Jalan-jalan ke Australia lagi? Mengapa tidak? Suasana negara ini yang tenang tapi modern yang membuat saya selalu ingin mengunjungi
negara ini. Kota Brisbane dan Gold
Coast adalah tujuan trip saya kali ini. Brisbane adalah kota terbesar ketiga di
Australia sedangkan Gold Coast adalah kota pantainya Australia. Namun tidak jauh dari Gold Coast ternyata ada pegunungan loh, yang merupakan taman nasional yang masuk World Heritage yaitu Springbrook National Park.
Sebagai “tukang jalan-jalan”, selain butuh modal uang, saya yang karyawan juga membutuhkan modal cuti. “Harpitnas (hari
kejepit nasional)” buat saya adalah hadiah yang sangat berharga. Trip kali saya
lakukan di akhir Maret 2017, hanya modal 1.5 hari cuti dan mendapatkan trip 3
malam ditambah 1 malam tidur di pesawat. Cukup singkat tapi kalau diatur bisa
memuaskan kok... tapi sayang tiketnya yah? Ngak juga, saya modal tiket promo SQ
ditambah redeem miles dari hasil ngumpulin point kartu kredit dan miles penerbangan-penerbangan
sebelumnya dari SQ dan airline lainnya yang tergabung dalam Star Alliance.
Saya terbang dengan pesawat malam
dan transit di Singapore. Muter-muter yah, mau ke Australia yang di selatan
bumi malah ke arah utara dulu. Yah, namanya nyari yang promo he..he... Tapi ngak rugi
lah, saat transit di Changi SIngapore saya dapat voucher S$ 20 per orang dan saat baliknya saya sengaja cari
waktu transit yang agak lama sehingga saya bisa keluar bandara dan mampir liat
Singapore, negara yang juga suka bikin saya kangen.
Setelah terbang 8 jam dari
Singapore, mendaratlah saya pada jam 10 siang waktu Brisbane (3 jam lebih cepat dari WIB). Seperti
kota lainnya, disini juga saat paspor diperiksa petugas imigrasi jika keluarga
maju berbarengan, kemudian walau visa tidak tertempel di paspor, petugas cukup
menginput nomor paspor kita untuk memeriksanya dan kebiasaan terunik mereka
juga sama di tiap kota, mengandalkan doggy untuk memeriksa bagasi kita sebelum
keluar bandara. Doggy nya yang kali ini lucu dan gemesin, tapi mau pegang takut
diomelin petugasnya he...he...
Day 1
Hari saat saya tiba ini adalah hari
keberuntungan, saat mau beli tiket Go Card petugasnya dengan happy bilang hari
itu gratis.... wow, dia happy banget tapi saya penasaran kok bisa yah gratis?... hhmm,
tenyata hari itu transport kereta, ferry dan bus Translink gratis dalam rangka tim
Brisbane Lion Women melakukan pertandingan final di Gold Coast. Hhmm, kalau di
negara kita ada pertandingan sepakbola malah pada ngeri supporter-nya tawuran,
disini karena tertib maka untuk mendukung para suppoter transportasi digratis
kan dan saya tidak sengaja juga kebagian menikmatinya.
Saya tetap membeli Go Card untuk
dipakai besok (Go Card bisaa di redeem setelah selesai dipakai), lalu saya naik
kereta yang hari itu gratis dari bandara ke Central Station, kemudian check in
di Sofitel yang letaknya menyambung dengan stasiun kereta. Jangan bayangkan
hotel ini akan kebisingan bunyi kereta...sama sekali tidak dan nyaman. Mahal?
Iya, tapi kalau saya kembali beruntung karena 1 harinya menggunakan free night
membership dan 2 harinya sebagian biaya dipotong accor point hasil ngumpulin
point selama tahun kemarin menginap di hotel-hotel group accor.
