Jepang yang
sebenarnya relatif dekat dari Indonesia belum pernah saya kunjungi, padahal negara lain yang lebih jauh sudah saya kunjungi. Seringnya gempa
adalah alasan sReering mengurungkan niat pergi ke negara yang berstatus mantan penjajah
Indonesia ini.
Dengan bermodal
tiket promo SQ yang saya beli saat travel fair dengan cash back dari CIMB
Niaga, mulailah saya rencanakan perjalanan ke Jepang. Tiket yang saya beli pp
Jakarta-Osaka dengan durasi perjalanan yang pendek, hanya 3 malam di Jepangnya. Rencana saya saat itu ke kota Osaka dan Kyoto, tapi setelah berpikir lagi. Saya
merasa kalau pergi 11-15 Januari 2017 itu bagusnya menikmati salju di Hokkaido. Ada teman yang bilang saljunya lembut banget. Saya akhirnya putuskan trip pendek ini harus dibuat quality time hunting salju
di Hokaido. Pilihan kotanya Sapporo dimana penerbangan lokal umumnya mendarat
dan ke kota Otaru yang tidak terlalu jauh dari Sapporo.
Tiket promo
Osaka-Sapporo juga berhasil saya dapat dari kedua maskapai besar Jepang, berangkat
saya naik JAL dan baliknya naik ANA.
Hari 1 dan 2, Perjalanan dari Jakarta ke Sapporo via Singapore dan Osaka
Saya berangkat
dengan pesawat jam 20.30 dari Jakarta dan transit di Singapore. Tidak banyak
yang saya lakukan di Changi, hanya mengambil voucher changi dari SQ karena
transit. Voucher yang saya dapat lumayan selain s$ 20 per orang yang
dijanjikan, saya dapat s$ 20 lagi per orang tapi hanya khusus untuk beli
kosmetik, rokok dan wine. Lumayan total kami berdua punya s$ 80.
Tengah malam
pesawat terbang ke Osaka dan penumpangnya tidak terlalu penuh. Sesampainya di Osaka yang saya kagumi
letak bandara Kansai yang di tengah laut. Dan saya happy banget di udara yang
lumayan dingin klosetnya hangat ha...ha... dan seperti banyak yang tahu kloset
disini canggih, air untuk bersihkan bagian tubuh aja bisa 2-3 macam belum lagi adanya
musik biar yang lagi berhajat ngak malu.
Saya transit di
Osaka cukup lama, 5 jam. Saya sengaja buat seperti ini karena penerbangannya
beda maskapai sehingga jika delay bisa repot. Ngapain 5 jam, saya lihat di web
Kansai Airport dan kita bisa ke Obervation Hall dan Rinku Factory Outlet.
Observation Hall
Bus Shuttle gratis
untuk ke tempat ini ada di halte no 1 yang terletak di area Passenger Terminal
di lantai 1. Di tempat ini sebenarnya ngak terlalu wah, hanya saja kita bisa
lebih jelas melihat pesawat take off dan landing di runway yang terletak di
samping laut. Sayapun berfoto disini, di area balkon terbuka ditemani suhu yang
lumayan dingin dan angin lumayan kencang.
Rinku Factory Outlet
Dari Observation
Hall ada pilihan shuttle bus ke airport terminal atau ke Rinku. Jadi rute
shuttle bus airport terminal-Observation Hall-Rinku Factory Outlet tapi yang rute
Observation Hall-Rinku bayar, ngak mahal sih 200 yen. Kalau uang kita 1000 an
ada mesin tukar uang di bis tapi kalau 10.000 an ngak ada. Untung saya bawa
1000 an.
Factory outlet
disini mirip seperti FO di Johor tapi disini jauh lebih sepi pengunjungnya.
Baju winter yang diskon lagi banyak tapi saya ngak beli karena ngak ada yang
ditaksir he..he... saya malah beli 1 baju dress buat kerja, modelnya Japanese
style, sehingga ngak tahan saya kalau ngak membelinya...diskon 50% pula.
Setelah 5 jam
berlalu terbanglah saya dengan JAL ke Sapporo. Sebelum mendarat terlihatlah
hamparan salju di semua area dimana mata memandang....hadeh...gile bener...bisa
bertahan hidup kagak yah 2 malam disini? Betul-betul seperti pemandangan film
Frozen...tinggal putar lagu Let It Go aja ha...ha...
