Wisata kali ini saya memilih Hong Kong ( HK) dan dua kota di dekatnya yaitu Macau dan Shenzen. Alasan memilih wisata ke HK karena saya belum sempat keliling setiap sudut kota ini, 15 tahun lalu saya pernah ke kota ini juga Macau dan Shenzhen tapi hanya sebentar dan belum sempat mencoba transportasi umumnya. Perkembangan kota Shenzhen saat ini juga membuat saya penasaran mengunjunginya kembali.
Kali ini, saya pergi berempat dengan adik saya dan dua rekan aya Eva dan Mery. Kami naik pesawat Garuda yang tiketnya saat kami beli sedang promo, pp Rp 4.5 juta. Awalnya teman saya ajak ikut tour, saya bilang ogah ahhh....ke benua lain aja saya banyak yang jalan sendiri....ini cuma HK dan sekitarnya...saya mau bebas, ngak mau diajak ke toko-toko, BT banget kalau disuruh nungguin orang belanja di tempat belanja yang saya ngak suka dan tunggu-tungguan pula karena ada yang lupa diri, belum lagi kalau dirayu-rayu disuruh belanja, terus saya kan hobby nyoba kendaraan umum negara lain...mana bisa kalau ikut tour.
Hari ke 1 - Hong Kong
Kami terbang 4 jam an dari Jakarta dan mendarat di HK International Airport yang terletak di pulau Chep Lap Hok. Wilayah Hong Kong terdiri dari beberapa pulau, Chep Lap Hok, Lantau, Hong Kong dan Kowloon. Bepergian antar pulau-pulau ini tidak harus jalan air, rute jalan darat melalui jembatan dan jalan di bawah laut dengan MTR yang lebih banyak digunakan oleh penduduk lokal.
Setelah tiba di bandara dan melewati imigrasi yang sudah tidak memberikan stempel di paspor (hanya diberikan print out kertas super kecil), kami mencari counter yang menjual tiket transportasi dan kami memilih Octopus Card dengan harga deposit hk$50 yang bisa di redeem setelah kita gunakan.
Dari airport, kami memilih naik bus A21 karena hotel kami, Novotel Nathan Road terletak persis di depan stop no 10 bis ini. Bis dua tingkat lini dilengkapi rak untuk menaruh koper yang dilengkapi kamera yang bisa kita awasi dari tingkat dua bis.
Kami tiba sudah cukup sore dan jadwal hari ini hanya makan malam dan melihat Symphony of The Light.
Kami dinner di Chai Fok, restauran di samping hotel yang biasa digunakan untuk pesta. Makannya enak dan harga kurang lebih mirip dengan restaurant Duck King di Jakarta.
Setelah kenyang, kami naik bus no 1a dan turun di halte HK Cultural, lalu kami jalan ke arah Clock Tower.
Disinilah kami menikmati Symphony of the Light, atraksi lampu dan musik dari jam 8 malam sampai 8.15. Atraksinya cukup menghibur namun atraksinya tidak secanggih atraksi di Marina Bay Sands, Singapore.
Hari ke 2 - Macau
Kami berangkat dari HK ke Macau dengan kapal fery dan hanya membawa tas kecil, koper kami tinggal di hotel HK. Perjalanan kapal fery selama 1 jam diiringi hujan lebat saat di 30 menit terakhir, jadilah kapal kami bergoncang-goncang cukup keras.
Setelah tiba di terminal kami minum teh/ kopi dan bakpao di lantai 3 terminal untuk melepaskan rasa yang tidak enak sehabis tergoncang-goncang di kapal fery.
Setelah fresh kami menuju pintu keluar dan di seberang terminal tampak deretan shuttle bus dari casino-casino yang ada di kota ini. Kami menyeberang kesana melalui subway (jalan bawah tanah).
Kota yang penuh dengan kasino ini sangat men-support fasilitas kendaraan bagi pengunjung kota ini. Bus umum seingat saya tidak saya lihat sama sekali, adanya bus-bus gratis yang disediakan kasino dan taxi. Bus-bus yang disediakan kasino ini gratis dan umumnya tidak mengecek apa kira hanya berkunjung atau juga menginap disana. Bus ini beroperasi sampai tengah malam tapi mulai beroperasinya tidak pagi-pagi sekali, baru mulai jam 9 pagi...maklum kan disini kebanyakan orang yang bergadang bukan yang hobby bangun pagi.