Waktu 5 jam di hari itu saya
gunakan untuk mengunjungi
daerah Mount Cootha dengan naik bus. Hhmm...nyari halte bys di Brisbane
cukup bikin saya keder...setelah agak keder mencari jalan Wickham Terrace yang
walau 300m dari hotel tapi karena letaknya agak menyudut membuat saya
nebak-nebak. Setelah ketemu jalannya ternyata ada beberapa pos...jadi pos x
untuk bis no sekian, dst...kalau tidak salah ada 5 pos. Ya jadi tempat ini
seperti halte kecil tapi yah itu tanda pos nya kecil jadi waktu belum ngeh ada beberapa
pos, saya jadi keder bus no 471 bakalan mangkal dimana. Bis no 471 adalah nomor
bus yang paling pas untuk ke Mount Cootha Botanic Garden dan Mount Cootha
Lookout.
Mount Cootha Botanic Garden
Setelah 30 menit naik bis
melewati jalan-jalan yang agak menanjak dan juga melewati rumah-rumah penduduk
yang asri, tibalah saya di botanic garden ini. Areanya sebenarnya luas tapi
karena saya hanya ada waktu selama 1 jam, maka saya memilih melihat Japanese
Garden dan Bonsai Garden.
Melihat-lihat taman yang di tata sederhana apa adanya tapi cantik ini, menyegarkan saya yang habis terbang berjam-jam. Di area agak depan ada patung mawar raksaksa yang sangat fotogenik dan tidak boleh dilewatkan kalau ke tempat ini.
Melihat-lihat taman yang di tata sederhana apa adanya tapi cantik ini, menyegarkan saya yang habis terbang berjam-jam. Di area agak depan ada patung mawar raksaksa yang sangat fotogenik dan tidak boleh dilewatkan kalau ke tempat ini.
Mount Cootha Lookout
Di tempat inilah kita bisa melihat
pemandangan kota Brisbane. Sebetulnya malam hari tampaknya akan lebih menarik,
tapi berhubung bis 471 terakhir adalanya dari tempat ini jam 5 sore, maka saya
hanya sampai jam 5 sore main disini melihat pemandangan dan makan muffin serta
minum jus di restaurant yang tempat-tempat duduknya menyajikan pemandangan kota
Brisbane.
Day 2
Hari ini saya keliling kota Brisbane dan
kali nya...eh salah, sungai maksudnya. Dimulai dari mengunjungi Anzac Square yang merupakan tugu peringatan untuk para pahlawan, yang letaknya persis di seberang Central Station.
Kemudian kami naik kereta dari Central ke South Bank station. Saat menunggu kereta di stasiun Central ada bocah bule yang nmengaku kehabisan uang ngak bisa bayar tiket. Pas ditanya butuh berapa, dia bilang $1....hhmm aneh juga sih nih anak, karena mintanya dikit dan kalau misal dia bener kehabisan uang abis main keliling naik kereta kan kasihan juga...karena mereka bertiga saya kasih $3 deh...ngak seberapa walau agak ragu nih anak jail atau beneran tapi mukanya agak panik dan umurnya masih rada kecil paling 10 tahunan.
Kemudian kami naik kereta dari Central ke South Bank station. Saat menunggu kereta di stasiun Central ada bocah bule yang nmengaku kehabisan uang ngak bisa bayar tiket. Pas ditanya butuh berapa, dia bilang $1....hhmm aneh juga sih nih anak, karena mintanya dikit dan kalau misal dia bener kehabisan uang abis main keliling naik kereta kan kasihan juga...karena mereka bertiga saya kasih $3 deh...ngak seberapa walau agak ragu nih anak jail atau beneran tapi mukanya agak panik dan umurnya masih rada kecil paling 10 tahunan.