Setelah mendarat,
orang-orang Jepang yang di pesawat bikin saya parno. Banyak yang pakai double
sweeter plus jaket tebal..plus topi dan kaos tangan. Tapi untungnya saat turun
pesawat dan perjalanan ke hotel dinginnya masih ok buat saya yang bermodal
pakai long john bahan serat bambu dan jaket bahkan bulu angsa yang light,
tentunya plus syal, kaos tangan dan topi.
Airport di Sapporo
cukup jauh ke kota. Naik kereta JR butuh waktu 40 menit. Tiket sekali jalan
1500 yen jika yang reserve seat. Pemandangan selama naik kereta adalah salju
dan salju. Sesampainya di Sapporo Station, saya agak susah mencari shuttle bus
nya hotel Mercure yang katanya di North Gate. Tepatnya shuttle akan berhentinya
di tempat taxi (saya tahu besoknya saat pagi naik shuttle dari hotel ke
station). Malam itu saya ke hotel naik taxi dengan modal bahasa tarzan tapi
untungnya ngerti tuh...ha..ha.. dan biayannya masih ok lah jika dihitung jumlah
uang tapi kalau per km mah mahal bangetttt, yen 1100.
Hari ini check in
di Mercure dikasih sekantong kue, biasanya saya dapat welcome drink karena
member. Dari tampangnya kue nya agak mencurikan kesannya seperti kue sagu
biasa....wuihh ternyata enak banget, ada beberapa macam dan hampir semuanya kue
kering, hanya satu yang seperti bolu gulung tapi tengahnya bolong....belakangan
saya baru tahu bolu ini adalah bolu khasnya Hokkaido.
Hari ke 3 –
“Makan” Salju di Otaru
Saat bangun saya lihat
bekas hujan salju turun di malam atau dinihari tapi saat pagi ini ngak ada
salju turun. Adanya gundukan salju di sepanjang jalan seperti pemandangan
kemarin malam saat tiba di hotel. Wah...mimpi saya bisa menikmati hujan salju
yang menetes langsung kepala bisa kesampaian tidak yah...?
Hari ini saya akan
ikut day tour ke Otaru, kota pelabuhan ketiga terbesar di Jepang yang letaknya
sekitar 1 jam berkendara dari Sapporo.
Saya join Chuo Bus
Tour www.teikan.chuo-bus.co.jp yang tour nya sudah saya pesan sebulan yang lalu tapi pembayarannya mereka
tidak minta di bayar dimuka. Jadi sebelum mulai tour harus ke counter mereka
yang letaknya membuat saya agak keder...di Esta Building bus terminal. Hhmm,
ternyata sebenarnya gampang cari tempat ini. Di Sapporo Station mengarah ke pintu selatan, lalu ikuti petunjul ke Esta lalu cari tangga manual ke lantai 2.
Kalau perberhentian bus nya termasuk bus tournya ada di lantai 1.
Setelah membayar
dan menunggu sebentar. Petugas membawa plank 2 bahasa tapi kalau bicara bahasa
Jepang terus, mengajak turun ke lantai 1. Sesampainya disana saya berharap
guide nya bisa dikit-dikit bahasa inggris tapi wadowww dia nyerocos terus pakai
bahasa jepang. Memberi tahu suruh pakai headphone aja pakai bahasa tarzan.
Jadilah kami tebak-tebak no berapa yang bahasa inggris. Guide tak lama kemudian
juga mengedarkan kertas tulisan dalam 3 bahasa yang isinya
tentang tata krama selama tour dan juga rute nya.
Saya lumayan
takjub juga melihat guide ini. Bisa loh tetap ngomong bahasa jepang plus
gerakan tangan mimpin kami. Setiap mau turun di suatu tempat dia tulis di papan tulis kecil jam kumpul
kembali. Lalu bagaimana menerangkan tempat wisatanya? Sepanjang perjalanan dari
audio 3 bahasa, diterangkanlah dari rekaman audio, daerah yang dilewati juga
tempat-tempat wisatanya. Nah nomor berapa yang bahasa inggris? Dia tahu kita
bingung langsung dia ke tempat kita dan diputarin no nya. No 1 ternyata yang
bahasa inggris.
Otaru Wine Shop
Disinilah tempat
bersejarah buat saya karena pertama kali merasakan dihujani salju langsung dari langit....sebelumnya di negara lain baru merasakan yang sudah jatuh di tanah, ngak seru banget.
