Sabtu, 24 Desember 2016

Bukan Asli tapi Mempesona - Bangkok & Pattaya Trip

Pada perjalanan ke Bangkok dan Pattaya kali ini, kami menemukan dua hal  yang bukan asli tapi mempesona. Apakah itu? Mungkin pembaca sudah bisa menebak salah satu jawabannya. Tapi apakah jawaban selengkapnya, mari kita baca artikel ini.

Kami berangkat ke Bangkok via Singapore. Ada kejadian seru saat kami mencari gate untuk connecting flight ke Bangkok saat di Changi Airport, Singapura. Nama flight kami 3K517 tidak muncul-muncul dilayar, adanya 3K513 yang jam penerbangannya berbeda hanya 10 menit. Kontan hal ini membuat kami lumayan panik. Saya mencoba bertanya pada petugas di gate penerbangan 3K513 dan dijawab bukan. Waduh...masa sih bukan, di layar masih ngak muncul juga padahal kami berlima udah melotot terus melihat layar. Akhirnya karena penasaran dan menebak jangan-jangan salah ketik, jadilah salah satu dari kami menjadi kelinci percobaan mencoba masuk dan petugas yang bertugas men-scan bagasi cabin langsung bilang bukan gate ini. Dengan agak bingung kami jalan kearah information center dan melewati satu gate yang ada tulisan 3K517...halah, kenapa di layar ngak muncul-muncul. Hhmm, jangan-jangan kami yang miss saat melihat layar ditambah kami yang sering menghadapi orang-orang yang salah ketik, berasumsi Changi Airport bisa salah ketik pula. He...he...ngak mungkinlah yah, mereka kan terkenal ok banget.

Setelah terbang selama dua jam, kami tiba di Suvarnabhumi Airport, lalu kami naik kereta airport link dan menyambung BTS (seperti mrt) menuju hotel Mercure Siam yang letaknya persis di depan BTS National Stadium. Saat kami keluar di stasiun ini tepat pukul jam 12 malam dan pas kami keluar terdengar suara prakkk....pintu stasiun ditutup. Waduh! Ngepas banget.

Keesokan harinya, acara pertama kami mengunjungi Grand Palace dan buat saya ini kunjungan kelima. Kami ikut private half day tour karena kendaraan umum kesini agak sulit. Pada kunjungan kali ini, saya melihat ada pemandangan yang berbeda, rakyat Thailand tampak masih berkabung atas meninggalnya Raja Bhumibol pada bulan Oktober yang lalu. Mereka menggunakan baju serba hitam. Katanya masa berkabung akan berlangsung 11 tahun dan dalam setahun kedepan akan dibuat mausoleum dan kalayak ramai bisa melihat jasad Raja Bhumibol. 

Dari Grand Palace kami minta pihak tour mengantar kami ke Chatuchak Weekend Market. Ngak banyak yang kami lakukan disini, hanya makan siang dan membeli sedikit barang. Dari sini kami ke Madame Tussaud dengan naik taxi yang mobil inova. Untung ketemu taxi ini karena kami berlima, tidak mungkin naik taxi yang sedan. Kebetulan tukang taxi nya juga tahu banyak tempat bagus. Setelah dia menawarkan membeli tiket Madame Tussaud yang lebih murah 100 bath, dia juga menawarkan ke tempat lainnya.

Di Madame Tussaud Bangkok, favoritnya adalah patung lilin presiden Sukarno. Patung lilin lainnya juga menarik dan tampak ada beberapa yang baru seperti patung lilin Anggun C. Sasmi, Kapten Amerika dan Daniel Craig.

Selanjutnya kami ke Chocolate Ville yang merupakan restaurant dengan bergaya theme park ala eropa yang luas sekali tempatnya dan kebanyakan tempat makannya di area terbuka.
Saat tiba disini, kami langsung merasakan suasana eropa mulai dengan melihat adanya rumah bergaya eropa, termasuk rumah gaya jerman yang khas dimana tiang-tiang dan ragangan rumahnya ada di bagian luar.
Ada juga telepon khas inggris, mercusuar, kanal ditambah hiasan natal yang sangat membuat suasana tambah cantik.
Tempat inilah satu dari jawaban atas judul artikel ini, Bukan Asli tapi Mempesona.
Makanan yang dijual di tempat ini juga tidak mahal, kami makan dan minum bersama sampai kekenyangan hanya membayar tidak sampai Rp 200 ribu rata-rata per orangnya.

Hari berikutnya kami ke Pattaya dengan ikut day tour. Kami dijemput jam 6.30 pagi dan setelah perjalanan sekitar 2.5 jam tibalah kami di pantai Pattaya. Dari sini kami langsung diajak naik kapal speed boat yang lumayan besar menuju Coral Island. Ombaknya lumayan besar, sampai kapal beberapa kali terasa terpental dan berhasil membuat saya berdoa sepanjang perjalanan selama kurang lebih 20 menit.
Setelah kapal menepi, lega rasanya. Tapi ngapain yah 4 jam disini? Bule-bule memilih main jetski, banana boat dan beberapa berjemur.
Sedangkan kami minggir duduk di bangku tidur yang adem sambil memandangi laut dan menikmati hembusan angin ditambah pemandangan melihat om dan tante bule yang tidak malu-malu berjemur ria.
Dari sini kami kembali naik kapal ke pantai Pattaya. Ombaknya juga cukup besar dan saya kembali berdoa lagi selama kurang lebih 20 menit.

Sesampainya di pantai kami dijemput dan diajak ke View Point dimana kita bisa melihat pemandangan kota Pattaya yang tampak cantik bersanding dengan pantai dan lautnya yang dihiasi banyak kapal.

Berikutnya adalah acara yang dinantikan dan merupakan jawaban dari judul artikel ini Bukan Asli tapi Mempesona... Ya, kami menonton Alcazar Show, pertunjukan tari dari para transgender yang disini terkenal disebut ladyboy. Pertunjukan tampak wah, karena didukung desain panggung dan baju-baju yang mewah dan cantik. Pertunjukan berlangsung tepat waktu dan berlangsung selama hampir satu jam. Tak bosan rasanya mata memandang penampilan mereka dan tak habisnya berpikir kok bisa yah mereka seperti ini.
Kami duduk di kursi VIP tapi bukan yang paling depan yang sepertinya VVIP, jadi lebih mantap tapi untung bukan yang VVIP paling depan karena yang cowo bisa jadi sasaran digoda oleh ladyboy, tapi yang menggoda ladyboy yang gendut bukan yang langsing singset ha...ha...
Di akhir acara beberapa ladyboy menunggu di area luar dan menunggu para penonton yang mau berfoto dan tentunya harus memberi tip, rata-rata memberi 200bath/orang sekali foto dengan seorang ladyboy. Kamipun tak mau ketinggalan berfoto bersama mereka walau agak takut juga saat mendengar suara mereka yang ngebas banget, lebih ngebas dari suara cowo dan salah satu dari kami ada yang sempat gemetar saat berada dekat seorang ladyboy yang cantik dan sexy hmm...hmm...
Ini adalah acara terakhir kami dan keesokan paginya kami pulang ke Jakarta via Singapura dengan pesawat pagi dan kami berniat makan kembali di satu restaurant thai di bandara saat kami tiba yang makanannya enak tapi ngak ketemu karena sepertinya beda area dan kami putuskan makan di restaurant yang ada saja tapi tetap memilih restaurant makanan thai.

