Jumat, 16 Mei 2014

Short Vacation in Singapore


Kali ini saya menikmati short vacation, tiga hari dua malam di Singapura. Saya memilih menginap di daerah East Coast yang arah Jo Chiat (East Coast Road cukup panjang dari pantai East Cost sampai persimpangan dengan jalan Jo Chiat) daerah yang belum saya eksplorasi selama ini.
Daerah ini tidak jauh dari bandara dan sebagian merupakan area reklamasi. Penduduk yang tinggal di daerah ini banyak kaum Peranakan dan tidak jauh dari sini adalah daerah keturunan kaum Melayu....oleh karena itu, saat belanja di mall di wilayah ini, 101 Katong dan Parkway Parade, banyak pramuniaga yang dapat berbahasa Melayu dan saat saya tanya apa mereka dari Indonesia atau Malaysia, mereka bilang bahwa mereka kelahiran Singapura.
Jo Chiat cukup terkenal karena heritage banget, rumah-rumahnya berderet rapih dan semuanya khas bangunan peranakan...disini juga banyak penjual makanan khas peranakan seperti laksa. Jalan ini ramainya di malam hari terutama weekend.
Hotel tempat saya menginap, Grand Mercure Roxy terletak di Opposite Marine Parade, yang sejajar dengan jalan East Coast, dari hotel hanya 3 menit berjalan kaki ke ujung jalan Jo Chiat Yang yang bersimpangan dengan jalan East Cost  yang ada mall 112 Katong.
Saya membeli kamar 2 malam, yang 1 malam menggunakan redeem voucher dari annual membership silver accor dan 1 malam pembelian harga member...dihitung-hitung lebih murah walau membayar membership tahunan tapi dapat 2 malam voucher yang value nya lebih besar (dengan catatan kita memang sudah plan mau jalan-jalan saat membeli membership).
Hotelnya bagus, bersih dan makanannya enak. Harga lebih murah dibandingkan hotel sekelasnya yang berada di pusat wisata lainnya. Hotel ini memang tidak dekat dengan MRT, station MRT Paya Lebar adalah yang terdekat tapi jauh jika berjalan kaki. Namun halte bis ada persis di depan hotel (nama haltenya Oppposite Parkway Parade) dan seberang hotel (nama haltenya Parkway Parade), jadi saya banyak menggunakan bis selama tinggal disini. No bis favorit saya pada trip kali ini adalah bus smrt nomor 36 yang melewati orchard-douby ghaut mrt station-brash basah-suntec-hotel.

Wisata Hari Pertama - Sabtu, 10 Mei 2014

Karena kami mendarat sudah sore sekitar jam 5 maka kami hanya memilih mengunjungi dua lokasi pada hari pertama.
Setelah pesawat Airasia mendarat (tiket ini hasil hunting promo kursi Rp 0 tahun lalu, jadi kami hanya membayar Rp 900 ribuan PP untuk pajak bandara Jakarta+Singapura, fuel, bagasi dan makanan), kami langsung menuju ke Ground Transportion Desk Terminal 1 yang mengurus shuttle dari hotel-hotel.
Waktu kami tepat sehingga tidak perlu menunggu karena shuttle bus Mercure Hotel baru saja datang saat kami turun ke lantai B1.
Perjalanan ke hotel hanya sekitar 15 menit, kami langsung check in, menaruh koper dan langsung keluar kamar untuk jalan-jalan.

Mall 112 Katong
Kami jalan kaki 3 menit melewati jalanan di samping kanan hotel menuju jalan East Coast yang terdiri dari deretan rumah khas peranakan, kami sampai di mall ini yang terletak di persimpangan jalan East Coast dan Jo Chiat.
Mall nya tidak besar tapi banyak tempat makan dan ada food court-food republic, kami makan bihun kuah ikan, porsinya lumayan besar tapi kami habiskan semua karena lapar.....
Mall ini menyediakan shuttle bus ke Paya Lebar MRT Station, jadwal dapat dilihat di www.112katong.com.sg/get-there dan halte nya di halte bis yang terletak di samping kiri mall.