Sesampainya saya di stasiun South
Bank, saya lalu jalan ke arah sungai dengan cuaca yang mulai terasa panas tapi hembusan angin membuat panasnya terasa nyaman. Saya mencari terminal ferry untuk ke arah Riverside dan Kangaroo Cliff. Di South Bank ada
3 terminal, South Bank 3 yang disinggahi City Hopper (gratis) dan letaknya
lebih dekat stasiun kereta. Lalu South Bank 1 dan 2 yang letaknya lebih ke arah
South Bank Parklane yaang disinggahi kapal ferry yang berbayar. Lebih bagus dan
jalannya lebih cepat. Saya mencoba kedua nya yang gratis dan bayar.
Riverside
Setelah jalan ke South Bank 1
terminal (akibat keder...harusnya naik yang gratis tadi di terminal South Bank
3 yang saya lewati). Tapi tak apalah, jadi nyoba ferry yang bagus dan ngak
mahal juga (full trip $5 tapi kalau tidak full seperti dari South Bank ke Riverside hanya $2-an. Disini banyak tempat makan tapi saya tidak makan
disini karena masih kenyang, sehingga hanya berfoto dengan latar Story Bridge yang
spotnya paling bagus di foto dari tempat ini.
Kangaroo Cliff
Sebetulnya jika naik ferry
gratis, dari South Bank 3 kapal akan berhenti disini (Thornton terminal) baru ke Eagle Street
terminal yang letaknya berdekatan dengan Riverside Terminal. Disini katanya ada
tempat manjat tebing, tapi karena panas dan agak jauh jalannya. Saya hanya
main-main disekitar terminal.
South Bank
Saya lalu naik ferry gratis City
Hopper ke terminal South Bank 3 lalu jalan menyusuri pinggir sungai. Yang paling menarik adalah kolam renang umum
dan gratis yang letaknya hampir bersebelahan dengan sungai. Pemandangan warga
berbikini ria juga banyak disini...hhmm mereka pada berjemur ria, beda ama saya
yang udah berasa kepanasan.
Kemudian di depan gedung
Performance Art Center (bioskop dan tempat konser) ada Wheel of Brisbane dan
ikon tulisan Brisbane dengan latar pemandangan sungai dan gedung-gedung
pencakar langit.
Pancake Manor
Saya melalui Victoria Bridge yang
menghubungkan South Bank dan area city tepatnya jika jalan lurus akan ketemu
Queen Street, pertokoan yang jalannya hanya khusus untuk pejalan kaki. Lalu saya
jalan ke Charlotte Street dimana restaurant pancake yang gedungnya bekas
gereja. Pancake yang tersohor ini buka 24 jam dan hhmmm pancake nya memang enak
banget.
Queen Street
Saya mengakhiri trip hari ini
dengan berbelanja disini. Toserba Myer yang pertama saya kunjungi dan supermarket
Cole. Seperti biasanya teh Twining dan madu Capilano adalah sasaran saya saat
di Australia karena harganya cuma 1/3-1/4 dari harga di Jakarta.
Sampai di hotel saya lihat hhmmm tangan memerah kejemur...ngak sangka di akhir Maret masih panas sehingga tadi pagi saya pakai sunblock-nya ketipisan.
Day 3
Hari ini saya ikut day tour nya
Grayline - Gold Coast Hinterland dengan tujuan Gold Coast Surfurs Paradise,
Nerang River dan Springbrook National Park. Dari Brisbane seharusnya bisa naik
train ke Gold Coast tapi karena saya pengen banget melihat Natural Bridge di
Springbrook National Park yang tidak bisa dicapai dengan kendaraaan umum maka
mau tak mau harus ikut tour.
Kami dijemput di depan Adina
Hotel yang letaknya disamping Anzac Square. Mobilnya tidak ada merk tour
sehingga membuat saya awalnya agak ragu tapi supirnya yakin loh memanggil kami...sepertinya
karena orang Asia yang lagi berdiri disana hanya kami jadi dia bisa tebak kalau
kami yang orang Indonesia yang sudah daftar di tournya.