Oleh Kumala Budiyanto

Selasa, 04 Oktober 2016

Canada, The Place to Explore Amazing Nature

Kemana lagi yah jalan-jalan yang seru? Kali ini saya pilih Amerika, karena belum pernah ke benua ini. USA atau Kanada yah, saya pilih Kanada karena pemandangan alamnya lebih banyak. West atau East yah? Kalau teman saya tinggalnya di East tapi pemandangan Canadian Rocky dan atraksi alam aurora borealis juga lebih mudah dijangkau dari West. Jadi saya putuskan main di area West dan itinerary utama saya adalah Canadian Rocky yang terkenal dengan Banff National Park dan Columbia Icefield-nya, dan tentunya berburu aurora ke area Yukon adalah hal yang kudu saya lakukan.
Sebelum lanjut, mungkin ada yang bertanya, apa itu aurora?
Aurora adalah pancaran cahaya pada lapisan ionosfer bumi yang ditimbulkan dari interaksi medan magnetik bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan matahari. Aurora borealis bisa dilihat di artic cicle bumi bagian utara dan aurora australis di bagian selatan. Umumnya orang lebih memilih melihat di utara. Aurora borealis umumnya dapat jelas dilihat di bulan Sep-Okt dan Mar-Apr. Cantik banget langit yang gelap dihiasi cahaya hijau yang menari-nari dan kadang muncul juga warna violet.

Day 1 - Perjalanan Jakarta-Vancouver
Anggap saja day 1 yah karena berangkat Sabtu jam 14.30 WIB dan sampai sabtu juga jam 19.30 waktu Vancouver.
Kami naik pesawat Eva Air, beruntung Jakarta-Taipei nya kami dapat bangku row 20 an yang merupakan bangku premium economy yang mereka jual sama harganya dengan economy. Bangkunya besar dan bagian kaki bisa dinaikkan...jadi kalo beli tiket Eva Air Jakarta-Tapei langsung minta book bangku row 20-an, asik banget bangkunya. Tapi nasib buruk di penerbangan Taipei-Vancouver...bangkunya terasa lebih kecil dari economy class pesawat lainnya yang pernah saya pakai, ditambah 2 orang disebelah kami badannya gede... Nasib dah, 11 jam begini. Saya dan ade saya gantian duduk di tengah dan pinggir tapi ngak nolong dah. Hhmmm semoga pulangnya nanti sebelahnya kosong atau sebelahnya orang imut dah yang duduk. Tapi untungnya wc sih ngak jorok, penumpangnya lumayan pada tahu diri, sopan dan ngak heboh.
Terbang kali ini adalah penerbangan terlama yang saya alami, naik kelas he...he... yaitu 5.5+11 jam dan akhirnya lega juga setelah mendarat, badan juga untungnya ngak cape. Jet lag juga ngak kami alami karena ada untungnya sampai rada malam jam 19.30 jadi dengan modal CAD35 naik taxi sampailah kami di hotel, setelah check in kami makan di hotel lalu tidur.

Day 2 - Keliling Vancouver
Hari pertama trip kami awali ikut kebaktian di Coastal Church yang terletak hanya sekitar 300m dari Blue Horison Hotel, tempat kami menginap. Gerejanya cukup ramai untuk ukuran kota ini. Khotbah yang saya inget satu hal "service make unity" maksudnya jika kita mempunyai hati pelayan, apapun itu dan kepada siapapun maka akan membuat kita dan yang kita layani menjadi erat...iya sih, mirip ama teori marketing juga yang mengajarkan harus melayani pelanggan sampai after self service-nya juga.
Setelah itu kami naik trolley bus tour keliling kota dengan membayar CAD 45 dan berharap ketemu royal family yang lagi kunjungan kesini.
Rute pertama kami ambil yang grey line lalu dilanjutkan red line. Stop pertama kami di Totem Poles di Stanley Park. Totem Poles adalah patung ukiran dari kayu yang dicat warna warni. Patung ini bukan obyek penyembahan tapi adalah lambang nature yang dikreasikan oleh warga asli amerika utara.
Berikutnya adalah Prospect Point dimana kami bisa melihat Lion Gate Bridge dengan pemandangan sungai.
Dari sini kami ikuti rute trolley bus dan baru berhenti lagi di Canada Palace. Kapal pesiar super besar gagah bersandar disini. Tapi sayang ngak liat Prince William & Princess Kate, kurang awal sampenya. Menurut driver Trolley Bus dia sempat lihat.
Kami lalu mengambil rute red line untuk keliling ke Granville, Chinatown dan Gastown. Jalanan rute ini lumayan ramai, katanya sih karena kunjungan family royal tadi. Saat melewati area Chinatown saya cukup takjub karena areanya cukup luas. Ya, Vancouver memang memiliki area chinatown ketiga terluas di benua Amerika, saya jadi ingat kemarin di imigrasi petugasnya wajah engko-engko dan enci-enci Hong Kong he...he...
Di Gastown obyek utamanya adalah jam uap dan berbagai toko. Kami ngak lama disini dan langsung beranjak balik ke arah hotel dimana kami menginap yang berlokasi di Robson Street yang merupakan deretan pertokoan yang lebih modern darpada Gastown.

Day 3 - Fly to Calgary
Calgary kota tujuan kami berikutnya merupakan kota dimana kami akan ikut day tour ke tempat yang kece banget yaitu Banff National Park dan Columbia Icefield.
Kami berangkat dari hotel ke airport lebih awal dan untung lebih awal karena domestik flight ramai. Print boarding pass dan baggage label cukup cepat dengan mesin otomatis tapi antrian pengecekan untuk masuk terminal yang lumayan panjang.
Penerbangan 1 jam berjalan nyaman dengan pesawat embrarer-nya Air Canada yang walau pesawatnya kecil tapi bangkunya cukup lebar dan jarak antar bangkunya juga nyaman.
Setelah mendarat kami ke hotel naik taxi cab. Tadinya mau yang taxi meteran tapi berhubung nih mobil hitam mengkilap dan bagus, kelas mobil yang cc nya tinggi dan driver berjas dan pakai name tag, saya naik mobil ini dan harga ngak jauh beda CAD 50.
Dalam perjalanan ke hotel, saya nendapat kesan suasana disini kebih sepi dan lega daripada Vancouver.
Setelah check in hotel, kami langsung bergegas ke arah C-Train menuju Calgary Zoo. Dalam perjalanan kami sempat foto di patung ala raksaksa ngak jauh dari hotel Delta Calgary tempat kami menginap.
Lalu kami jalan ke arah halte City Hall dan alamak salah naik. Kami naik yang line merah...untung cepat sadar jadi kami balik lagi ke halte City Hall yang merupakan titik dimana C-Train line merah dan biru terpecah menjadi 2 rute.
Setelah naik C-Train line biru kami turun di Zoo station yang merupakan stasiun kedua setelah City Hall. Pas turun, drama terjadi lagi...pintu arah zoo kurang jelas. Tapi untungnya setelah mengamati kanan kiri, tampaklah jalanan bawah tanah yang link ke Calgary Zoo.
Calgary Zoo
Saat itu kami tiba sudah jam 4 sore, tapi ok lah 2 jam bayar CAD 24, agak mahal tapi anggap aja buat mendukung kebun binatang ini.
Kami pertama-tama mengunjungi binatang khas kanada tapi halah pada ngak ada...saya padahal pengen lihat beruang putih-nya. Hhmm tapi kunjungan ini tidak membuat saya kecewa karena saya puas banget lihat gorilla hitam yang posturnya mirip banget dengan manusia di area zona Afrika. Gaya tidurnya nih gorilla ampun dj...mirip banget ama manusia.
Hari ini jam 6 sore kami sudah "ngandang" di hotel, simpan energi untuk besok karena jam 05.50 sudah akan dijemput oleh pihak day tour.