Garden by The Bay
Kami naik shuttle bus mall 112 Katong ke Paya Lebar, sepanjamg jalan kami melihat apartemen dan perumahan yang lumayan bagus seperti real estate.
Setelah sampai di MRT Paya Lebar, kami naik MRT jalur warna orange, cicle line dan turun di Bayfront.
Baru kali ini saya menikmati Garden by The Bay di malam hari....tapi lampu-lampunya sedang tidak sumringah....ditambah kamera yang kurang canggih sehingga hasil foto saya kurang ok....sebagai gantinya kami berpuas-puas foto di depan wallpaper-wallpaper yang ada di jalanan koridor antara MRT Station dan lift menuju Garden by The Bay.

Wisata Hari kedua - Minggu, 11 Mei 2014

Buona Vista
Hari itu adalah hari Minggu, jadi saya sudah jauh-jauh hari merencanakan untuk beribadah minggu di gereja lokal, pilihannya New Creation Church. Saya memilih kebaktian 1 di pusat gereja ini yaitu di The Star Art Performance, Buona Vista (gereja ini juga ada di tempat lain seperti Marina Bay Sands, Great World City, Marina, Cathay Theatre, tapi untuk khotbah secara life dari Pastor Joseph Prince adanya di kebaktian 1 dan 2 di Buona Vista ini).
Kebaktian di New Creation Church yang bertempat di The Star Art Performance, Buona Vista harus mendaftar khususnya kebaktian 1 dan 2 untuk mengatur tempat duduk....tidak terbayang jika mereka tidak atur tempat duduknya, karena kapasitas gedung ini untuk 5,000 orang.
Jika hendak kebaktian disini, daftar dahulu dengan mengirim email ke info@newcreation.org.sg dan mereka akan membalas email kita.
Kebaktian dimulai pk 08.30 dan kami diminta hadir jam 7.45 untuk menemui tim pelayan disana, mengambil karcis yang bentuknya seperti karcisnya sistic dan tentunya mereka mengantar dan menemani selama menunggu kebaktian dimulai. Saat itu, selain kami juga ada belasan tamu dari negara-negara lainnya.
Saat kami masuk, ruang kebaktian masih kosong.....apa akan penuh, pikir saya saat itu...besar tempatnya, bisa menampung 5,000 orang....dan beberapa menit sebelum kebaktian beneran penuh!
Hari itu adalah ultah Pastur Prince, saya baru tahu di hari itu saat salah satu tim pelayan mengatakan kami beruntung datang hari itu karena akan ada acara special....acaranya memang bagus dan kreatif menceritakan asal mula pelayanan Pastur Prince...saya suka dengan tokoh kacoa-kacoa yang semula mudah mati dengan Baygon tapi setelah mengenal Tuhan mereka kuat karena sekarang mereka sudah ByGod (beda tipis lafal baigon dan baigod yah....beda n dan d saja). Dari drama musikal itu digambarkan mereka memulai komunitas ini dari 20 orang....sekarang anggotanya kalau tidak salah sudah mencapai 30,000 orang.
Setelah selesai kebaktian kami turun ke basement dan bersimpangan dengan begitu banyak jemaat yang akan kebaktian 2, ramai banget....untung tim pelayan yang mengatur kompak dan warga Singapura tertib dalam urusan antri mengantri, jadi semuanya berjalan dengan aman dan damai.
Kami makan bakmi di basement dan juga melihat-lihat beberapa toko sebelum naik MRT ke Holland Village.
Station MRT Buona Vista letaknya diluar gedung, di sebelah kiri gedung (seperti arah saya mem-foto gedung ini pada foto di bawah ini ).

Holland Village
Lokasi ini disebut Holland Village karena banyak expatriate yang tinggal di lokasi ini.
Lokasi ini dapat dicapai dengan MRT circle line, turun di Holland Village station, satu station dari MRT Buona Vista station.
Disini terdapat deretan pertokoan dan rumah makan. Salah satu bangunan disana ada yang memasang kincir angin khas holland diatasnya (....saya jadi inget toko roti holland bakery Jakarta, he....he...).
River Safari
Kami ke River Safari naik bus 138 dari Ang Mo Kiao yang merupakan terminal bus interchange yang terkoneksi dengan MRT jalur merah.
Di River Safari, kali ini kami ketemu panda Jia Jia sedangkan Kai Kai sedang istirahat (tahun lalu saat ke tempat ini, kebalikannya, kami hanya bertemu Kai Kai, sedangkan Jia Jia sedang check up).
Kami juga mengunjungi area-area river lainnya...dan kami bertemu keluarga ikan raksaksa, namanya Manatee di Amazon Flooded Forest...gede buangettts...anaknya aja sudah sebesar orang dengan berat 100 kg an...ema bapa nya lebih gede lagi.
Sejak awal memberi karcis, kami sudah membeli karcis termasuk boat ride. Namun apa dikata hujan turun, kami tidak jadi naik boat dan uangnya dikembalikan dalam bentuk voucher untuk membeli barang si toko souvenir....bakalan kapan-kapan kemari lagi deh, penasaran mau mencoba boat ride...hu...hu...hu....
Jalan-jalan di Ang Mo Kiao Mall, Orchard Road dan Suntec Mall
Singapore Sale baru dimulai akhir Mei, tapi beberapa toko sudah mulai sale, bahkan di Ang Mo Kiao Mall, Isetan sudah menggelar bigsale tas dan sepatu.
Pegel juga nyambung menyambung ke 3 tempat belanja ini, tapi sekalian juga karena memang arah balik dari River Safari ke hotel melewati 3 tempat ini.

