Hari ke 6
Hari ini acaranya perjalanan dari Queenstown ke Lake Takepo dan sesampainya disana naik heli ke arah Mount Cook dan ikut tour Earth & Sky untuk melihat bintang.
Hari ini acaranya perjalanan dari Queenstown ke Lake Takepo dan sesampainya disana naik heli ke arah Mount Cook dan ikut tour Earth & Sky untuk melihat bintang.
Perjalanan pagi ini disambut pemandangan salju dan suasana sendu sampai ke wilayah Cromwell.
Pemandangan gunung berselimut salju tampak sendu sekali. Kami juga melihat tempat buggy jumping.
Setelah melewati Cromwell ke arah Twizel. Pemandangan benar-benar cantik. Gunung yang berselimut salju putih disinari matahari yang cerah.
Apalagi yang ada perpaduan dengan Lake Dunstan....benar-benar ciptaan Tuhan itu bagus banget.
Apalagi yang ada perpaduan dengan Lake Dunstan....benar-benar ciptaan Tuhan itu bagus banget.
Saya melakukan perjalanan ini dengan bis intercity yang kali ini menggunakan Newman Bus. Murah banget, hanya NZ$27 karena saya pesan lebih awal. Supir nya juga bawel banget, banyak cerita dan dia juga kasih kesempatan foto di Lake Pukaki yang cantik.
Hari ini saya beruntung bisa lancar perjalannya ke Lake Tekapo. Minggu lalu dan juga hari kemarin katanya ditutup karena banjir akibat salju yang mencair....wah gawat juga yah andai hari ini terjadi, saya kudu beli tiket bis lagi dan rugi pesan kamar hotel....tapi Tuhan memang baik hari ini dikasih jalan yang lancar plus pemandangan yang spektakuler.
Saya sampai di Tekapo jam 12 siang. Jreng jreng kanan kiri jalan salju. Hotel Blue Pepper sih cuma diseberang agak kanan dikit dari tempat pemberhentian bus....tapi beberapa jalan yang ditapak ada sisa salju (kalau disampingnya sih bejibun he...he...). Baru kali ini saya jalan gerek gerek koper di tengah salju.
Urusan kamar saya awalnya pesan yang standar dan mau ubah ke lakeview yang dekat depan/reseptionis tapi habis. Akhirnya coba liat kamar yang standar tapi agak belakang dan pakai acara jalan mutar-mutar ditengah kamar-kamar bersalju. Lalu resepsionis satunya yang orang Malaysia hampiri kami dan sampai ke kamar lalu dia muka saya muka mikir lalu dia tawarin kamar suite yang dekat reseptionis tapi nambah nz86. Ya udahlah daripada ntar malam-malam pulang tour saya gelap-gelap dan dingin jalan kejauhan akhirnya saya pindah ke kamar suite yang udah mirip apartemen, lantai 1 untuk ruang sofa dan kichen. Lantai 2 tempat tidur dan kamar mandi.
Setelah itu saya mau jalan ke tempat tekapo helicopter yang katanya ada di village (seberang hotel dekat bus berhenti) tapi saat bis ke halte saya lihat tekapo helicopter jauh ada di kiri hotel. Jadi saya nanya deh ama reseptionis yang orang malaysia tadi. Lalu dia bantu saya telpon tim nya tekapo helicopter nanya apa hari ini terbang dan langsung dia bilang pick up....asik dijemput he...he....
Tekapo Helicopter
Cowo bule tinggi dengan gaya yang cocok lah ama dunia helicopter menjemput dan didalam mobil ada 3 orang asal Shanghai. Kami ber-5 akan satu helicopter.
Naik helicopter kami ngak boleh bawa tas jadi hanya kamera dan yang penting-penting di kantongin aja bisanya. Kami disuruh nimbang, nulis nama dan bayar (bisa dengan kartu kredit). Kemudian kami dikasih tahu beberapa hal. Yang penting setelah keluar dari heli harus ke depan, jangan jalan ke belakang heli. Kamera juga jangan nempel kaca.
Kami ber-5 satu per satu naik heli dengan hati-hati karena semuanya baru pertama kali naik heli. Saat heli mulai naik, saya sudah siap-siap tergoncang....eh, kagak sama sekali loh....dan naiknya juga smooth, saya ngak berasa tahu-tahu sudah diatas.
Arah yang dilalui heli dengan pilihan rute Mount Cook Adventure adalah pemandangaan warna turquoise dari Lake Pukaki dan Lake Tekapo, country sheep stations, lalu menuju Mt Cook National Park dan kami snow landing di panoramic Liebig Dome dengan latar puncak Mt Cook, the Tasman and Murchison Glaciers, dan the Southern Alps.