Day 4 - Cuci Mata Melihat Pemandangan Alam Canadian Rocky
Hari ini kami ikut day tour yang kami pesan online dari Brewster Travel yang web-nya adalah www.brewster.ca. Perjalanan dimulai sangat pagi, jam 6 pagi kami sudah dijemput. Setelah menjemput peserta lainnya, bis melaju ke arah kota Banff, pemandangan langit masih gelap gulita dan sekitar jam 7 an saat hampir tiba di Banff, pemandangan sunrise muncul sangat cantik dramatis.
Di kota Banff yang merupakan kota tertinggi di Kanada (1383m diatas permukaan laut) kami di drop di terminal tour Brewster dan dari sini setiap peserta dipisahkan dengan rute pilihan masing-masing. Sebelum lanjut, kami sempat makan croissant dan teh panas di cafe Tim Hortons, lumayan deh, kalau tidak modal 1 muffin yang tadi kami makan jam 5 pagi ngak bakal nahan sampai jam 12 siang.
Perjalanan kami keliling Banff National Park yang merupakan nasional park pertama Kanada yang diresmikan tahun 1885 dan Columbia Icefield, yang terletak di Canadian Rocky, tepat dimulai jam 7.30...tepat sampai ke menit nya loh... Begitulah kalau ikut tour yang dikelola bule pasti tepat waktu. Yang telat bakalan ditinggal dan kalau berbaik hati dititip ke bis lain tapi jadi stress kan...makanya kalau ikut tour yang dikelola bule ngak boleh telat.
Perjalanan kami dari kota Banff ke arah Banff National Park disajikan pemandangan gunung, pohon yang terkombinasi dengan sangat cantik dan kami juga beruntung karena double rainbow muncul dengan cantik banget.

Lake Louise
Danau ini adalah spot pertama dari rute tour ini. Danau ini memang cantik bukan hanya fotogenik saja tapi aslinya beneran kece. Danau hijau dengan latar gunung yang masih ada sisa-sisa salju nikmat dipandang tapi sayang hanya dikasih waktu 30 menit saja disini.
Peyto Lake
Danau ini ngak kalah cantik dengan Lake Louise dengan tampilan danau yang lebih memanjang, menampilkan pemandangan air hijau tosca dengan latar gunung bersalju. Disini nih ada 2 remaja asia telat balik ke bis dan pas sambil jalan dihitung ketinggalan. Nah ditinggal beneran tuh dan dititip ke bis berikutnya dan didrop di spot berikutnya untuk gabung....stress kali tuh anak ditinggal he...he... saya suka sih ama tour seperti ini jadi yang tertib ngak rugi waktu tapi konsekuensinya saya juga kudu pantau jam tangan terus ngak boleh telat.
Lalu perjalanan dilanjutkan ke arah Columbia Icefield dan kami berhenti di beberapa spot termasuk makan siang. Makanannya enak juga dan cocok buat yang kelaparan karena buffee.
Di lokasi restaurant juga pemandangannya bagus termasuk pemandangan icefield tampak dari sini.
Arthabasca Columbia Icefield
Kami berganti bis khusus yang rodanya besar banget dan surprise-nya drivernya banyak yang cewe dengan tampilan lumayan feminim...canggih juga nih cewe nyalinya bawa bis besar, bannya aja setinggi saya dan rutenya melewati area curam pula.
Tiba di icefield yang sudah jadi es batu ini kudu ati-ati jalannya karena licin...mungkin pergi awal spring lebih ok karena saljunya masih baru. Kalau ini saya pergi akhir September dimana akhir autumn jadi saljunya udah lama banget. Btw selama winter, start 16 oktober kita malah ngak bisa main disini dan wisata ini ditutup...mungkin karena saljunya terlalu tebal.
Glacier Skywalk
Nah yang takut ketinggian bakalan bergetar karena di bagian ujungnya adalah lantai kaca dengan ketinggian yang lumayan.
Pemandangan gunung dari lokasi ini cakep juga loh.
Ini adalah spot terakhir dari tour ini tapi pamandangan selama perjalanan balik ke kota Banff juga ok banget termasuk pemandangan di cafe dan toko souvenir dimana kami di drop 15 menit disini. Saya makan ice cream, lumayan mahal CAD 5 satu corn nya tapi enak...rasanya beda...selevel sih dengan ice cream merk top tapi ada rada khasnya.
Dari Banff tempat terminalnya Brewster Travel, kami naik bis lain lagi untuk di antar ke hotel Delta di Calgary tempat kami menginap dan sebelumnya kami sempat makan potato wages dan teh panas di cafe nya. Nah kali ini juga ada yang ditinggal lagi nih 1 orang, bis jalan tepat jam 19.30. Driver-nya telp sih ke petugas office mereka bilang dia ninggalin 1 orang yang ditinggal....baguslah tinggal aja, daripada ini satu bis dah penuh garing harus makin malam sampainya dan paling besok dia baliknya atau sebenarnya bisa juga dia sebenarnya cancel tapi ngak bilang. Perusahaan travel bule rata-rata memang seperti ini sih. Saat di Swiss saya ingat ada remaja asia telat karena asik belanja, mereka ngak tinggalin karena kondisini ngak memungkinkan tapi ama guidenya diocehin di depan semua peserta...I like it! Ya kalau telat karena sesuatu yang diluar kemampuan sih maklum malah kasihan tapi kalau telat keasikan belanja sih ogah bener nunggunya.
Sekitar 1.5 jam perjalanan, saya beberapa kali tertidur pulas sampai ngimpi ha...ha...dan dengan badan rada cape tibalah di hotel sekitar jam 10 malam....tapi abis mandi dan minum vitamin seger lagi dan sambil makan popcorn nulis artikel bagian hari ke 4 ini he..he...
Untuk menikmati Banff National Park dan Columbia Icefield memang lebih enak ikut tour dan opsinya selain dari Calgary Downtown, bisa juga kita menginapnya di kota Banff, disini banyak hotel menengah dan ke Banff nya bisa pesan shuttle-nya Brewster Travel yang rute Calgary Airport-Banff.