Saat kami keluar
setelah mencoba wine buatan kota Otaru yang menurut rasanya kurang berat tapi
cukup hangat di badan, hujan salju turun rintik-rintik dan tidak lama lagi agak
lebat.
Otaru Canal
Selanjutnya kami
berhenti di suatu tempat seperti terminal kecil dimana mobil bisa parkir dan
ada toko ice cream dan kue keju khas Otaru. Disini guide lucu kami mau
menerangkam kita harus jalan ke canal....dia bergaya jalan ditempat sambil
nyebut canal ha...ha...
Saat tiba di canal
yang pada awal abad 20 merupakan pelabuhan kecil yang aktif, hujan salju sangat lebat
banget dan suhu -5C. Yes, mimpi benar-benar menjadi kenyataan karena kali ini lebatnya lebih mantap daripada saat di depan toko wine. Sayapun terpikir buat mencoba
menjilat salju yang beberapa kali menerpa muka.
Kapan lagi kan
kalau ngak mau coba. Buset....ini salju rassa garam banget. Nanti saya mau coba
“makan“ salju di negara lain ahhh....mau tahu asinan mana ama yang di Jepang
ini.
Canal ini sih
kalau dipikir-pikir yah kali. Tapi asli cakep sih kalau dihiasi salju. Btw,
Otaru ini kotanya rada gaya ke eropa-eropa an karena pada tahun 1899 menjadi pelabuhan
terbuka untuk perdagangan UK dan USA, jadi banyak bangunan gaya eropa dan saat
ini canal dijadikan obyek wisata.
Setelah “makan”
salju, ngak mantap kalo ngak makan es krim nya Otaru yang katanya enak banget.
Jadi abis hujan-hujanan salju makan es krim....kalo zaman masih kecil pasti
diomelin ama mama ha...ha.. tapi ok loh ngak flu ampe sekarang dan es krimnya
memang enak. Cuma ada tragedi dikit ama si guide lucu, karena saya belum habis
makan pas jam ngumpul, dia suruh bawa aja saat saya mau tinggal. Saya mau
bilang ini gelas beling juga dia bakalan ngak ngerti. Pas di bis donk...dia
ketok2 tuh gelas trus ngomong apaaan dah saya ngak tahu (di akhir tour kami
lewat toko ini lagi dan bis berhenti dan si guide lucu ini ambil tuh gelas
balikin ke toko es}. Ha..ha..baik sih dia tapi karena seperti ayam ama bebek,
beneran susah mau ngobrol ama dia...pahahal saya kan biasa demen nanya-nanya.
So far, orang
Jepang yang saya temui pada baik, ramah semua. Walau ngomong pakai baha dewa
dia dan kita ngak tahu artinya tapi entah kenapa saya bisa tebak...mungkin
karena aura mantan penjajah masih sehati ama mantan penduduk negara yang pernah
dijajah ha...ha...
Tanaka Shuzo – Sake Factory
Setela makan siang
kami diajak ke tempat membuat sake. Pemandu nya lucu, kalau ngomong kebanyakan
ngomong eee..eee..eeeto...ditanya apa
artinya dia juga bingung nerangin nya dalam bahasa inggris...sepertnya sih
kata-kata jeda omangan seperti hhmmm.
Saya coba sakenya
mereka, ada yang tidak beralkohol katanya bagus buat kulit. Saya beli deh
setoples kecil dan rasanya aneh karena tidak halus..seperti havermut.
Sake itu prosesnya
memakan waktu 30 hari. Bahannya dari beras dan air. Ada macam-macam beras yang
bisa dipakai dengan kadar sari yang dapat diambil berbeda-beda. Pertama-tama
beras dimasak menjadi nasi lalu ditaruh di nampan besar di ruangan bersuhu 33
derajat C. Lalu diberikan seperti yeast. Kemudian setelah 2-3 hari dicampur air
dan dimasukkan ke tabung tertutup di ruangan bersuhu dingin.
Berburu Music Box
Di sepanjang jalan
yang terletak beda satu blok sejajar canal terdapat banyak toko-toko dan yang
paling dicari orang adalah toko music box yang terletak di ujung jalan. Di
gedung coklat bergaya eropa ini, dijual aneka musuc box tanpa baterai dengan berbagai
model, seperti bentuk sushi, aneka boneka, sampai frame dengan musik juga ada.
