Rabu, 13 November 2013

Hello, Kaohsiung!

Aku mengunjungi Taiwan pada akhir bulan Januari 2013 lalu dan aku fokuskan di 2 kota yaitu Taipei dan Kaohsiung. Cerita perjalananku tentang Taipei dapat dibaca di artikel sebelumnya "Wisata 5 in 1 at Taipei", dan pada artikel ini aku akan bercerita tentang wisata di kota Kaohsiung yang belum sempat kubahas di artikel sebelumnya.

Kaohsiung adalah salah satu kota di Taiwan yang letaknya di sebelah selatan kepulauan Taiwan. Kota ini adalah kota dengan luas terbesar dan kedua terpadat di Taiwan. Aku berkesempatan mengunjungi kota ini dalam rangkaian trip Jakarta-Singapore-Taipei-Kaohsiung-Taipei-Singapore-Jakarta.
Dari Jakarta ke Singapore kami naik Valueair dan dari Singapore ke Taipei kami naik Jetstar. Valueair dan Jetstar adalah satu grup jadi bagasi kami bisa langsung ditransfer saat transit di Singapore. Saat berangkat kami tidak perlu repot menitipkan bagasi di Changi Airport dan langsung bisa jalan-jalan keliling Singapore memanfaatkan waktu transit yang sengaja aku pilih cukup lama (saat pulang dari Taipei kami baru menginap semalam di  Singapore) sebelum tengah malamnya kami naik pesawat ke Taipei. Di Changi Airport kami sempatkan makan dan mandi di Rain Forest Transit Lounge di lantai 3 terminal 1 lumayan menyegarkan, biayanya sekitar S$ 20 an.

Aku ke Kaohsiung setelah beberapa hari berwisata di Taipei yang cerita perjalanannya aku tulis di artikel sebelumnya. Wisata ke Kaohsiung aku lakukan one day trip, aku berangkat dari Taipei menggunakan kereta cepat sejenis shinkansen yaitu THSR (Taiwan High Speed Train) yang berkecepatan maksimum 300 km/jam, ada 2 jenis kereta, pertama yang berhenti di 6 station dan yang kedua hanya berhenti di 3 station, bedanya waktu tempuhnya 2 jam dan 1.5 jam.
Aku memilih kereta yang 1.5 jam, harga kereta yang waktu tempuhnya 2 jam sama dengan yang 1.5 jam, yang membedakan harga adalah jarak dan jenis kelas.
Tiket dapat dipesan dan dibayar via web THSR, lalu karcis ditukar di station. Aku menukarnya di Taipei Main Station beberapa hari sebelum keberangkatan dengan membawa print out konfirmasi pembelian yang kita terima via email dan passport. Pemesanan tiket lebih awal lebih memungkinkan kita mendapatkan diskon jika sedang ada diskon. 
Jika mau membeli langsung di station juga bisa, kereta cukup banyak...asalkan tidak di musim liburan dan hari dimana para pekerja dari daerah pulang pergi ke Taipei (jumat s.d. minggu).
Ada 2 kelas, standar dan bisnis. Aku mencoba keduanya, berangkat dengan kereta standard dan pulang dengan kereta bisnis. Harga kelas standar T$1.190 dan bisnis T$1.950, jadi berbeda T$760 atau sekitar Rp 270 ribu dengan kurs saat itu.
Apa bedanya fasilitasnya...
Kelas bisnis gerbongnya di tengah, mungkin menurut mereka disini lebih aman jika terjadi kecelakaan (tapi ini hanya tebakan saya saja loh...). Bangkunya lebih lega, berwarna merah mahroon, kita juga mendapat makanan kecil dan minuman. Jika di kelas standard kita bisa membeli makanan dan minuman di mesin otomatis, suasana di kelas standar juga sudah sangat nyaman tapi tentunya di kelas bisnis lebih nyaman lagi. Tapi sayangnya buat adikku kelas bisnis katanya sama saja, karena saat perjalanan pulang dimana kami memilih kelas bisnis, dia tidur, maag-nya kambuh, akibat makan bakmi saat sudah lapar dan dia kagak kuat dengan perubahan cuaca drastis.

Yah, saat ke Kaohsiung kami asli salah kostum karena salah tebak cuaca. Di Taipei cuaca masih dingin sampai kami pakai long john. Saat pagi-pagi buta kami berangkat dari Taipei menuju Kaohsiung juga sama, jadilah kami membawa persenjataan jaket tebal...... Tapi saat tiba di Kaohsiung terasa adem saja dan malah siangnya panas terik sampai membuat keringatan...kagak sangka beda suhunya jauh banget.