Perjalanan kami ke City of Dream (CoD) yang terletak di daerah Cotai Strip melalui jembatan yang cantik yang menghubungkan pulau Makau dan Cotai. Kota ini dibandingkan saat kunjungan saya 15 tahun yang lalu tampak jauh lebih rapih, modern dan masyarakatnya tampak lebih sejahtera.
Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan, tibalah kami di CoD yang kompleks hotel dan casino CoD yang terletak diseberang Venetian. Di lobby utama terpampang akuarium tiga dimensi yang menampilkan putri duyung yang sexy, kamipun langsung berfoto bersamanya.
CoD lokasinya cukup luas dan mewah. Ada 3 hotel disini, salah satunya Hard Rock Hotel dimana kami menginap...hotelnya bagus, kamar besar dan cukup mewah dengan fasilitas mini bar berisi wine dan bir yang berkelas...hhmmm karena nih kamar isinya banyak barang mahal, deposit diminta banyak HK$2000 per kamar ha...ha... Harga kamar kami tergolong murah untuk kelas hotel bintang 5, hanya HK$1000 ditambah breakfast HK$155. Hotel di Macau yang nyaman memang mahal, jadi kali ini kami sekalian nyobain hotel mewah dengan harga promo deh ha...ha...
Kami tiba jam 11 siang, pengunjung sepi banget, toko-toko di CoD hanya tampak penjaganya di tengah-tengah barang-barang mewah yang dijualnya, lorong pertokoan sepi, hanya kami aja yang lagi jalan, di tempat casino juga keliatan sepi....hhmmm, pada tobat ngak judi kali yah? hhmmm...kagak lah yah...jam segitu belum jamnya deh, ntar malam coba kita lihat pasti ramai.
Setelah check in yang kebetulan dapat lebih awal, kami naik shuttle bus CoD ke Largo do Senado. Semua shuttle bus CoD dengan berbagai tempat tujuan tertata rapih di basement. Setelah menunggu tidak sampai 5 menit tibalah shuttle bus yang kami tunggu, shuttle yang berhenti di hotel Sitra yang tidak jauh dari Largo do Senado.
Di Largo do Senado, pemandangan yang bagusnya bangunan bergaya portugis dan lantainya bermotif unik dan fotogenik. Di lokasi ini banyak terdapat berbagai macam toko, mulai dari toko kue egg tart, aneka makanan chinese food sampai Mcdonald. Toko baju dan souvenir juga banyak di lokasi ini.
Jalan lebih ke dalam kita akan menemui Ruin of St Paul. Gereja portugis abad ke 17 yang runtuh dan tersisa hanya bagian dinding depannya
Untuk menjaga kestabilan bangunan, di bagian belakang di pasang tiang-tiang besi dan di bagian belakang ini juga terdapat beberapa kuburan yang dilapisi kaca dan rumputnya dihias.
Setelah puas main disini, kami makan egg tart yang legit dan mie bakso yang rada aneh rasanya, lalu balik ke depan hotel Sitra untuk naik shuttle bus ke CoD.
Sampai di CoD kami jalan ke arah Venetian lalu menyeberangi jalan. Venetian desainnya cantik ala kota Venesia dilengkapi dengan kanal buatan dan juga langit buatan. Disini selain ke Casino, kita bisa juga belanja, makan atau keliling kanal ditemani pendayung bergaya ala Venesia. Disini pengunjungnya tampak lengang.
Kami disini sampai jam 7 malam, lalu menyeberang kembali ke CoD disambut rintik hujan dan hembusan angin yang cukup dingin.
Memasuki area CoD suasana lebih lengang lagi dari di Venetian....saya sampai bingung, ini ngapain yah mewah-mewah tapi sepi. Kami jalan-jalan keliling melewati toko-toko lalu makan bubur di restaurant yang cukup berkelas, karyawannya cukup banyak dan areanya luas, tapi yang makan saat itu hanya kami dan 1 kelompok tamu lagi...gile, apa ngak rugi yah....
Kami nongkrong sejam lebih disini, lalu jam 9 malam barulah kami jalan balik ke arah hotel. Hhhmm, kali ini suasana berbeda, orang banyak berlalu lalang dan casino tampak banyak pengunjungnya. Oalah berarti yang judi itu ngak dimana-mana yang enakan sambil begadang. Jadilah kami berbeda, orang-orang berkeliaran, kami malah masuk kamar he..he...