Boneka yang ada musiknya juga ada tapi serem ahh, ingat film-film hantu yang
bonekanya bisa bunyi ha...ha...
Mount Tengu Ropeway
Selanjutnya kami
diajak ke tempat bermain ski di Mount Tengu. Kami diajak naik kereta gantung
yang agak kuno tapi aman dan diatas dingin banget.... tapi bagus buat foto.
Area main ski nya lumayan curam pas kami amati saat kembali ke bawah. Di atas ada cafe bisa makan makanan kecil dan minuman hangat.
Area main ski nya lumayan curam pas kami amati saat kembali ke bawah. Di atas ada cafe bisa makan makanan kecil dan minuman hangat.
Inilah acara terakhir day tour ke Otaru. Kami di drop ke terminal bis Esta. Lalu kami melihat-lihat ke mall lainnya yang ada disini. Disini ada 4 mall, Esta, Stella, Daimaru dan Paseo. Kami hanya ke Paseo dan membeli jaket sale 50%....bahannya agak tebal sih, makan tempat di koper, tapi karena modelnya style Jepang dan ngak mahal 4700 yen...saya beli deh, kembaran tapi beda warna ama ade saya. Di Jepang, hasrat belanja agak terpacu ha...ha...apalagi lagi sale pula.
Day 4 – Half Day
Tour Keliling Sapporo
Hari ini saya join
tour Chuo Bus lagi dan gayanya sama lagi seperti kemarin tapi guide nya kali
ini agak mendingan, bisa sedikit bahasa inggris walau dikit banget.
Pemandangan
pertama trip kali ini sama, kanan kiri gundukan salju tapi kali ini nuansaanya
kota penuh salju....gedung-gedung kantor dan pertokoan dengan “hiasan” gundukan
salju yang tingginya 1-2 meter.
Hokaido Shrine
Kuil shinto yang
dibangun sejak tahun 1871 ini terletak bersebelahan dengan Maruyama Park.
Banyak orang yang berdoa dan meminta permohonan di kuil ini dan permohonannya digantung di satu tempat seperti gantungan. Disini juga ada ritual mencuci tangan ala orang Jepang. Pemandangan salju di taman Maruyama juga bagus loh karena ada rumah kuno Jepang dan pohon-pohon cemara.
Banyak orang yang berdoa dan meminta permohonan di kuil ini dan permohonannya digantung di satu tempat seperti gantungan. Disini juga ada ritual mencuci tangan ala orang Jepang. Pemandangan salju di taman Maruyama juga bagus loh karena ada rumah kuno Jepang dan pohon-pohon cemara.
Ishiya Shiya Koibito Park
Disini tempat toko
coklat yang di depannya dibuat taman bermain dan juga ada seperti musium kecil
tentang pembuatan coklat. Bagi yang suka souvenir unik. Bisa membuat kaleng susu
atau biskuit dengan foto kita. Saya dan adik saya membuat foto di kaleng susu.
Dan biskuit coklat buatan tempat ini enak juga.
Sapporo Wholesaler Market
Ini pasar
tradisional penjual hasil laut. Pasar yang sudah cukup tua ini masih tampak
rapih tapi pembeli tampak tidak banyak. Disini saya nyoba makan ramen...dari
kemarin belum makan makan ramen...ramen di Sapporo top katanya...dan iya, saya
makan di pasar aja, enak nih ramen. Tapi bisa juga ini memang yang terkenal di
pasar itu, udah buka dari 1972 soalnya, tokonya ada di dekat area parkiran.
Sapporo Clock Tower (Tokeidai)
Tour berakhir
disini di rumah kayu dua lantai yang
merupakan bangunan tertua di kota ini. Di bangun pada tahun 1878 dimasa awal
pembangunan kota Sapporo yang pembangunannya dibantu oleh pemerintah Amerika. Bagian
khas dari gedung ini adalah jam-nya yang dippasang pada Juli 1881 oleh E.
Howard Co. Di lantai 2 bangunan ini terdapat ruangan, sekilas mirip ruang
kebaktian tapi ternyata ini function hall yang bisa disewa oleh umum misalnya
untuk mengadakan konser.
Dari sini kami
jalan ke hotel Mercure yang berada di Susukino. Kami lewati Odori Park dengan
pemandangan eiffel kecil nya Sapporo yang disebut Sapporo Tower.