Suhu diatas saat itu minus 15 tapi karena sebentar dan sinar matahari terang, kami tidak berasa kedinginan tapi tentunya kami pakai long john dan jaket light down serta syal, kaos tangan dan sepatu boat.
Baliknya melewat puncak-puncak gunung yang berzig zag dan pemandangan Lake Tekapo dan the Mackenzie basin.
Suhu diatas saat itu minus 15 tapi karena sebentar dan sinar matahari terang, kami tidak berasa kedinginan tapi tentunya kami pakai long john dan jaket light down serta syal, kaos tangan dan sepatu boat.
Baliknya melewat puncak-puncak gunung yang berzig zag dan pemandangan Lake Tekapo dan the Mackenzie basin.
Tak terasa 45 menit berlalu. Harga naik helikopter lumayan mahal nz 360 per orang tapi buat pengalaman dalam hidup bisa ke menginjakkan kaki di puncak gunung daan bersalju pula tanpa harus mendaki, saya rela bayar he...he...
Blue Pepper Hotel
Hotel ini, kata teman saya merupakan kumpulan kamar yang dimiliki oleh banyak orang dan Blue Pepper tim yang mengelola penyewaannya.occupancy rate tempat ini tampak penuh.
Sebagai satu-satunya tempat penginapan yang paling bagus di Lake Tekapo,
Sebagai satu-satunya tempat penginapan yang paling bagus di Lake Tekapo,
Earth and Sky Tour
Saya ikut tur ini dan minta di pick up karena walau kantor mereka dekat dari hotel tapi jalan gelap-gelapan di jalan yang penuh salju mah sesuatu banget deh.
Saya sebetulnya memesan tour yang ke Mount John Observatory tapi karena jalan kesana lagi bersalju tebal, kami di alokasikan ke area tidak jauh dari lake Tekapo dan dana di-refund sebagian. Tujuan utamanya liat bulan dan bintang. Yah jelas banget banyak bintang kelap kelip di depan mata, terutama bintang Jupiter yang bulan Juli adalah the evening star. Disini katanya memang tempat yang paling bagus buat liat bintang karena polusi udaranya hampir ngak ada dan mereka juga menjaga wilayah ini dari polusi cahaya. Daerah ini dibatasi bangunannya dan tiap bangunan yang ada juga tidak diperbolehkan menyalakan lampu terlalu banyak karena tempat ini adalah tempat penelitian astrologinya NZ. Guide-nya punya laser canggih loh yang jika diarahkan ke langit bagaikan pointer yang bisa menunjuk bintang yang diceritakan. Jujur...ceritanya saya banyak yang ngak ngerti karena banyak astronominya. Satu hal pengalaman kalau bintang diteropong itu seperti kumpulan bubuk-bubuk loh. Tadinya saya ngarep bisa liat langit yang agak ber aurora tapi yah mana mungkin yah kan teori waktu liat aurora di Kanada kata guidenya jika ada bintang sukar liat aurora, ini bintangnya malah bejibun. Jadi kami hanya bisa foto bersama dengan bintang-bintang di langit setelah 30 menitan berdingin-dingin ria minus 10 derajat.
Btw, acara makan malam kami tidak di resto tapi take away pesan roti dari hotel karena mau makan dine in di hotel ini kudu book dulu.
Hari ke 7
Hari ini perjalanan ke Timaru, dijemput oleh teman satu sekolahan saya dari TK sampai kuliah, Evelin dan anaknya yang cowo.
Church of God Shepyard
Sebelum berangkat ke Timaru, kami mampir ke Church of God Shepyard di pinggir Lake Tekapo.
Ini hanya bangunan kecil tapi uniknya kaca jendelanya memantulkan gambar dari air danau tapi kali ini airnya membeku.
Ini hanya bangunan kecil tapi uniknya kaca jendelanya memantulkan gambar dari air danau tapi kali ini airnya membeku.
Lalu di pertengahan jalan kami ke kantin Fairlie yang terkenal dengan kue pie. Cafe milik orang jerman ini walau terletak di kota kecil tapi yang beli antri, mungkin karena letaknya yang strategis di pinggir persimpangan jalan menuju arah Tekapo, Geraldine dan Timaru.
Timaru City
Kota kecil ini terletak di pinggir pantai Caroline Bay. Ciri khas pantai ini adalah patung wajah “face of peace”.
Pusat kota dan pertokoan terletak tidak jauh dari pantai ini. Ada beberapa bangunan tua antik seperti St Mary Cathedral.
Sarana transportasi umum di kota ini adalah bis dan ada beberapa rute, yang paling melewati rute strategis adalah rute Timaru Link.
Kami juga sempat belanja di New World, supermarket yang cukup besar dan lengkap di Wai-iti Road.