Day 5 - Fly to Whitehorse & Berburu Aurora Day 1
Hari ini pagi sampai siang boleh dibilang ngak ada acara apa-apa, simpan energi buat bergadang nanti malam memburu aurora.
Kami naik pesawat air canada dari Calgary ke Vancouver dan fly through ke Whitehorse dengan Air Canada Express, bangku lumayan ok tapi pesawatnya kecil dan pramugarinya simple banget tampilannya.
Jam 5 sore kami mendarat di Whitehorse dijemput petugas travel yang sudah opa dan katanya hari itu hari kerja dia terakhir dan berikutnya mau jadi pelukis aja. Opa ini ternyata orang jerman karena saya tebak waktu telpon campur bahasanya inggris dan jerman.
Selama disini saya full menggunakan lokal tour mulai dari penjemputan, hotel, acara tour nya sampai beli tiket pesawat Air North, pesawat kebangaan orang Yukon (saya beli pulangnya saja karena jadwal perginya ngak pas jadi saya beli online Air Canada). Paker tour 3 days 2 nights Aurora Viewing ini saya pesan online dan juga berkomunikasi via email dengan meteka, web-nya adalah www.NorthernTales.ca dan emailnya info@notherntales.ca
Di whitehorse penduduknya agak beda komposisi dengan Vancouver dan Calgary. Wajah asia jauh lebih sedikit disini...makanya kami sering diliatin orang...ada orang nyasar ke "kampung" nya Kanada ha...ha...
Perjalanan dari airport ke hotel Best Western hanya 5 menit an melewati jalan Alaska Highway. Tiba di hotel kami langsung cari makan dan istirahat.
Berburu Aurora hari ke 1
Pesertanya malam ini cukup banyak, ada 3 mobil van dan dipecah di 3 lokasi yang nama lengkapnya ngak tahu apa...dipinggir jalan 30 km an dari kota.
Suhu hari itu dingin juga minus 3, kami hanya tahan 15 menitan di luar alam terbuka dan nongkrong di rumah kayu...ternyata satu persatu peserta juga ngukut ke dalam. Kedinginan dan kebetulan saat kami datang auroranya lagi bagus jadi di awal udah dapat foto bagus.
Membuat foto aurora ternyata susah susah gampang. Harus pakai tripot...siapa yang tahan pegang kamera 20 detik ngak boleh gerak karena type yang dipakai SCN at night yang perlu waktu lama untuk loading. Untungnya pihak tour punya stock tripot banyak jadi saya bisa pinjam. Cuaca malam yang gelap tapi cerah adalah faktor utama, jadi walau aurora lagi bagus tapi hujan, bersalju atau langit kurang gelap maka cahaya aurora tidak ada susah dilihat.
Hari ini aurora termasuk yang terbaik karena cahaya hijau bisa dilihat mata hasil di kamera hijau terang.
Namun membuat foto dengan obyek orang ngak semua kamera bisa...kami semua ngak bisa kecuali kamera milik travel yang type Canon EOS 5D dan flash nya warna merah bukan putih. Karena obyek orang perlu pakai flash tapi aurora ngak boleh pakai flash...mabok kan ha...ha.. Tapi kami bisa download foto kami di website-nya travel. Kami ngak mau rugi, minta di foto in banyakan. Nah, saat di foto pakai kamera mereka aurora lagi ngak terlalu hijau loh tapi kamera bisa menangkap warnanya, sedangkan mata kita bisa melihat hijaunya saat aurora-nya kental (di kamera/foto jadi hijau pekat terang) kalau tidak kental hanya terlihat putih kehijauan.
Kami juga bolak balik keluar dan balik lagi nongkrong sambil ngobrol di rumah kayu atau api unggun dengan guide kami yang juga hobby traveling, dia pernah keliling Jawa sebulan. Antar peserta juga saling ngobrol, mereka dari berbagai negara dan kali ini banyakan dari Australia.
Btw, Prince William & Kate tadi siang datang ke Main Street di downtown, salah satu guide yang asal Singapore ada yang ikut menyaksikan dan dia kasih liat fotonya ke saya. Kata dia hanya the couple, sedangkan my favourite prince, George dan dedenya ngak muncul...ngumpet dimana yah si George...

Day 6 - City Whitehorse Tour & Berburu Aurora Day 2
City Tour
Pagi jam 10 kami diajak keliling Whitehorse. Hanya 1.5 jam tapi lumayan juga bisa lihat beberapa tempat. Tempat pertama yang dikunjungi adalah visitor center. Disini, di depan peta Yukon, guide menerangkan beberapa hal. Luas Yukon, 482m2 ternyata lebih besar dari Jerman loh...tapi penduduknya sedikit hanya 31 ribu jiwa...yah, maklum lah yah karena daerah Yukon banyak yang dingin dan cenderung beku. Yukon memiliki beberapa highway, yang terpanjang adalah alaska highway dari ujung British Columbia melewati kota Whitehorse, Dowson dan sampai Alaska. Highway ini panjang sekali, 2,223km dibangun pada masa perang dunia 2, tahun 1942 dan dibangun hanya dalam waktu 9 bulan.
Kota Dawson dulu sempat ramai pada masa gold rush di Klondike pada tahun 1896-1899, banyak orang datang kesini terutama dari area usa yang saat itu sedang kurang bagus ekonominya. Pada masa itu ternyata banyak korban, ribuan kuda, manusia pun katanya banyak yang cacat dan kehilangan nyawa. Kota ini saat itu ramai banget tapi setelah sumber emas habis kota menjadi sepi, saat ini hanya ada 1300 an penduduk.
Di area Yukon katanya juga ada sumber alam berharga lainnya tapi dilarang untuk ditambang alasannya sayang pemandangannya di rusak...hhmmm.
Di Yukon dekat Whitehorse ada satu kota kecil Carcross yang cantik dengan danaunya dan gerbang menuju icefield-nya Yukon dan juga salah satu tempat bermukimnya First Nation..hhmmm makanya Prince William dan Kate mampir ke tempat itu juga.
First Nation itu apa? Adalah penduduk asli Yukon sebelum warga kulit putih bermigrasi kesini. Penduduk asli Yukon diperkirakan dari Siberia dimana saat ribuan tahun lalu ketinggian air masih rendah dimana Siberia terhubung dengan benua Amerika.
Setelah itu kami diajak ke kapal bersejarah S.S Klondige 2 yang ukurannya cukup besar 12.5m lebar x 64m panjang, kapal yang cukup besar tapi dahulunya dipakai menyusuri Yukon River dari Whitehorse ke Dawson yang tidak lebar.
Dari sini kami diajak ke dam airnya mereka. Saat itu kami tidak melihat ikan salmon nya.
Lanjut kami keliling kota dan ternyata di kota ini banyak lukisan di dinding bangunan yang dilukis dengan cantik oleh pelukis-pelukis kota ini.
City tour selesai dan guide kami ternyata bule pendaki gunung, dia pernah ke Probolinggo, mendaki gunung di Jawa dan suka ama mie goreng...hadeh bikin kangen aja ama nih makanan.
Lalu sebelum masuk ke hotel kami makan croisant againnnn dan kopi teh di Tim Hortons. Ke toko buku beli buku tentang sejarah masa goldrush dan vcd aurora yang ada tulisan mata manusia dan kamera berbeda dalam menangkap cahaya aurora...hhmmm pantesan aja sih kamera canggihnya travel kemarin bisa "nyedot" lebih banyak warna hijau aurora padahal saat itu cahaya kurang hijau.
On the way ke hotel kami mampir ke kantor pos menjalankan tugas mulia dari atasan saya ha..ha...
Kemudian, santai dan bobo di hotel, simpan energi buat begadang again!
Berburu Aurora Day 2
Hari ini lebih dingin dari kemarin, agak cloudy dan banyak bintang sehingga cahaya hijau aurora dengan kasat mata tampak cenderung putih, beda dengan kemarin. Tapi apa seperti kata di buku, mata kita dan kamera berbeda menangkapnya. Di kamera masih tampak hijau tapi tidak terang seperti kemarin. Barulah saat menjelang jam 2 pagi cahaya agak tanpak warna hijaunya walau tidak sekuat yang kemarin dan ada sedikit cahaya merahnya.
Jadi beruntung kemarin sudah dapat melihat yang terbaik dimana cahaya hijau dapat dilihat mata sangat jelas. Hari ini kami juga lebih banyak bolak balik ke rumah kayu karena anginnya hari ini lumayan lebih kencang dan suhu minus 5.