Wisata Hari ke 3 - Senin, 12 Mei 2014

Parkway Parade Mall dan 112 Katong Mall
Karena kami bangun kesianfan 1 jam dari jadwal, maka rencana ke Asian Civilization museum kami batalkan dan hanya jalan-jalan di sekitar hotel....melihat Jo Chiat Road di siang hari dan mengunjungi lagi mall 112 Katong dan ke Parkway Parade.
Parkway Parade mall lebih besar dari 112 Katong, keduanya banyak tempat makanan, toko-toko baju dan di Parkway Parade ada Isetan yang saat itu juga sedang sale seperti yang di Ang Mo Kiao. Parkway Parade juga menyediakan shuttle bus ke Bedok MRT Station, jadwal dapat dilihat di www.parkwayparade.com.sg

Changi Airport
Kami suka berlama-lama main di airport ini, kali ini 3 jam sebelum terbang kami sudah sampai diantar oleh shuttle bus hotel yang ada setiap setengah jam ke Terminal 1 dan setiap 1 jam ke Terminal 2 dan 3 (jadwal bisa dilihat di www.grandmercureroxy.com.sg).
Tiga jam di Changi kagak terasa, jami keliling toko-toko disana, makan dan juga puas-puasin foto gratis di social tree di Terminal 1....aku suka yang template foto dengan baju astronot!
Di Changi, pesawat Airasia kami berada di Gate D30, termasuk gate depan....bravo, dapat gate yang tidak jauh, biasanya kalau naik Airasia dari Singapura dan bandara luar negeri lainnya, dapat gate yang paling ujung.
Namun sayangnya pesawat kami delay 30 menit karena "kemacetan" di bandara Jakarta saat pesawat berangkat menuju Singapura.
Saat kami mendarat, beruntung kami tidak kena "macet" tapi hanya sebentar menunggu antri parkiran pesawat.
Hhmmm, bagaimana yah kalau saya bilang ke pilot, "Kapten, biar cepet, parkir pararel saja!"... Tentu jawabannya, "Mana bisa, emangnya parkir mobil di mall?" he...he...


Oleh Kumala Sukasari Budiyanto

Mengurus Paspor Online sambil Berwisata di Kota Tua

Mengurus paspor sendiri tanpa bantuan biro jasa, baru kali ini saya lakukan.
Awalnya untuk perpanjangan paspor kali ini saya juga mau menggunakan biro jasa tapi mereka minta waktu paling cepat 7 hari kerja dan bahkan ada yang minta 15 hari kerja...sedangkan waktu saya agak mepet, saya ke biro jasa hari Minggu tgl 27 April, berharap bisa foto di tgl 2 Mei saat kerjaan sudah lewat masa rush nya, dan paspor mau dipakai tgl 10 Mei.
Saya sebelumnya mau urus di awal April saat pekerjaan di kantor belum rush tapi paspor belum masih lebih dari 6 bulan sisa kadaluarsanya, jadi diminta nanti saja oleh biro jasanya.

Karena kondisi tersebut maka saya memutuskan mengurus perpanjangan paspor sendiri karena waktu prosesnya bisa lebih cepat. Jika sudah mendaftar online setidaknya selesai 3 hari kerja setelah foto dan wawancara. Tahun lalu di imigrasi Jakarta Barat dan Pusat perpanjangan paspor online bisa satu hari jadi loh....tapi per awal Jan tahun ini ditiadakan, katanya karena sering banyak salah.