Jalan-jalan di Kaohsiung kami juga menggunakan jasa tour lokal yang kami pesan dari internet jauh-jauh hari sebelum berangkat seperti yang kuceritakan di artikel tentang Taipei www.taiwantourbus.com. Uang muka pembayaran tour menggunakan paypal dan pelunasannya tunai melalui tour guide-nya.
Taiwan tour bus adalah group tour jadi seharusnya 1 mobil wagon di-sharing dengan peserta lain, tapi saat kami pergi baik di Taipei maupun Kaohsiung, pesertanya hanya kami berdua saja karena sedang low season, jadilah kami seperti private tour. Tapi dibilang low season juga tidak juga, karena saat di Taipei aku banyak menemui bus-bus besar yang isinya turis China....yah, sepertinya hanya sedang low season dengan turis-turis dengan bahasa pengantar bahasa inggris.
Namun di Kaohsiung rasanya aku tidak menemui turis, mungkin ada dalam kelompok-kelompok kecil jadi tidak nampak di pandangan mataku.

Seperti di Taipei, tour guide kami adalah pensiunan. Di Taiwan, para pensiunan yang sebelumnya bekerja di kantor dan bahasa inggrisnya baik, beralih menjadi tour guide dan sebelum jadi tour guide mereka harus ikut test dulu.

Aku dijemput di Zouying Station oleh Mr. Richard, tour guide kami. Dia langsung bercerita kalau di rumahnya ada pekerja TKI yang merawat mamanya, nama panggilannya Entin! Ini bukan nama sebenarnya tapi nama pemberian mereka supaya mudah disebut. Kami ditawarkan untuk mampir ke halaman parkir apartemennya yang tidak jauh dari station karena katanya si Entin mau ketemu waktu mendengar majikannya akan dapat tamu dari Indonesia.

Entin ternyata jago bicara dalam bahasa mandarin, aku kalah telak! Dia belajar selama kerja di Taiwan, saat datang dia tidak bisa sama sekali katanya.
Kami sempat ngobrol dengan Entin dengan logat jawa-nya yang kental...sepertinya dia kangen kampung halamannya. Diapun bilang sekarang dia senang kerja disana, majikannya juga baik, walau awalnya pertama datang ke Kaoshiung sempat nangis karena merasa takut.

TKI banyak di kota ini, jadi orang Indo yang datang kesana untuk wisata cukup membuat heran orang-orang yang saya temui di Kaohsiung (kalau di Taipei tidak), apalagi melihatku bisa bicara bahasa inggris (walau kagak lancar-lancar amat) buat mereka suatu keajaiban.....yah, mungkin disana orang kita baru terkenalnya sebagai TKI.

Selama di Kaohsiung kami mengunjungi beberapa tempat wisata yaitu:

Lotus Pond
Lokasi danau ini adalah tempat wisata utama kota Kaoshiung, disini terdapat Spring & Summer Pavilion, Confusious Temple dan tentunya Dragon & Tiger Pagoda yang merupakan pagoda kembar, bertingkat tujuh dengan dua pintu masuknya yang berbentuk Dragon dan Tiger.
Jika masuk kesini, masuklah dari pintu Dragon dan keluar dari pintu Tiger, begitulah kepercayaannya supaya memulihkan keberuntungan.
Lokasi disini menurut saya cukup fotogenik untuk berfoto dan danaunya indah dipandang.

Belajar Membuat Kue Catur
Dalam rangkaian tour ini, kami diajak ke toko kue Joy Well yang tidak jauh dari lokasi Lotus Pond dan diajarkan membuat kue....hanya belajar mencetak kue catur tapi ternyata tidak mudah untuk membuat hasil cetakan yang bagus, harus dipulung beberapa kali dan kalau kita memulungnya dengan hati hasil cetakan kuenya lebih ok....saya sudah mencobanya.
Kue catur ini bahannya seperti "kue satu" tapi bentuknya dibuat melambangkan buah catur dengan tulisan mandarin, ada yang artinya raja, menteri, kuda, benteng, kuncung dan pion, diatas kuenya. Kita bisa main catur dengan kue ini, jadi jika saat salah satu buah catur tersebut kalah/ dimatikan oleh lawan, kue caturnya bisa dimakan beneran oleh lawannya.
Selain menjual kue catur, toko ini juga menjual kue-kue jenis lainnya, terutama pie nanas, salah satu kue khas Taiwan.
Saat di toko kue ini, tidak sengaja sedang ada acara arak-arakan yang diadakan oleh temple yang berlokasi dekat toko ini, jadi kami sempat menontonnya dari lantai atas toko kue ini.