Day 7 - 8 Going Home
Hari ini kami balik ke Vancouver terbang pesawat kebanggaan Yukoners yaitu Air North. Dibanding Air Canada Express, di Air North bagasi gratis, dapat kue dan minuman plus sebelum check in juga disediakan minuman dan biskuit.
Setelah terbang 2 jam, tibalah kami di Vancouver Airport, makan siang di area food court dan kami makan bentonya Toshi, lumayan banyak porsinya dan enak juga. Lalu kami masuk hotel transit untuk tidur....soalnya belum tidur nih dari tadi setelah berburu aurora.
Sebenarnya ada pilihan pesawat dar Whitehorse jam 5 sore jadi sampainya jam 7 malam dan ini keburu dengan flight ke Jakarta-nya, tapi saya ngeri kalau delay gimana dan rasanya juga akan lebih cape.
Kami ambil paket yang 6 jam di Fairmont Vancouver Airport Hotel dan complimentary 2 jam di Plaza Premium Lounge, ada sih pilihan yang 8 dan 12 jam tapi ngak rela bayarnya. Jadi ini mayan lah selama 6 jam kami 4 jam tidur dan 2 jam bersih-bersih. Mayan badan jadi fresh.
Ngisi waktu sebelum check in yang dibuka 4 jam sebelum departure, kami punya waktu 4 jam dan tas koper kami titip di hotel. Nagapin yah.... Makan di area food court lagi, kami pilih ThaiHang, makan seafood rice noodle soup, enak loh rasanya!
Lalu kami hunting keliling airport dan masuk keluar toko tapi belum belanja, setelah check in kami beli dendeng salmon yang katanya enak. Buat persiapan next trip yang dingin-dingin saya juga beli syal motif marple nya kanada, kebetulan ngak mahal CAD 20.
Setelah itu kami ke area gate dan pemeriksaan imigrasi sudah tidak ada lagi seperti di UK. Kami ke Plaza Premium Lounge yang ngak terlalu besar tapi makanannya lumayan.
Jam 2 pagi waktu Vancouver kami akan take off menuju Taipei dan berharap semoga yang duduk disebelah orangnya kecil...udah lemes bayangin 12 jam 20 menit sempit-sempitan. Saat semua zona telah dipanggil tinggallah zona kami, zona 5 dan sepandang mata memandang, syukurlah ngak asa orang ukuran jumbo dan benar sebelah kami cewe ukuran agak kecil dan sebelah dia cowo ukuran sedang...mayan dah.
Btw, wc pesawat bersih ternyata pramugarinya tiap beberapa jam membersihkan...hhmmm kirain pada ngak jorok nih orangnya.
Setelah mendarat lega rasanya bebas dari bangku sempit dan nanti Taipei-Jakarta asyik dapat bangku premium economy.
Kami transit 3.5 jam di Taoyoan Airport, Taipei...ngapain yah? Yang pasti makan dan nyari kamus pesanan si papa dan beli pinenaple cake 1 dus dan 1 teh. Bandara Taoyuan bagus juga loh, tiap gate nya didesain dengan tema yang berbeda, kami sempat keliling area gate C dan D dan saya suka dengan desain gate D karena lebih banyak pernak pernik pajangan seperti kereta dan kaligrafi.
Wow deh trip kali ini, keluar uang banyak ngak nyesel dan saya happy juga karena bikin banyak teman yang ngiler liat foto-foto saya dan ada beberapa yang tertarik mau ngetrip kesini.

Oleh Kumala Sukasari Budiyanto

Minggu, 10 Juli 2016

Nyobain Jalan-jalan Saat Libur Lebaran ke South Australia dan Singapore

Baru kali ini saya jalan-jalan di liburan lebaran. Predikat tiket mahal dan bandara berjubel menjadi hal yang mengerikan buat saya.
Namun kali ini terpaksa karena liburan akhir Juni saya gagal karena pekerjaan saya maupun adik saya. Jadilah dalam waktu kurang dari sebulan hunting tiket dll. Pilihannya ke negara yang saya masih punya visa yang berlaku yaitu Australia dan China. Hasilnya kami masih beruntung nemu tiket liburan yang ok harganya ke Adelaide dan transit di Singapore.
Tiket dari Jakarta nya memang mahal tapi semahal-mahalnya tiket Jakarta-Singapore masih tidak menyeramkan. Nah ke Australia nya setelah hunting dapatlah ke Adelaide dengan Singapore Air yang promo ditambah modal simpanan mileage saya, maka keluar uang cash nya sedikit dan yang pasti lebih sedikit dari harga tiket Jakarta-Singapore.
Yeah...salah satu tips cari tiket murah keluar negeri yang jarak jauh saat lebaran memang cari penerbangan dari negara lain seperti Singapore.
Berikutnya saya hunting hotel. Sasaran saya hotel group nya accor dimana saya ada membership disana. Urusan hotel juga ada keberuntungan. Ibis Adelaide sedang ada winter member sale ditambah saya bisa pakai free night saya. Hotel di Singapore juga tumben Novotel Clark Quay yang lumayan mahal bisa redeem free night.
Setelah selesai book tiket dan hotel, saya kilat menyusun itinerary. Ikut lokal tour ke wilayah di sekitar Adelaide menjadi pilihan karena kalau hanya keliling kotanya aja pasti ngak seru. Jadilah saya book tour sehari ke Kangoroo Island dan tour sehari ke Barossa Valley dan Hahndorf.