Hari ke 3 - Hong Kong
Kami menuju terminal kapal fery Macau dengan naik taxi karena shuttle baru beroperasi jam 9, sedangkan kapal kami jam 9.30. Disini memang areanya orang bergadang, shuttle nya start tidak terlalu pagi, pengunjung yang menikmati breakfast juga masih sepi saat kami breakfast jam 7 an.
Perjalanan kapal fery kali ini tidak banyak guncangan karena cuaca cerah. Sesampainya di terminal HK kami naik MTR naik ke arah hotel.
Kami check in, lalu bergegas menuju stasiun Central. Di exit K, kami menemui guide dari www.klook.com. Membeli karcis via klook selain suka ada promo juga karcisnya termasuk fasilitas antrian khusus saat naik ke The Peak dan mereka punya akses jalan khusus dari stasiun Central ke lower station The Peak jadi jalan kakinya ngak jauh dari station Central. Kami beli paket The Peak Tram pp plus Sky Terrace dan priority pass untuk naik Tram saat berangkat. Untuk baliknya tidak tersedia priority pass, jadilah kami harus antri panjang ditemami udara yang dingin.
Walau sudah di lajur cepat, antriannya cukup lama juga. Kami menunggu sekitar 15 menit untuk naik tram tercuram di dunia ini. Pemandangan paling ok selama perjalanan adalah sensasi curamnya jalan yang dilalui, sedangkan pemandangan kota HK paling ok dari Sky Terrace yang berlokasi di lantai 7.
Di The Peak cukup ramai dan tampak banyak wisatawan mancanegara. Toko souvenir dan kios makanan juga banyak di sini, namun untuk toilet aneh sekali di sini hanya ada di lantai bawah saja yang ada Madame Tussaud, itupun toilet wanitanya cuma 3 kamar...heran sih kenapa mereka tidak siapkan banyak.
Di lantai agak atas ada area yang menghubungkan dengan satu gedung lainnya yang tampak ada kios-kios makanan dan juga Tricky Eye foto dan untuk toilet ada atau tidak di gedung yang ini saya belum periksa.
Pemandangan di The Peak makin indah di malam hari, lampu-lampu gedung di HK tampak semarak sekali, namun perlu perjuangan bertahan di teras terbukanya, saat itu dingin dan anginnya lumayan kencang.
Di The Peak untuk melihat pemandangan kota ada di dua lantai. Satu di lantai yang agak tengah dan ini gratis, kemudian di Sky Terrace yang perlu beli karcis. Kami beli paket The Peak Tram pp plus Sky Terrace dan priority pass untuk naik Tram saat berangkat. Untuk baliknya tidak tersedia priority pass, jadilah kami harus antri panjang ditemami udara yang dingin..
Dari lower terminal The Peak kami naik taxi, sebab jika naik MTR jalan cukup jauh karena tidak ada guide Klook yang punya akses masuk gerbang satu gedung itu seperti saat berangkat dan naik bus perlu jalan sedikit tapi rutenya bukan "jalan babi" jadi daripada nyasar mending naik taxi.
Apa maksudnya "jalan babi"? Ini istilah kami kalau perjalanan balik melalui jalan yang persis sama dengan jalan saat berangkat, itu seperti gayanya babi yang selalu jalan balik sesuai jalan semula.
Nah, tapi nih saat naik taxi dari The Peak yang berlokasi di pulau HK ke hotel kami di pulau Kowloon, mahalnya ajugileee, HK$ 270. Padahal di argo tertulis HK$135 plus tol HK$50, nah kata driver nya ada plus plus lagi...ngak jelas apaan...dari hotel ke Kowloon ke airport yang letaknya lebih jauh dan beda pulau juga harga hanya HK$ 260 an...aneh kan...setelah saya baca-baca artikel, saya makin yakin ini dikerjain deh. Dituruninnya juga diseberang hotel, ada subway sih dan jadi bisa langsung lihat area Temple Street. Kami sempat melonggok sebentar tapi langsung jalan ke arah hotel, niatnya mau makan di Choi Fok lagi tapi ngak bisa karena sedang ada pesta.
.....bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.