Saya memilih mengurus di imigrasi Jakarta Barat yang berlokasi di Kota Tua (penduduk Jakarta dapat mengurus paspor di seluruh kantor imigrasi Jakarta, tidak perlu sesuai wilayah tempat tinggal) karena mengharap masih ada fasilitas 1 hari jadi (sayang sudah tidak ada), kangen dengan Kota Tua dan lokasinya lebih dekat kantor jadi saya bisa cuti setengah hari untuk foto+wawancara dan setengah hari untuk mengambil paspor.

Mengurus paspor menurut saya lebih enak online karena jumlah antrian tidak dibatasi. Untuk yang walk in (proses normal) di imigrasi Jakarta Barat dibatasi 50 orang per hari....jadi umumnya pemohon sudah antri dari subuh di depan pagar imigrasi dan yang datang kurang lebih jam 7 pagi, kemungkinannya 99% akan kecewa karena tidak dapat nomor antrian, saat saya datang jam 7.30 saya lihat lumayan banyak yang bernasib seperti ini.
Jika online kita masih diberi nomor antrian sampai jam 2 siang, tapi saran saya amannya pagi-pagi saja. Saya datang jam 7.30 pagi dan dapat antrian online  sementara no 10 (nomor ini sementara dan diambil di petugas yang berdiri di depan pintu) setelah proses verifikasi dokumen kita diberi nomor lagi (saya dapat no 9 karena ada pendaftar yang kurang dokumennya), lalu foto dan wawancara, jam 9.30 saya sudah selesai.
Namun jika semua orang sudah banyak yang paham proses secara online, menurut saya antrian akan lebih panjang dari pada saat ini.

Berikut adalah langkah-langkah mengurus pendaftaran online yang harus kita lakukan sebelum datang ke kantor imigrasi:


2. Pilih/klik "Pra Permohonan Personal"
Isi data-data yang diminta termasuk kantor imigrasi yang akan kita datangi untuk urus paspor dan alamat email (satu email hanya bisa untuk satu pemohon).
Jangan salah isi jenis paspornya, pilih perpanjangan untuk yang perpanjang paspor dan paspor baru untuk yang baru pertama kali membuat paspor (teman saya ada yang salah isi dan berlanjut sampai proses bayar sehingga harus proses dan bayar ulang dan ribet urus refund nya).
Upload scan Kartu Keluarga, KTP, Paspor Lama, akte lahir, surat WNI dan Surat Referensi Kerja untuk yang sudah bekerja atau Ijasah untuk pelajar*)....scan nya hitam putih dan jangan lebih dari 300KB per file nya (pilih scan warna grayscale jika ukuran file masih kebesaran).
Setelah lengkap, klik ke langkah berikutnya dan kita akan dikirimkan email untuk pengantar ke bank BNI. Print surat pengantar yang dilampirkan pada email tsb.

3. Bayar di bank BNI dengan membawa print out surat pengantar yang di email tadi.
Bayarnya Rp 255.000 + Rp 5.000.
Bank akan memberi bukti bayar 3 lembar (kata petugas imigrasi harusnya 3 lembar tapi saya oleh bank hanya diberi 1 lembar, tapi untungnya tidak apa-apa, bisa di-copy sendiri).

4. Langkah berikutnya, kembali membuka web imigrasi dengan menggunakan link yang diberikan di email tadi yang berisi pengantar ke bank. Lalu masukkan nomor jurnal yang ada di bukti bayar (btw, step ini banyak yang dilewatkan oleh pemohon yang saya ketemu di kantor imigrasi sehingga mereka jadi harus balik pulang untuk lakukan hal ini terlebih dahulu).
Setelah isi nomor jurnal, kita diminta memilih tanggal dan jam kedatangan ke kantor imigrasi.

5. Kemudian kita akan mendapat email pengantar ke kantor imigrasi. Print surat pengantar yang dilampirkan pada email tersebut.

Di hari yang kita pilih bawa surat pengantar, bukti bayar dan dokumen-dokumen asli yang disyaratkan*).


Di kantor imigrasi antrian verifikasi dokumen dipisahkan antara yang walk in dan online, tapi untuk foto dan wawancara satu tempat yang terdiri dari beberapa loket. Kita akan dipanggil sesuai nomor yang kita dapat saat verifikasi dokumen.