Beef Noodle
Kami mencoba beef noodle di rumah makan kecil tapi ramai dengan penduduk lokal dan disinilah aku bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal dan tentunya diterjemahkan oleh tour guide kami karena aku tidak bisa bahasa mandarin dan adikku kurang lancar bahasa mandarinnya.
Beef noodle-nya cukup enak tapi kental sekali kaldunya, porsinya juga besar.

Fo Guan Shan 
Tour guide kami mengajak adik dan keponakannya saat pergi kesini tentunya setelah bertanya kepada kami...yah daripada sepi juga dan harusnya tour ini juga group tour bukan private jadi kami menyambut gembira tawarannya. Adik dan keponakannya ini ingin sekalian berdoa disana dan kata tour guide kami biar keponakannya juga latihan bicara bahasa inggris dengan kami.
Fo Guan Shan adalah biara terbesar di Taiwan, sangat luas...100 ha dan cukup megah. Pembangunannya bertahap dan biara ini baru dibuka untuk umum sejak tahun 2011. Pengunjung umumnya datang ke tempat ini untuk berdoa. Pasangan pengantin yang pemberkatan nikah disini juga banyak, plus mereka membuat foto wedding dengan pemandangan biara yang cantik ini terutama pemandangan di depan 8 pagoda dan big Budha.
Bagi yang ingin meminta petunjuk atau jawaban dari Budha juga bisa dilakukan disini dengan mengambil satu kertas yang di dalamnya ada kata-kata lalu bisa berkonsultasi dengan para bihku dan bikhuni yang ramah di tempat ini.
Tour guide-ku juga menawarkan aku ikut mengambil salah satu kertas yang berisi kata-kata tapi aku bilang "tidak mau ahh....aku punya cara lain untuk berdoa" sambil aku tersenyum. Akupun menjelaskan kalau aku beragama Kristen dan tour guide kami bingung...kenapa tertarik kesini...aku katakan kalau aku suka mengeksplorasi sesuatu yang menjadi ciri khas negara lain, apalagi biara ini adalah biara terbesar dan terbagus yang pernah kudengar dan satu-satunya yang terbuka untuk umum.
Oh ya, disini, setiap periodikal setiap harinya ada undian, jadi nomor karcis kita diundi dan yang beruntung mendapatkan hadiah.
Saat kami kesini, kami juga sempat melihat pameran lukisan karya Li Zijian di Fo Guan Shan Art Galery. Lukisannya keren banget, "hidup", seperti foto.

Doggy Shop
Kami tidak sengaja mampir disini saat perjalanan ke E-DA WORLD, toko doggy ini kecil tapi punya website, keren juga!
Orang Taiwan sangat suka anjing, terutama anjing kecil. Di daerah pusat pembelanjaan di Taiwan saya sering menjumpai penduduk lokal yang sedang membawa anjing kecilnya jalan-jalan.
Saat kami berkunjung ke doggy shop ini, anjing-anjing disini sibuk mencari perhatian kami, seakan minta segera dijadikan binatang peliharaan kami..

E-DA WORLD
Sebelum balik ke Zouying Station, acara terakhir kami adalah mampir ke E-DA WORLD, shopping area sekaligus themepark dan hotel (Skylark dan Crown Plaza), dengan total area sekitar 90 ha.
Disini kami hanya sempat makan dan sedikit melihat-lihat area pertokoan....barang-barangnya banyak yang merek luar.... Untuk shopping produk-produk Taiwan terutama produk fashion, memang belum ada yang mengalahkan Ximending yang berlokasi di Taipei.

Kami balik ke Taipei menggunakan THSR yang jam setengah 8 malam dan tiba di Taipei Main Station jam sembilan malam, lalu menyambung naik MRT balik ke hotel Cityinn di Ximending. Saat keluar station, suasana meriah bercampur dinginnya angin malam di Ximending masih menyambut kami tapi kami langsung masuk kamar saja karena sudah puas keliling di hari-hari sebelumnya dan esok harinya harus balik ke Singapore.


Oleh, Kumala Sukasari Budiyanto