Dari tempat ini, diseberang jalan ada pintu masuk ke Aurora Town, pertokoan bawah tanah Auro Town dan Pole adalah pertokoan bawah tanah yang memanjang dari stasiun subway Odori sampai stasiun subway Susukino. Sepanjang jalan yang dilewati banyak toko baju dan banyak yang sale...hhhmm 1 baju saya beli lagi disini, modelnya ok sih dan murah banget dan kualitas bagus ha...ha... lalu kami lanjut jalan ke hotel, ambil koper lalu ke stasiun naik taxi.
Shuttle bus hotel ada tapi jamnya ngak pas jadi kami naik taxi. Sampai di stasiun, kami kembali naik JR train ke New Chitose Airport. Pemandangan sepanjang perjalanan salju semua...beneran frozen island ini Hokkaido saat winter.
Dari tempat ini, diseberang jalan ada pintu masuk ke Aurora Town, pertokoan bawah tanah Auro Town dan Pole adalah pertokoan bawah tanah yang memanjang dari stasiun subway Odori sampai stasiun subway Susukino. Sepanjang jalan yang dilewati banyak toko baju dan banyak yang sale...hhhmm 1 baju saya beli lagi disini, modelnya ok sih dan murah banget dan kualitas bagus ha...ha... lalu kami lanjut jalan ke hotel, ambil koper lalu ke stasiun naik taxi.
Shuttle bus hotel ada tapi jamnya ngak pas jadi kami naik taxi. Sampai di stasiun, kami kembali naik JR train ke New Chitose Airport. Pemandangan sepanjang perjalanan salju semua...beneran frozen island ini Hokkaido saat winter.
Kami naik ANA
kembali ke Osaka, pesawatnya kosong dan sempat guncang agak kencang saat 30
menit sebelum mendarat. Sama seperti perginya, kami cuma diberi minuman. Tapi
kali ini harusnya ada yang sedap....pramugari bawa es Haagen-daz tapi nih dia
nawarin nya seperti ngak ikhlas...senyum-senyum manis, pakai celemek pink manis
imut pula tapi ngak menyodorkan langsung, cuma ama anak kecil yang nangis tuh
dia paranin dan ngasih....brarti kudu nangis dulu kali yah kalo mau dapet
Haagen-daz.
Setibanya di Osaka
Kansai Airport, saya langsung check in di Hotel Niko Kansai yang berada disini.
Hhmm packing barang lumayan bermasalah, koper hampir ngak muat...ha...ha...
Day 5 – Perjalanan
balik ke Jakarta via Singapura
Hhmm ngapain 6 jam
di pesawat siang begini. Ngak mungkin tidur kan...saya nulis artikel ini deh
karena dari awal perjalanan belum sempat nulis. Untung masih ingat semua yang
perlu di-memorikan. Transit 5 jam di Singapore, saya keliling terminal 3 dan 2.
Tadinya mau keluar bandara tapi tidak jadi. Di Changi topiknya belanja, makan
dan lihat-lihat butterfly garden di terminal 3 dan sunflower garden di terminal
2.
Trip kali ini
memang singkat tapi buat saya “quality time”, dalam waktu singkat bisa
menikmati nuansa salju di Jepang....sayapun puas sudah memegang saljunya yang
lembut, merasakan tetesannya yang deras tapi lembut di kepala saya dan hhhmmm
saya sudah mencoba menjilatnya. Melihat satu kota bersalju, baik di pinggiran
kota, pegunungan dan tak kalah menarik suasana kotanya yang penuh gedung
layaknya kota metropolitan dipenuhi salju. Belum lagi melihatnya dari atas saat
naik pesawat...woooow beneran penuh salju sepanjang mata memandang. Cara jalan
orang Jepang diatas salju juga unik, langkah kecil-kecil tapi cepat dan diatas
salju yang sudah mengeras supaya tidak licin ditaburi pasir...
Hhmmm salju memang
unik, cantik tapi lumayan merepotkan manusia, perlu kepandaian dan “ketekunan”
untuk mengaturnya agar bisa selaras dengan kehidupan manusia....timbul
pertanyaan dalam hati saya, kenapa yah Tuhan repot-repot bikin salju dan kenapa dibuat asin rasanya (tapi saya juga ngak yakin semua salju asin) seperti air laut yang juga asin...apa keduanya satu produk
tapi beda varian yah...yaah semuanya sih pasti demi kelangsungan bumi....amazing!
Oleh, Kumala
Sukasari Budiyanto