Setelah selesai saya diberi tanda terima dan diminta datang ambil paspor di H+3 setelah jam 2 siang dengan membawa tanda terima dan bukti bayar bank. Saya wawancara di hari Jumat, tgl 2 Mei dan diminta ambil Kamis siang.

Status paspor kita bisa dilihat di website yang sama saat permohonan, saya lupa mengeceknya sebelum hari H, siapa tahu selesai lebih awal, saya mengeceknya pagi di hari kamis, hari yang dijanjikan dan di web tertera "status selesai"...syukur deh, Sabtu jadi dapat dipakai sesuai rencana...he...he...

Saya datang jam 2 kurang dan loket pengambilan paspor masih sepi, saya hanya antri sebentar dan paspor sudah di tangan.
Lalu karena saya mau mengambil paspor lama saya, selain untuk kenang-kenangan karena ada stempel imigrasi negara-negara yang sudah saya kunjungi, juga karena ada visa Australia yang masih berlaku (visa Australia sudah tidak di tempel di paspor, tapi menurut saya paspor lama dapat memperkuat saat saya menunjukkan penggantian nomor paspor), maka saya membuat surat pernyataan (bisa dibeli di kantin) dengan materai Rp 6.000 (di kantin juga dijual, tapi saya bawa sendiri buat jaga-jaga) dan men-copy paspor yang baru bagian depan dan belakang.
Jadi saya antri lagi....untung tidak lama. Jika mau siapkan surat pernyataan dari awal bisa tapi kudu antri ulang lagi juga karena butuh copy paspor baru untuk ambil paspor lama.
Saat saya selesai, antrian tampak makin panjang, untung saya datang lebih awal.

Kesimpulannya urus paspor sendiri dengan cara online itu mudah dan waktu yang dibutuhkan adalah 1 hari untuk isi data di web dan bayar ke bank + 1 hari wawancara dan foto + 3 hari kerja menunggu + 1 hari ambil paspor = 6 hari kerja.

Terima kasih, bapak-bapak dan ibu-ibu petugas imigrasi yang telah "mensukseskan" terbitnya perpanjangan paspor saya...

Lokasi Kantor Imigrasi Jakarta Barat
Kantor Imigrasi Jakarta Barat terletak di Kota Tua, tepatnya disalah satu ujung kota tua, sisi samping kanan kantor imigrasi menghadap jln. Kunir. Kalau naik mobil dan hendak parkir maka harus masuk dari jln. Kunir (yang merupakan sambungan dari jln. Kopi). Bagian depan kantor menghadap sisi samping kiri Kantor Pos...untuk jelasnya bisa googling di google map.

Kota Tua
Setelah paspor selesai saya keliling kota tua sebentar dan mengambil beberapa foto di bawah ini.
Foto kiri atas adalah musium Fatahilah atau disebut juga Musium Sejarah Jakarta, sudah beberapa kali saya mengunjungi tempat ini saat sekolah. Kali ini saya ada niat mau masuk ke musium yang bangunannya bergaya barok klasik dan saat zaman penjajahan Belanda adalah gedung walikota, pengadilan dan penjara...namun karena sudah hampir jam 3 sore dimana musium akan tutup, saya tidak jadi masuk.
Beberapa pahlawan nasional pernah dipenjara di tempat ini, yaitu pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien.
Keterangan tentang musium ini dapat dilihat di www.museumsejarahjakarta.com

Foto tengah atas adalah Musium Wayang dan bangunan lainnya. Foto kanan atas adalah Kantor Pos dan Musium Seni Rupa dan Keramik.

Saat ini, pemandangan di kota tua tampak terawat, semoga hari-hari berikutnya tempat ini makin terawat dan juga tempat-tempat bersejarah lainnya di negeri ini.

Saya tertarik dengan bola bola batu besar dengan berbagai ukuran yang ada di dekat kantor imigrasi dan juga di samping musium Fatahillah, tampaknya dijadikan pembatas. Apakah ini?
Wah....ini ternyata bola bola batu yang saat zaman Belanda digunakan untuk mengikat kaki tawanan yang disambungkan dengan besi baja. Entah mengapa benda ini ada di luar, entah memang karena stock banyak jadi sebagian bisa untuk hiasan diluar atau ada sebab lainnya....semoga tidak ada yang iseng mencuri dan semoga di dalam musium stock bola bola batu bersejarah ini masih banyak dan terjaga dengan baik.


Oleh Kumala Sukasari Budiyanto