Hari ke 1 - Terbang ke Singapore
Gimana suasana bandara yah? Hari ini hari Minggu, kemungkinan udah sepi...kan Jumat dan Sabtu harusnya sudah banyak yang berangkat. Hhmm, tapi daripada risiko pergi pagian dah, 4 jam dimuka.
Jreng jreng....jalanan lancar termasuk area bandara. Baggage drop sepi tanpa antri....kata mba petugas Garuda sih tadi ramai. Lanjut ke imigrasi juga kosong.
Ciaaa....cuma 40 menit total waktu perjalanan dari rumah sampai proses imigrasi selesai!
Ngapain nih masih 3 jam...
Pertama ke Pura Lounge pakai free fasilitas dari Citibank...lanjut ke Starbuck ambil free minuman dari BCA....ngak modal ha...ha...
Setelah 3 jam lebih ngalor ngidul, tiba juga waktunya terbang. Jam 9 malam pesawat Garuda kami take off dan kami mendarat tengah malam waktu Singapore.
Kami mendarat di terminal 3 dan untuk menuju area arrival untuk proses imigrasi dan ambil bagasi, perlu naik skytrain karena GA kali ini dapat gate dibelakang (ngak semua pesawat seperti ini).
Setelah ambil bagasi, kami naik lift ke satu lantai diatasnya dan check in bagasi untuk penerbangan pagi dengan SQ ke Adelaide yang berlokasi di Terminal 3. Note: untuk SQ di Changi check in bagasinya bisa lebih awal.
Lanjut kami ke bagian imigrasi. Lalu naik Skytrain ke Terminal 2 menuju Ambasador Hotel untuk menginap 6 jam disana. Sebenarnya di Terminal 3 ada juga Transit Hotel tapi saat saya book sudah penuh.

Hari 2 - Perjalanan ke Adelaide
Pagi jam 5 kami minta wake up call dan saya juga pasang alarm pribadi....pengalaman yang lalu lalu, kami butuh dibangunkan beberapa kali kalau udah ngantuk banget.
Tapi kali ini untungnya tidak begitu, kami tidur ngak bisa pulas tapi dibanguninnya gampang he...he...
Petugas hotel transit ini sangat cermat, pertama kami dibangunkan dengam mesin wake up call lalu 20 menit kemudian ada petugas yang telpon mengingatkan kembali.
Pagi jam 6 kami jalan menuju gate kami di Terminal 3. Saat tiba di gate ada pemandangan tak biasa seperti penerbangan kami ke Australia sebelumnya...banyak wajah India yang naik pesawat ini...entahlah, mungkin karena ini dari Singapore.
Pemandangan berikutnya adalah pesawat yang kosong, kebayangkan pesawat besar hanya terisi sekitar seperempatnya. Pramugarinya sampai bilang surprise kali ini sepi sekali... Hhmm tapi inilah jawaban buat saya kenapa saya masih kebagian tiket murah. Walau penumpang ngak full, para awak kabin tampak rajin seperti biasanya, terus mondar mandir melayani kami.
Selama terbang 7 jam, saya nonton film sejarah tentang Singapore. Sebelum tahun 1965 mereka kacau juga, kaum chinese dan malay berantem melulu. Tapi sejak tahun 1965 mereka sadar akan persatuan. Dalam pidatonya Lie Kuan Yu bilang tidak ada malay, chinese dan india tapi semuanya singaporean. Nah...ini sedikit memberi jawaban kenapa penerbangan kali ini banyak wajah india...hhmm mereka itu Singaporean, warga Little India. Dari nonton film ini, saya baru sadar kenapa di Singapore ada Chinatown, Little India, Kampung Galm yang saat ini menjadi daya tarik wisata. Jadi Singapore bisa seperti sekarang kuncinya diawali dari Persatuan.
Selain nonton film ini, saya juga sempat nonton Zootopia versi bahasa Jerman...lumayan sekarang udah ngak super blank kalo dengar bahasa Jerman. Film ini terus mengiyang ngiang di kepala saya saat mau pergi ke Adelaide karena saya mau ke Kangaroo Island dimana terdapat banyak singa laut. Nah di film Zootopia, ada tuh singa laut yang kalo kerja dan ngomong bolot banget tapi jago ngebut yang bikin saya tertawa terpingkal-pingkal saat tahu yang ngebut ternyata si bolot.
Setelah 7 jam terbang, mendaratlah di Adelaide. Pemeriksaan tas cukup ketat...ada doggy yang tugas khusus cium-cium tas dan kita disuruh baris nunggu dicium-cium si doggy yang agak mungil ukurannya dan wajah lugu tidak meyakinkan he...he...
Data link paspor baru saya dengan visa 3 tahun saya disini ternyata ngak link di komputer om imigrasi bagian depan tapi harus ke komputer lainnya, sepertinya komputer in-charge nya. Padahal waktu tahun lalu di Sydney ngak masalah. Tapi untunglah saat dicek di komputer satunya bisa keliatan datanya.
Saat keluar bandara sudah jam 4 sore. Dari info yang saya baca ada bus yang lewat persis di Ibis Adelaide tempat saya menginap tapi saat tanya penjaga toko, halte bus di airport sebelah mana aja dia ngak pasti...bikin grogi...dan sejauh mata memandang juga ngak keliatan bisnya. Naik taxi juga sebenarnya ngak mahal sekitar Aus$ 25 ke city, tapi saya cuma pengen coba. Angin lumayan agak kencang saat keluar bandara, bikin saya nyerah dan kami pilih naik taxi. Antrian taxi dibuat urutan 1 sd 8...kita mejeng disana dan taksinya per kelompok akan maju ke nomor-nomor itu. Jadi satu phase bisa langsung angkut sampai dengan 8 kelompok penumpang, cepat jadinya.
Tiba di hotel Ibis yang terletak di Grenfel St. Kami check in, taruh koper dan jalan ke daerah belakang hotel yang ada Rundle Mall. Di kiri hotel selang 2 gedung ada Adelaide Arcade, lorong pertokoan yang menghubungkan Grenfel St ke Rundle St. Kalau jalan terus sedikit ada juga lorong pertokoan yang menghubungkan kedua jalan ini. Di lorong ini dibawahnya ada supermarket Cross dan food court. Banyak anak mahasiswa makan disini karena di sekitar sini ada beberapa universitas. Kalau ke Supermarket di Inggris dan negara persemakmurannya, teh Twining jadi sasaran saya, murah banget, harga cuma 20% dari harga di Jakarta kalau diukur dari jumlah teabags nya tapi harga yang di Ausie teabag-nya yang tidak dibungkus satu-satu. Madu Capilano yang di Jakarta mahalnya selangit, disini seharga madu merk lokal kita.
Di pertokoan di daerah ini juga banyak Sale loh...sama dengan di Jakarta lagi musim sale...tapi saya belum tergoda membelinya...tahu deh besok-besok he...he..