Seperti saat ikut tour di Canada
tahun lalu, mobil ini hanya shuttle ke Brisbane Transit Hub dimana pusat travel
berada, lalu kami disuruh menunggu sebentar lalu baru dibagi dalam tour
masing-masing tujuan...ada “Zoo’s customer”, “Hinterland’s customer”, dll
begitu istilahnya. Lucu yang Zoo’s customer he..he.... Rombongan kami ngak
banyak hanya 5 orang saja jadi lega deh van nya.
Nerang River Cruise
Merasakan jadi penghuni perumahan
disepanjang sungai Nerang dengan naik kapal adalah tema jadwal kali ini. Selama
sejaman kami keliling sungai naik kapal melewati perumahan mewah di pinggir
kali dengan sarana parkir kapal di belakang rumahnya....beda dengan perumahan
di pinggir sungai alami di kota-ku yang hiasan belakangnya jemuran, dll yang ngak enak dipandang....bagaikan bumi dengan langit jika
dibandingkan tempat ini.
Kami juga melewati tempat parkir,
bukan parkir mobil tapi parkiran kapal pesiar ukuran kecil dan sedang. Ya mirip dengan yang di Ancol tapi disini tampak lebih luas dengan latar gedung yang rapih.
Surfers Paradise
Disinilah pusat rekreasinya Gold
Coast. Pantai memanjang dengan warna laut gradasi putih ombak, hijau dan
abu-abu dengan pemandangan lawannya deretan gedung-gedung tinggi. Banyak orang
berjemur di pantai ini dan pantainya yang memanjang tanpa tebing-tebing yang
membuatnya agak berbeda dengan pantai lainnya yang pernah saya lihat. Di
wilayah ini juga terdapat toko-toko yaang menjual makanan dan souvenir.
Kali ini saya benar-benar masuk
hutan alami. Tapi bukan berarti harus hiking dengan susaah payah, ada jalanan
semen dan anak tangga namun tidak mengganggu keaslian hutan. Banyak pohon-pohon
tua yang gagah bertengger disini. Aneka spesies tumbuhan tampak berpadu dalam
harmoni yang alami. Tanaman besar dan kecil tampak menyatu alami. Udara disini
juga segar dengan aroma dedauan yang bikin relaks.
Tempat yang menarik disini adalah
Natural Bridge, batuan yang alami berbentuk jembatan dan diairi air
terjun...cantik dan unik. Di dekatnya juga ada gua kecil yang ada glow-worn
yang bisa menyala tapi sayang saat saya datang hanya ada 1 yang bersinar.
Kami diajak jalan kurang lebih 1km
dimulai dari arah turun ke arah Natural Bridge lalu balik dari arah lainnya ke
atas melihat bagian atas air terjun yang menyirami Natural Bridge, kemudian
jalan ke arah pintu masuk.
Keindahan hutan Indonesia
seharusnya lebih cantik dan juga luas kata guide saya. Ya sih, tapi saya ngak
berani masuk hutan negara sendiri (kecuali dulu belasan tahun lalu, saat jadi financial analis, sering masuk area bekas hutan di Kalimantan yang ada area batubara nya). Saya yakin harus betul-betul hiking karena
saya belum pernah tahu ada yang dibuat bisa dikunjungi wisatawan.
South Bank & Queen Street di Kala Malam
Dari tempat ini kami balik ke
Brisbane dan tour selesai, tapi di hari terakhir rasanya pengen liiat area South
Bank di kala malam yang kemarin belum sempat kami nikmati. Kami makan di food
court nya Myer di Queen Street lalu jalan ke ujung Victoria Bridge dan
mengabadikan suasana malam area South Bank.
Day 4
Pagi jam 6 kami keluar hotel dan
naik kereta dari Central Station yang letaknya terkoneksi dengan Sofitel Hotel
tempat kami menginap. Kala itu airport train lewatnya 30 menit sekali jadi saya
menunggu lumayan lama, lalu saat sampai airport saya redeem kartu Go Card
sebelum check in pesawat.