Hari ke 8
Hari ini bangun tidurnya siang banget, jam 8 pagi. Tidur di kasur yang ada pemanasnya ternyata enak loh....walau awalnya saya takut kesetrum he...he....
The Shearers Quarters Cafe, Timaru
Pagi ini kami diajak tuan rumah ke breakfast di suatu tempat yang unik tidak jauh dari Timaru Airport.
Kafe yang didesain di tengah kandang beberapa jenis binatang ini lucu juga, jadi cafe ala farmers begitu.
Ada kuda poni yang pantatnya sexy berbentuk love, si kambing putih berjenggot kuning, ayam yang bulunya seperti pakai wax, bebek dan babi berbulu hitam sepertinya babi hutan.
Kami makan aneka pie dan minuman hangat. Buat kami kue nya enak banget...ya, kalo ke tempat bule memang lebih bagus cari makanan khas nya, pasti lebih enak rasanya.
Timaru Airport
Airportnya kecil banget tapi ada minuman gratis loh. Hanya kami berdua tampang wajah asia yang akan naik pesawat kecil kapasitas 50 orang ini....hi..hi..bagaikan orang bule nyasar di Cirebon kali yah...
Nyali kami naik pesawat kecil sudah besar sejak 2 hari lalu berhasil mencoba naik helicopter ke Mt Cook. Pesawat kami dari Timaru ke Wellington memang kecil, tapi syukur karena cuaca bagus dan ini pesawat Air NewZealand, pesawat lokal yang menguasai wilayah, maka take of dan landing smooth sekali. Kami yang dapat tempat duduk paling belakang juga masih merasa nyaman. Selama perjalanan kami juga menikmati pemandangan yang indah karena pesawat terbang rendah.
Wellington Airport
Kami transit disini 8 jam. Lama sih tapi ini jadwal yang paling pas karena saya ngak berani mengambil jam transit yang mepet jika mengunakan airline yang berbeda.
Ngapain 8 jam disini. Pertama, nulis artikel, kedua belanja, ketiga rapiin tulisan artikel perjalanan dan keempat makan dan makan.
Oh iya, di NZ skin care nya banyak yang bagus termasuk krem untuk lingkaran bibir yang kering atau cold sore. Cari yang berjudul Pawpaw (pepaya). Ada juga krim lain dari lanolin dan buah kiwi. Bisa dibeli di toko obat dan di airport Wellington bisa beli di Simply New Zealand, toko di area international gate.
Saya sebenarnya ingin foto dengan patung si Gollum yang katanya dipasang di atap ruang tunggu tapi udah ngak ada. Gantinya patung Gandaff naik elang yang digantung diatas terkesan sedang terbang.
Btw, saya sering nyebut si Gollum dan bahkan memasukkan nama ini sebagai judul, bukannya nge-fans tapi saya suka akan penggambaran kisah Lotr yang menggambarkan kalau orang yang serakah dan jahat ini yang menyebabkan balada perebutan cincin ini, berubah menjadi buruk...keriput dan kurus kering....kalau orang jahat dan serakah disekitar kita gimana yah...umumnya sih auranya gelap tapi ada juga sih yang menutupi dengan sifat super ramah yang ngak jelas ha..ha...
Btw, saya sering nyebut si Gollum dan bahkan memasukkan nama ini sebagai judul, bukannya nge-fans tapi saya suka akan penggambaran kisah Lotr yang menggambarkan kalau orang yang serakah dan jahat ini yang menyebabkan balada perebutan cincin ini, berubah menjadi buruk...keriput dan kurus kering....kalau orang jahat dan serakah disekitar kita gimana yah...umumnya sih auranya gelap tapi ada juga sih yang menutupi dengan sifat super ramah yang ngak jelas ha..ha...
Jam 8 malam, pesawat kami berangkat dari Wellington menuju Singapore dan transit di Canberra. Bye-bye NZ, kami pulang sambil ditemani sepasang boneka biri biri yang kami beli di airport seharga NZ20.
Hari ke 9
Setelah pagi mendarat di Singapore, kami lanjut lagi terbang ke Jakarta dan tiba di Jakarta jam 8.30 pagi.
Thanks God sudah memberikan kesempatan kepada kami melihat alam ciptaanMu yang masih indah membentang di semua wilayah NZ yang kami lewati, dan menghirup udara segar yang bebas polusi di NZ.
Keindahan NZ itu ada diseluruh pelosok negeri khususnya di South Island. Hampir semua South Island berisi pemandangan indah. Negara lain yang pernah saya kunjungi juga banyak yang indah tapi hanya di sebagian tempatnya, tapi kalau South Island nya NZ itu semua pemandangannya indah.
Oleh Kumala Sukasari Budiyanto