya temui pada baik, ramah semua. Walau ngomong pakai baha dewa dia dan kita ngak tahu artinya tapi entah kenapa saya bisa tebak...mungkin karena aura mantan penjajah masih sehati ama mantan penduduk negara yang pernah dijajah ha...ha...

Tanaka Shuzo – Sake Factory
Setela makan siang kami diajak ke tempat membuat sake. Pemandu nya lucu, kalau ngomong kebanyakan ngomong  eee..eee..eeeto...ditanya apa artinya dia juga bingung nerangin nya dalam bahasa inggris...sepertnya sih kata-kata jeda omangan seperti hhmmm.
Saya coba sakenya mereka, ada yang tidak beralkohol katanya bagus buat kulit. Saya beli deh setoples kecil dan rasanya aneh karena tidak halus..seperti havermut.
Sake itu prosesnya memakan waktu 30 hari. Bahannya dari beras dan air. Ada macam-macam beras yang bisa dipakai dengan kadar sari yang dapat diambil berbeda-beda. Pertama-tama beras dimasak menjadi nasi lalu ditaruh di nampan besar di ruangan bersuhu 33 derajat C. Lalu diberikan seperti yeast. Kemudian setelah 2-3 hari dicampur air dan dimasukkan ke tabung tertutup di ruangan bersuhu dingin.

Berburu Music Box
Di sepanjang jalan yang terletak beda satu blok sejajar canal terdapat banyak toko-toko dan yang paling dicari orang adalah toko music box yang terletak di ujung jalan. Di gedung coklat bergaya eropa ini, dijual aneka musuc box tanpa baterai dengan berbagai model, seperti bentuk sushi, aneka boneka, sampai frame dengan musik juga ada. Boneka yang ada musiknya juga ada tapi serem ahh, ingat film-film hantu yang bonekanya bisa bunyi ha...ha...

Mount Tengu Ropeway
Selanjutnya kami diajak ke tempat bermain ski di Mount Tengu. Kami diajak naik kereta gantung yang agak kuno tapi aman dan diatas dingin banget.... tapi bagus buat foto.

Area main ski nya lumayan curam pas kami amati saat kembali ke bawah. Di atas ada cafe bisa makan makanan kecil dan minuman hangat.

Inilah acara terakhir day tour ke Otaru. Kami di drop  ke terminal bis Esta. Lalu kami melihat-lihat ke mall lainnya yang ada disini. Disini ada 4 mall, Esta, Stella, Daimaru dan Paseo. Kami hanya ke Paseo dan membeli jaket sale 50%....bahannya agak tebal sih, makan tempat di koper, tapi karena modelnya style Jepang dan ngak mahal 4700 yen...saya beli deh, kembaran tapi beda warna ama ade saya. Di Jepang, hasrat belanja agak terpacu ha...ha...apalagi lagi sale pula.

Day 4 – Half Day Tour Keliling Sapporo

Hari ini saya join tour Chuo Bus lagi dan gayanya sama lagi seperti kemarin tapi guide nya kali ini agak mendingan, bisa sedikit bahasa inggris walau dikit banget.
Pemandangan pertama trip kali ini sama, kanan kiri gundukan salju tapi kali ini nuansaanya kota penuh salju....gedung-gedung kantor dan pertokoan dengan “hiasan” gundukan salju yang tingginya 1-2 meter.

Hokaido Shrine
Kuil shinto yang dibangun sejak tahun 1871 ini terletak bersebelahan dengan Maruyama Park.
Banyak orang yang berdoa dan meminta permohonan di kuil ini dan permohonannya digantung di satu tempat seperti gantungan. Disini juga ada ritual mencuci tangan ala orang Jepang. Pemandangan salju di taman Maruyama juga bagus loh karena ada rumah kuno Jepang dan pohon-pohon cemara.

Ishiya Shiya Koibito Park
Disini tempat toko coklat yang di depannya dibuat taman bermain dan juga ada seperti musium kecil tentang pembuatan coklat. Bagi yang suka souvenir unik. Bisa membuat kaleng susu atau biskuit dengan foto kita. Saya dan adik saya membuat foto di kaleng susu. Dan biskuit coklat buatan tempat ini enak juga.

Sapporo Wholesaler Market
Ini pasar tradisional penjual hasil laut. Pasar yang sudah cukup tua ini masih tampak rapih tapi pembeli tampak tidak banyak. Disini saya nyoba makan ramen...dari kemarin belum makan makan ramen...ramen di Sapporo top katanya...dan iya, saya makan di pasar aja, enak nih ramen. Tapi bisa juga ini memang yang terkenal di pasar itu, udah buka dari 1972 soalnya, tokonya ada di dekat area parkiran.