Proses imigrasi sama dengan kota
Australia lainnya, tanpa melalui petugas imigrasi tapi mesin yang men-scan
paspor kita, lalu scan/foto wajah. Sebelumnya kita juga diminta mengisi form
keberangkatan dan dimasukkan di box setelah kita melalui alat scan.
Uang koin yang bikin berat tas
saya jumlahkan ada $18.55...hadeh bikin berat ada $2 sebanyak 7 coin dan
beberapa coin lainya yang $0.5 dan $0.2...kudu dibelanjain aja deh. Kami buat
beli makan pagi (tadi berangkat dari hotel karena pagi banget jadi belum makan)
berupaa 2 croissant dan 2 hot tea $14 dan sisanya $4.55 buat beli 1 gantungan
kunci bentuk kangaroo plastik kuning....mahal sebetulnya, Rp 50 ribuan kan
kalau dikurs dalam Rupiah, tapi biarin lah daripada koin-koin bikin berat tas dan
disimpan juga ngak tahu mau kapan dipakainya lagi he..he..
Transit di Singapore – Jalan jalan ke Haw Par Villa
Saya sengaja ambil waktu transit
5 jam agar bisa jalan-jalan di Singapore. Lumayanlah daripada harus khusus pergi
ke Singapore aja. Awalnya saya sempat bingung juga mau kemana, rasanya hampir
semua tempat wisata Singapore yang terkenal sudah pernah dikunjungi. Hasil
browsing, saya temukan Haw Par Villa. Tempat ini berdiri sudah lama banget,
sejak tahun 1937 dan dibangun oleh bos nya Tiger Balm. Tempat ini sempat ditinggalkan
saat perang dan setelah perang dipugar kembali oleh putra Bow Par, Aw Cheng Chye sehingga pada
tahun 1970-1980 an ramai dikunjungi wisatawan. Pada tahun 1985, tempat ini
diakuisisi oleh Tourism Singapore dan dihiasi nuansa baru. Saat saya datang
tempat ini juga sedang direnovasi dan diprediksi akhir April 2017 selesai.
Apa yang paling menarik dari tempat ini?
Menurut beberapa tulisan adalah bagian penggambarannya yang mengerikan tentang
10 Courts of Hell. Namun buat saya bagian ini agak
bagaimana deh...saat masuk gua rasanya aura yang saya rasakan beda...hhmmm baru
ilustrasinya saja udah membuat suasana ngak nyaman, gimana asli neraka yah...hhmmm
jangan sampai masuk neraka deh.
Buat saya yang menarik
adalah taman hiburan tematik yang menampilkan kehidupan manusia.
Ada juga adegan-adegan indah dari legenda Tiongkok lainnya, seperti Perjalanan ke Barat dan Legenda Ular Putih serta aneka tokoh seperti pemain sumo. Hiasan gua dan batunya juga bagus-bagus loh buat foto.
Ada juga adegan-adegan indah dari legenda Tiongkok lainnya, seperti Perjalanan ke Barat dan Legenda Ular Putih serta aneka tokoh seperti pemain sumo. Hiasan gua dan batunya juga bagus-bagus loh buat foto.
Perjalanan ke tempat
ini mudah, cukup naik MRT dari bandara changi tapi cukup lama 1 jam 10 menit
tapi ok lah gratis dan naik MRT pp murah juga, ngak sampai s$4. Saya hanya
sejam disini lalu segera ke bandara changi.
Di Changi Terminal 2
saat pemeriksaan imigrasi pulang sudah mulai mengunakan mesin scan seperti di
Australia, bedanya disini scan paspor dan jari kalau Australia scan paspor dan
foto wajah.
Setelah terbang hampir
2 jam tibalah saya di Jakarta dan setelah menunggu bagasi hampir 30 menit
barulah kami bergegas pulang.
Oleh Kumala Sukasari
Budiyanto