Hari ke 3 - One Day Tour Barossa Valley dan Hahndorf
Hari ini jalan-jalan ke Barossa Valley yang terletak di utara Adelaide. Kota penghasil anggur terbesar di Australia dan ke Hahndorf, kampung pertamanya imigran Jerman di Australia.
Pemandangan mata hari ini mayoritas berwarna hijau yang menenangkan mata. Hamparan perbukitan penuh kebun anggur menjadi warna utama tour kali ini.
Kami join tour dari travel Adelaide Sightseeing yang satu group dengan SeaLink. Jam 8.35 kami di jemput di depan hotel. Mobilnya parkir tidak persis di depan hotel....untung ada peserta lain yang lihat mobilnya. Mobil ini hanya untuk pick up saja dan untuk tour nya dengan bis yang sudah stand by di Adelaide bus station. Lokasi station ternyata di seberang Central Market.
Rute pertama kami ke Jacob's Creek, perusahaan penghasil wine terbesar di Australia dan sudah ada sejak 160 tahun yang lalu. Disini kami diajak wine tasting. Saya hanya berani coba 2 macam, takut mabok he...he... Rasa wine nya agak beda tapi menurut saya enak.
Lanjut kami diajak melihat Mengler Hill dimana dari sini bisa dilihat pemandangan Barossa Valley...namun sayang lagi gerimis dan agak berkabut.
Kami lanjut diajak ke perusahaan wine Saltram di Angaston, tapi saya udah ngak berani minum wine nya jadi hanya foto-foto di tong kayu antik mereka.
Perjalanan dilanjutkan makan siang di Company Store yang juga berada di Angaston. Disini makanan pembukanya lucu dan kembali disediakan wine. Kali ini saya coba tapi rasanya ngak cocok buat saya.
Hhmm...kalau penggila wine ikut tour ini bakalan happy banget karena bisa coba banyak wine. Saya yang kadang-kadang minum aja suka bisa coba-coba tapi karena takut mabok ngak berani nyoba terlalu banyak he...he...
Dalam perjalanan balik kami diajak melalui rute yang berbeda. Kami mampir di Herbig Family Tree yang sudah berusia ratusan tahun. Ini pohon rumahnya si mr. Herbig, migran dari Jerman. Mereka tinggal disana selama 2 tahun. Keluarga ini juga hebat, anaknya ada 16 orang.
Kunjungan terakhir ke Handorf, desa imigran Jerman pertama di Australia. Desa Hahndorf masoh termasuk wilayah dari kota Adelaide. Disini suasana bangunan rumah masih banyak yang bernuansa Jerman tapi dalam hal lainnya sudah tidak terlalu bernuansa Jerman. Di sepanjang jalan dipenuhi cafe dan aneka toko kecil yang menjual baju, tas dan asesoris. Lumayan buat jalan-jalan dengan suasana yang berbeda...
Kami tiba di hotel hampir jam 6 sore dan langsung ke food court di Cole yang kemarin...saya makan bakso bihun kuah...udah kangen makanan indo lagi he..he..

Hari ke 4 - One Day Tour Kangaroo Island
Pemandangan hari ini diwarnai warna biru selain hijau, ditambah hembusan angin sepoi sepoi cenderung kencang di sepanjang pinggir pulau.
Trip hari ini lumayan melelahkan. Pagi jam 6.15 sudah dijemput di hotel Matra yang terletak diseberang hotel Ibis (bacanya aibis yah kalo di Australia, saya sering nyebutnya Ibis dan orang pada pardon pardon deh jadinya) dimana kami menginap..kudu nyebrang lampu merah dan masih gelap...tapi aman sih. Tour ke Kangaroo Island cukup laris, pesertanya banyak. Kami dijemput dengan mobil van dan 2 jam perjalanan ke pelabuhan Cape Jervis. Disini sudah ada juga peserta tour lain yang dijemput dengan mobil yang lainnnya.
Di kapal semua bangku hampir terisi menandakan banyak peminatnya. Perjalanan kapal cukup goyang-goyang di setengah perjalanan pertama, angin samudera soalnya bukan angin laut biasa...tapi pas mendekat ke Kangaroo Island mulai tenang karena Penneshaw agak ke dalam/ terhalang bagian pulau sisi lainnya.
Setelah 40 menit menempuh perjalanan kapal sepanjang 15 km melalui jalur Backstairs Passage, kapal merapat, kami langsung ke arah bus Sea Link dan bangku bus juga hampir terisi penuh.
Kangaroo Island itu ternyata besar loh...7x nya luas Singapore. Luas 4350 sq km dengan panjang 155 km dan lebar 55 km. Sumber ekonomi pulau ini bukan pariwisata tapi peternakan, ada lembu, madu dll tapi kami tidak mengunjungi tempat ini.
Perjalanan pertama kami diajak ketemu singa laut di habitat bebasnya di Seal Bay. Lucu, genit dan gendut nih si singa laut. Jantan bisa 300 kg dan betina 200 kg, tapi anaknya saat lahir kecil hanya 6-7 kg. Kalau ketemu teman selalu cipika cipiki. Singa laut betina katanya hampir sepanjang hidupnya hamil terus, hanya selang beberapa minggu saja setelah melahirkan sudah hamil lagi....gubrak dah. Selama kami di tempat ini, guide selalu berpesan agar selalu berada di kelompok, tidak boleh berpencar dan jaga jarak dengan singa lautnya. Katanya sih mereka bisa agresif terutama yang jantan muda.
Dari tempat ini kami lunch di Vivonne Bay. Lalu lanjut ke Hanson Bay Koala Sancuary untuk lihat koala yang bergelantungan di pohon ecaliptus.
Selanjutnya kami ke Flinders National Park. Tempat yag paling menarik adalah Remarkable Rock yang merupakan batuan granit dengan aneka bentuk yang unik.
Lanjut ke  Cape du Couedic yang juga masih di lokasi taman nasional...disini anginnya hebat dan karang tampak terjal tapj si singa laut ndut tampak nangkring di karang itu...haiya ndut dan kaki pendek tapi bisa naik karang yang tinggi nih mereka. Di area ini sebenarnya hanya dengan menuruni anak tangga kita bisa melihat Admirals Arch, karang unik melengkung seperti jembatan, tapi karena angin super kencang kami ngak turun kesini.
Btw, selama di Kangaroo Island, kami tidak melihat kangaroo yang lagi bebas berkeliaran...katanya malam mereka baru aktif jadi siang jarang keliatan atau adanya di wilayah yang lebih dalam. Binatang Echitna, yang seperti landak juga saya tidak ketemu, padahal ini salah satu binatang khas disini.
Di Kangaroo Island binatang dibiarkan hidup bebas, tidak dipelihara seperti di kebun binatang. Taman nasional yang luas benar-benar pohon semua isinya. Namun jalanan untuk keliling pulau sangat nyaman, beraspal mulus ngak ada yang rusak dan tanda lalu lintas juga jelas. Yah...disini oksigen banyak banget deh...ngak usah "berebutan nafas" seperti di kota-kota yang padat dan macet.
Disini penduduknya sangat sedikit dan mereka menetapnya di wilayah utara, namanya kota kecil Kingscote...kalau di wilayah lainnya di information center dan discovery location (ikon wisata) yang tampak ada rumah dan itupun saya ngak yakin mereka tinggal disana.
Hari ini otak beneran seger tapi agak malam aja pulangnya, sampai hotel jam setengah sebelas malam. Beberapa orang untuk kesini memilih naik pesawat, hanya 25 menit ke Adelaide Airport tapi pesawatnya kecil dan tentunya harga tiketnya lumayan.