Sapporo Clock Tower (Tokeidai)
Tour berakhir disini  di rumah kayu dua lantai yang merupakan bangunan tertua di kota ini. Di bangun pada tahun 1878 dimasa awal pembangunan kota Sapporo yang pembangunannya dibantu oleh pemerintah Amerika. Bagian khas dari gedung ini adalah jam-nya yang dippasang pada Juli 1881 oleh E. Howard Co. Di lantai 2 bangunan ini terdapat ruangan, sekilas mirip ruang kebaktian tapi ternyata ini function hall yang bisa disewa oleh umum misalnya untuk mengadakan konser.
Dari sini kami jalan ke hotel Mercure yang berada di Susukino. Kami lewati Odori Park dengan pemandangan eiffel kecil nya Sapporo yang disebut Sapporo Tower.
Dari tempat ini, diseberang jalan ada pintu masuk ke Aurora Town, pertokoan bawah tanah Auro Town dan Pole adalah pertokoan bawah tanah yang memanjang dari stasiun subway Odori sampai stasiun subway Susukino. Sepanjang jalan yang dilewati banyak toko baju dan banyak yang sale...hhhmm 1 baju saya beli lagi disini, modelnya ok sih dan murah banget dan kualitas bagus ha...ha... lalu kami lanjut jalan ke hotel, ambil koper lalu ke stasiun naik taxi.
Shuttle bus hotel ada tapi jamnya ngak pas jadi kami naik taxi. Sampai di stasiun, kami kembali naik JR train ke New Chitose Airport. Pemandangan sepanjang perjalanan salju semua...beneran frozen island ini Hokkaido saat winter.
Kami naik ANA kembali ke Osaka, pesawatnya kosong dan sempat guncang agak kencang saat 30 menit sebelum mendarat. Sama seperti perginya, kami cuma diberi minuman. Tapi kali ini harusnya ada yang sedap....pramugari bawa es Haagen-daz tapi nih dia nawarin nya seperti ngak ikhlas...senyum-senyum manis, pakai celemek pink manis imut pula tapi ngak menyodorkan langsung, cuma ama anak kecil yang nangis tuh dia paranin dan ngasih....brarti kudu nangis dulu kali yah kalo mau dapet Haagen-daz.
Setibanya di Osaka Kansai Airport, saya langsung check in di Hotel Niko Kansai yang berada disini. Hhmm packing barang lumayan bermasalah, koper hampir ngak muat...ha...ha...

Day 5 – Perjalanan balik ke Jakarta via Singapura

Hhmm ngapain 6 jam di pesawat siang begini. Ngak mungkin tidur kan...saya nulis artikel ini deh karena dari awal perjalanan belum sempat nulis. Untung masih ingat semua yang perlu di-memorikan. Transit 5 jam di Singapore, saya keliling terminal 3 dan 2. Tadinya mau keluar bandara tapi tidak jadi. Di Changi topiknya belanja, makan dan lihat-lihat butterfly garden di terminal 3 dan sunflower garden di terminal 2.

Trip kali ini memang singkat tapi buat saya “quality time”, dalam waktu singkat bisa menikmati nuansa salju di Jepang....sayapun puas sudah memegang saljunya yang lembut, merasakan tetesannya yang deras tapi lembut di kepala saya dan hhhmmm saya sudah mencoba menjilatnya. Melihat satu kota bersalju, baik di pinggiran kota, pegunungan dan tak kalah menarik suasana kotanya yang penuh gedung layaknya kota metropolitan dipenuhi salju. Belum lagi melihatnya dari atas saat naik pesawat...woooow beneran penuh salju sepanjang mata memandang. Cara jalan orang Jepang diatas salju juga unik, langkah kecil-kecil tapi cepat dan diatas salju yang sudah mengeras supaya tidak licin ditaburi pasir...

Hhmmm salju memang unik, cantik tapi lumayan merepotkan manusia, perlu kepandaian dan “ketekunan” untuk mengaturnya agar bisa selaras dengan kehidupan manusia....timbul pertanyaan dalam hati saya, kenapa yah Tuhan repot-repot bikin salju dan kenapa dibuat asin rasanya (tapi saya juga ngak yakin semua salju asin) seperti air laut  yang juga asin...apa keduanya satu produk tapi beda varian yah...yaah semuanya sih pasti demi kelangsungan bumi....amazing!

Oleh, Kumala Sukasari Budiyanto