Hari ke 5 - Keliling Kota sebelum Balik ke Singapore
Hari ini yang kudu dilakukan adalah mencoba naik O-Bahn, bus khusus yang bisa masuk jalur seperti rel. Antik loh...bisa otomatis jalan di aspal dan rel. Tidak semua bis seperti ini, bis rute ke daerah Klemzig, Paradise dan Tea Tea Plaza yang ada rel-nya. Dari artikel yang saya baca, konon ini teknologinya dari Jerman (di kota Essen Jerman juga pakai ini) dan katanya biaya operasional lebih murah dari kereta.
Lanjut saya juga nyoba Tram yang cuma satu line ini...tapi panjang juga jaraknya tapi namanya Australia walaupun jarak jauh tapi waktu tempuh pendek. Saya mencoba naik Tram sampai paling ujung, sekalian mau lihat pantai Glenig dan Town Hall-nya. Suasana disini ok juga untuk santai, ada pantai, toko-toko, museum kecil di visitor center. Untung kami jadinya kesini, padahal itinerary dirancang ke Central Market dan Chinatown...omongan supir taxi yang mengantar kami dari airport yang bilang Glenig paling ok di Adelaide bikin saya ubah haluan. Btw bp supir taxi ini hobby liburan loh...dia katanya mau sebulan keliling Indonesia dan sebelumnya juga pernah sebulan di Bali...dia suka jalan-jalan ke Indonesia karena murah dan pemandangan bagus serta orangnya pada ramah...kalau Jakarta dia bilang macet.
Dari Glenig, kami naik tram lagi selama 40 menit ke Rundle Mall. Tram kali ini ternyata dikemudikan oleh wanita setengah baya, sama dengan O Bahn saat balik ke City juga dikemudikan wanita setengah baya...mantap nih para senior di Adelaide!
Dalam perjalanan dengan Tram ini, kami melihat Victoria Square dan sebenarnya bisa foto-foto disini, tapi karena waktu mepet kami lewati saja. Dekat dari Victoria Square ada Central Market dan Chinatown dan kami udah melewatinya beberapa kali saat diantar jemput ikut tour kemarin.
Makan dan foto-foto di Rundle Mall menjadi acara terakhir kami di Adelaide dan untung nih patung babi yang kemarin kami cari ketemu...dua hari lalu belum ketemu karena mainnya ke sisi pertokoan yang arah William Street. Foto di dua bola besar juga baru kesampaian hari ini karena dua hari lalu hujan melulu dan saat kemari hari sudah gelap pula.
Jam 2 kami berangkat ke airport dan 15 menit an sudah sampai. Pesawat kami jam 5 sore dan tiba di Singapore hampir jam 11 malam. Kali ini pesawatnya penuh....hampir semua penuh....beda dengan saat berangkat yang kosong banget.
Selama terbang 7 jam, saya nonton film Singapore tentang wajib militer, anak cowo warga Singapore umur 18 tahun wajib ikut dan dilatih selama 3 bulan. Pesertanya tampak ada yang chinese, melayu dan india. Pelatihnya jyga demikian...jadi nyambung dengan film tentang Singapore yang saya tonton saat berangkat...di Singapore yang namanya sudah jadi warga negara, mau wajah dan darah keturanan dari manapun sama perlakuan dari sisi hak dan kewajiban.
Saat sampai Singapore, kami langsung cari taxi. Antrian panjang tapi karena tata cara sama seperti di Adelaide dimana ada tempat 10 maka sekali angkut bisa langsung 10 kelompok penumpang. Taxi malam biaya sedikit mahal tapi masih ok lah...dari airpott ke Novotel Clark Quay sekitar S$ 30.

Hari ke 6 - Keliling Singapore
Seharian ini acaranya hanya ke Garden by The Bay, MBS dan ke Sentosa. Saya sengaja berangkat ngak terlalu pagi karena kemarin sampai hotel sudah malam.
Ada pemandangan baru saat naik MRT, tulisan priority seat diganti dengan kata-kata Show You Care...gambarnya juga dibuat lucu sehingga perintah menjadi lebih halus.
Kami tiba di Garden by The Bay hampir jam 10 pagi. Sebenarnya saya sudah pernah kesini tapi waktu itu belum lihat Flower Dome karena sedang maintenance. Jadi kali ini kemari lagi. Setelah masuk ternyata disini sepertinya lebih cakep foto bunganya aja he..he..jadinya kami ngak terlalu banyak foto dengan bunga-bunga ini.
Lanjut ke dome disebelahnya, Cloud Forest...saya paling suka dengan air terjun buatannya.
Tak terasa hampir 3 jam kami di Garden by The Bay. Lalu kami niatnya makan di food court MBS tapi penuh banget. Akhirnya hanya beli puding mangga dan makannya sambil berdiri.
Lalu kami ke Sentosa dan tujuan utama ke Trick Eye Museum. Kami beli tiketnya di Klook.com, harga lebih murah jauh tapi tiket harus ditukarkan dulu, tidak seperti yang Garden by The Bay dimana barcode yang ada di print out konfirmasi dari Klook bisa langsung di scan sebagai tiket....ini yang Trick Eye kudu ditukarin dulu.
Kami harusnya tukar di lt 3 Vivo, tapi karena disana ramai jadi niatnya mau tukar di dalam sentosa...kami pikir bisa di Trick Eye nya...tapi ternyata harus di Imbiah Lookout...ribet jadinya...ditambah antrian naik monorail yang ramai banget. Belum lagi di Imbiah lookout ngak semua ticket kios bisa melayani redeem tiket ini.
Hhmmm akhirnya beres juga sih urusannya dan kami puas-puasin foto di Trick Eye. Fotonya lumayan banyak yang lucu-lucu, saya paling suka dengan foto panjat pohon bareng panda.
Kami juga sempat shopping di H&M Vivo City yang lagi diskon. Saya beli 2 baju yang disc 75%...dress hanya seharga S$ 10.
Kami berangkat dari Sentosa ke Clark Quay naik mrt sekitar jam 20.00. Tiba di sana, kami beli kue di Central Clark Quay, buat makan pagi besok.
Makan malam kami niatnya restaurant di pinggir sungai  Clark Quay tapi dilihat-lihat mahal juga...agak ngak rela. Akhirnya kami putuskan makan di hotel kami menginap, Novotel Clark Quay. Pilihan ini tepat karena jadi murmer banget...S$ 21 untuk 2 horfun seafood dengan udang-udang dan kerang yang besar, 1 capucino dan 1 juice mangga. Kok bisa? Bisa donk, ini karena membership accor saya...2 minumannya itu welcome drink dan makannya disc 50%.
Haiya...abis dinner artinya acara jalan-jalan sudah di ambang selesai dan besok kudu pagi-pagi banget ke airpot dan go home.

Hari ke 7 - Pulang ke Jakarta
Kami naik pesawat GA yang paling pagi. Sebelum boarding saya sempatkan hunting buku. Lalu kami juga ke Zara...omongan petugas hotel yang sempat sedikit ngobrol dengan kami saat dinner bikin penasaran...dia bilang Zara kalau di Sin pas diskon harganya bagus. Menurut dia sih yang di pertokoan lebih ok daripada yang di airport, tapi karena waktu yang ada hanya bisa lihat yang di airport jadi kami sempatkan lihat...ya, memang ok disc 50% dan saya beli 1 blouse.
Pilihan naik pesawat paling pagi srbenarnya pilihan terpaksa karena hanya tinggal jam ini yang masih ok harga tiketnya. Tapi ternyata pilihan ini tepat. Jam 8.30 sudah sampai Jakarta. Bandara masih ngak ramai, antrian taxi juga lenggang, tapi sayang seperti biasa nunggu bagasi paling lama, 30 menit.
So...jalan-jalan saat lebaran ok juga nih kesimpulannya asal jangan memilih negara atau tempat liburan yang digemari orang Indo. Dari trip saya kali ini, rute ke sentosa yang ngak tepat, yang lainnya ok.

Oleh Kumala Sukasari Budiyanto